kesamaan penelitian oleh para ahli tentang broken home namun ada perbedaan dengan penelitian dari peneliti yaitu peneliti lebih melihat atau mendalami
remaja yang mengalami broken home masih memiliki motivasi atau tidak dalam belajar di sekolah.
C. Kerangka Pikir
Broken Home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai
motivasi dalam belajar di sekolah. Broken Home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak
disiplin di dalam kelas mereka sellalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka hanya ingin mencari simpati pada teman-
teman mereka bahkan pada guru-guru mereka.
Gambar 1.1 Dari gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa remaja yang memiliki
keluarga yang utuh atau harmonis sehingga kebutuhan remaja untuk memiliki motivasi belajar tinggi. Remaja yang memiliki motivasi yang
MOTIVASI BELAJAR TINGGI
AYAH IBU
REMAJA
tinggi akan selalu di dukung oleh kedua orang tuannya yang selalu memperhatikan anaknya dalam belajar entah di sekolah maupun di rumah.
Gambar 1.2 Dari gambar 1.2 diatas menunjukkan bahwa motivasi belajar
remaja sangat rendah karena memiliki keluarga yang sudah tidak utuh atau tidak harmonis. Setiap kasus anak yang mengalami Broken Home, anak
selalu menjadi atau dijadikan korban. Menjadi korban karena haknya mendapat lingkungan keluarga yang nyaman tidak diperoleh dari orang
tuanya. Remaja dijadikan korban karena orang tua kerap melibatkan anak dalam konflik keluarga. Banyak orang tua yang saling tarik menarik anak
saat konflik berlangsung dengan alasan cinta. Anak akan menjadi bingung
IBU AYAH
REMAJA
MOTIVASI BELAJAR RENDAH
sehingga anak akan terombang ambing antara dua orang yang mengaku paling menyayanginya.
Banyak diantara anak korban Broken Home yang memilih lari dari keluarganya dan lebih memilih bersahabat dengan narkoba atau hal-hal
negatif lainnya. Tidak hanya itu anak yang mengalami Broken Home kebanyakan diantaranya kurang mempunyai motivasi dalam belajar.
Berbeda sekali dengan anak yang memiliki keluarga yag utuh atau harmonis mereka cenderung akan lebih memperhatikan anaknya
khususnya dalam belajar sehingga anak akan termotivasi belajarnya di sekolah. Anak yang mengalami Broken Home cenderung lebih kurang
motivasi dalam belajarnya karena orang tuanya kurang memperhatikan anak dalam belajarnya di sekolah.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan sifat, tujuan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang masih bersifat
sementara, akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan Sugiyono, 2010:283. Dilihat berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini
berjenis penelitian studi kasus. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu wawancara dan
observasi atas fenomena yang terlihat. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi-terstruktur. Artinya dimana peneliti tidak terlalu
bergantung pada bahan wawancara dapat berjalan lebih fleksibel dan terarah.
Selain menggunakan
metode wawancara,
peneliti juga
menggunakan metode observasi, yaitu mengobservasi perilaku subjek berdasarkan data yang diperoleh dari teman-teman dekat subjek.
Penelitian kualitatif dapat bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Pemanfaatan teori-
teori yang relevan sebagai analisis data kualitatif dapat menghasilkan deskripsi yang mendalam dari kasus subjek. Oleh karena itu laporan
kualitatif dibuat dalam dalam bentuk studi kasus yang mendalam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI