Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup Kristiani kita;
Pula kita makin bersatu dalam Kristus makin berjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta;
Sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat Rumusan PKKI II, no 6. Lalu, 2007:97.
Komunikasi iman yang dilakukan oleh para Bruder Maria Tak Bernoda MTB diharapkan agar mereka sungguh mampu bersaksi terhadap iman mereka akan Yesus
Kristus. Mereka juga mampu untuk berdialog dalam suasana terbuka, ditandai sikap saling menghargai dan saling mendengarkan untuk membagikan pengalaman iman
akan Allah, yang dekat serta memberikan diri-Nya melalui sesama bruder dan juga orang lain.
6. Komunikasi Dengan Tradisi Kristiani
Tradisi pertama tama mengenai Yesus yang diakui sebagai Kristus Tuhan. Dasar iman orang kristiani adalah pribadi Yesus Kristus dan iman para rasul akan Dia
sebagai penyelamat. “Dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang
Kudus dari Allah Yoh. 6:69. “Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup Mat. 16:16. Kesaksian para rasul yang terungkap dalam Kitab Suci dan dihayati oleh Gereja sepanjang masa, merupakan unsur penting dalam
komunikasi iman. Komunikasi iman juga mencakup ajaran Gereja yang secara resmi diteruskan oleh hirarki yang mencakup tradisi, spiritualitas, liturgi dan praktik hidup
Gereja yang menampakkan Kristus. “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu
satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk pertama kalinya disebut Kristen” Kis. 11:26. Dalam Statuta peraturan hidup
Bruder MTB 2014: Art. 8 dikatakan bahwa: Pembaktian diri kepada Allah kita wujudkan dengan niat dan kemauan yang
kuat setiap hari kita wajib mengikuti perayaan Ekaristi dan melaksanakan ibadat harian serta menciptakan keheningan dalam komunitas agar secara
teratur dapat menjalankan samadi dan merefleksikan pengalaman perjumpaan kita dengan Allah dan sesama baik di dalam maupun di luar komunitas.
Iman seorang kristiani didasarkan oleh pribadi Kristus sendiri dan iman para rasul akan Dia sebagai penyelamat. Maka komunikasi iman tidak bisa terlepas dari
kesaksian para rasul tersebut, yang pertama-tama terungkap dalam Kitab Suci dan dihayati oleh Gereja sepanjang masa sampai saat ini. Maka dari itu, komunikasi iman
juga menyangkut ajaran Gereja yang secara resmi diteruskan oleh hierarki. Ajaran Kristiani harus dimengerti secara luas, menyangkut tradisi, spiritualitas, liturgi, dan
segala praktik hidup Gereja yang menampakan Kristus Lalu, 2007:18. “Tradisi
memang berpangkal dan berasal dari Yesus, tetapi tidak dirumuskan dan dituliskan oleh Yesus sindiri. Tradisi dan Kitab Suci merupakan pengungkapan iman akan
Yesus. Maka di dalamnya juga terungkap sikap manusia yang benar di hadapan Allah dan sesama. Di dalam Tradisi termuat banyak unsur etis atau moral juga. Tetapi itu
pun dalam rangka iman akan Yesus. Iman akan Yesus berarti keyakinan bahwa “Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah” 2Kor 1:20; “di dalam Dia berkat
Abraham sampai kepada bangsa-bangs a lain” Gal 3:14. Karena itu Tradisi tidak
hanya berbicara mengenai tindakan penyelamatan Allah, mulai dengan panggilan Abraham. Seluruh sejarah bangsa Yahudi sampai zaman Yesus termasuk
Tradisi” Konferensi Waligereja Indonesai bdk. Iman Katolik, KWI. 1996:187.
Sesungguhnya berdoa merupakan ungkapan syukur, pujian dan hormat kepada Allah. Hendaklah kita laksanakan perbuatan mulia ini dengan indah
lagi khidmat. Ketergesaan, kesombronoan dan sikap mengabaikan kiranya akan menipiskan pengungkapan iman kita. Secara teratur Ekaristi dirayakan
juga dalam komunitas kita; bila mungkin satu kali dalam seminggu. Kita perlu mengadakan adorasi bersama sebulan sekali. Hendaknya dibacakan Anggaran
Dasar, Konstitusi dan Statuta sekurang-kurangnya sekali sehari. Sebaiknya diadakan juga sharing Kitab Suci, Anggaran Dasar, Konstitusi dan Statuta
sekurang-kurangnya dua minggu sekali Statuta Bruder MTB 2014: Art. 67.
“Tradisi berarti adat kebiasaan, baik dalam ibadat maupun dalam hidup bersama. Bahkan organisasi jemaat juga termasuk di dalamnya. Boleh dikatakan bahwa
Tradisi sebenarnya tidak lain daripada komunikasi iman jemaat, sepanjang masa. Komunikasi iman tidak terbatas pada pengungkapan iman saja, baik dalam ajaran
maupun dalam ibadat, tetapi juga menyangkut perwujudan iman dalam hidup yang konkret. Yang paling penting ialah bahwa iman sendiri diakui sebagai anugerah
Allah. Maka yang membuat Tradisi dan juga umat bukanlah manusia, melainkan Allah yang memanggilnya. Umat sendiri diimani sebagai umat Allah, yang digerakan
dan dipersatukan oleh Roh Allah. Memang umat itu manusia yang dipanggil Allah dan oleh karena itu umat juga mempunyai struktur dan organisasi insani” Konferensi
Waligereja Indonesai Iman Katolik, KWI. 1996:188. “Dalam doa dan meditasi, dalam dialog dengan orang lain kita lebih mendalami
latarbelakang keberadaan kita serta arah kehidupan dan maksud-tujuan karya kita. Selama hari-hari permenungan itu kita mengalami diri lagi sebagai anggota
persekutuan yang membutuhkan penerangan atas panggilan kita dari waktu ke waktu. Dengan demikian hari-hari tersebut akan menghasilkan orientasi baru yang mutlak
perlu untuk penghayatan hidup kita” Konstitusi Bruder MTB 1999: Art. 197. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Usulan Program Katekese