2.1.10 Minat Beli Konsumen
Minat beli willingness to buy merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor 1995:143,
minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat beli juga dapat
didefinisikan sebagai kemungkinan bola pembeli bermaksud untuk membeli suatu produk. Segala sesuatu sesuatu yang menjadi sama, minat beli secara
positif berhubungan dengan persepsi keseluruhan pada akuisisi dan transaksi nilai. Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan
lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi.
Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya
beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh
banyaknya rangsangan stimuli dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut
kemudian diproses dalam diri seusai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi untuk membeli. Menurut Keller 1998:78, minat beli
konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau
seberapa besar kemungkinan konsumen berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Sedangkan Mittal 1999:126 menemukan bahwa fungsi dari minat
konsumen merupakan mutu produk dan mutu layanan. Minat konsumen untuk membeli suatu produk adalah berhubungan dengan karakteristik pada suatu
negara dan orangnya. Minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai
berikut, yakni minat transaksional, minat referensial, minat preferensial dan minat ekploratif Ferdinand:2002,129 mengatakan bahwa minat beli yang
diakibatkan daya tarik produk atau jasa yang ditawarkan meruapakan suatu mental dari konsumen untuk merefleksikan rencana pembelian suatu produk
terhadap merek tertentu. Selain itu juga Mason 1990:89 juga berpendapat bahwa naiknya daya tarik terhadap suatu produk yang sudah ditetapkan dapat
meningkatkan tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi disini sama halnya dengan minat beli konsumen.
Minat beli dengan mengacu pada pendapat Doods dkk dalam Sutantio 2004,p.252 adalah kemungkinan pembeli berminat untuk membeli suatu
produk. Sementara itu Howard dalam Sutantio 2004, p.256 mengartikan intention to buy sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.
Ferdinand dalam salah satu penelitiannya 2002,p.129 menyatakan bahwa indikator minat beli antara lain:
1 minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk. 2
minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain,
3 minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini dapat berubah bila terjadi sesuatu dengan produk
preferensinya, 4
minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Dalam Sutantio 2004,p.253 dikatakan bahwa dalam ekstensi merek, apabila calon pembeli sudah mempunyai cukup informasi mengenai merek
induk dan sudah terbentuk persepsi, apabila persepsi tersebut positif maka calon pembeli tersebut biasanya akan tertarik untuk membeli produk ekstensi
yang ditawarkan, terutama apabila mereka melihat bahwa produk ektensi tersebut mempunyai kaitan yang logis dengan produk dari merek induk. Oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
karena itu minat beli konsumen oleh beberapa peneliti terdahulu sering digunakan sebagai indikator kesuksesan suatu produk di pasar.
Sementara itu minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap kulitas pelayanan
suatu perusahaan dan berniat melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut. Peneliti lainnya juga
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan akan mempengaruhi intensi perilaku untuk membeli jasa dari penyedia jasa yang sama. Sementara itu Fornell
1992:98 menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan yang puas akan melakukan kunjungan ulang pada waktu yang akan datang dan
memberitahukan kepada orang lain atas jasa yang dirasakannya. Salah satu teori yang dapat menerangkan hubungan antara sikap, minat
dan perilaku adalah teori dari Fishbein dan Ajzen, tentang model intensi perilaku.Fishbein’s Behavioral Intention Model atau lebih dikenal dengan
teori Reasoned Action. Perilaku seseorang pada dasarnya sangat tergantung kepada minatnya. Sementara itu minat berperilaku sangat tergantung pada
sikap dan norma subyektif atas perilaku. Sebenarnya sikap dan norma subyektif seseorang juga dipengaruhi oleh keyakinan atas akibat dari perilaku.
Model lain dikemukakan oleh Bentler dan Spencer yaitu adanya perilaku masa lampau yang dapat mempengaruhi minat secara langsung dan perilaku
mengkonsumsi ulang pada waktu yang akan datang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Howard dan Sheth memperlihatkan adanya variabel tanggapan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
response variabel yaitu keputusan untuk membeli, dimana konsumen yang puas akan melakukan konsumsi ulang pada waktu yang akan datang dan
memberitahukan orang lain atas kinerja produk atau jasa yang dirasakannya. Oliver 1997:158 mengatakan bahwa dalam banyak penelitian yang
membahas mengenai kepuasan konsumen atau pelangan terlihat adanya hubungan yang positif antara kepuasan dan pembelian ulang, dimana apabila
konsumen memperoleh kepuasan akan pelayanan dan jasa yang dikonsumsi maka akan cenderung untuk melakukan konsumsi ulang.
Penelitian sebelumnya dari Howard dan Sheth 1969:97 pun menyatakan bahwa jika suatu merek mampu memberikan kepuasan, maka
potensi merek dalam memenuhi alasan keinginan membeli tersebut pasti akan meningkat, dengan demikian kemungkinan pembeli membeli merek tersebut
juga akan meningkat. Dengan pembelian yang berulangkali terhadap satu atau lebih merek dan merek tersebut memuaskan maka kemungkinan besar pembeli
tersebut akan menunjukkan satu proses keputusan pembelian yang rutin, yang dalam tahap tahap pembelian selanjutnya akan terstruktur dengan baik,
sehingga mendorong percepatan proses pengambilan keputusan membeli. Dalam suatu promosi yang dilakukan oleh perusahaan apakah suatu
usaha promosi tersebut telah sudah optimal atau belum dapat terlihat dengan suatu perilaku konsumen dengan keinginan untuk mencari suatu informasi
mengenai produk yang ditawarkan. Minat adalah konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi.
Minat beli tidak dapat dipisahkan dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
teori keputusan konsumen, karena minat merupakan salah satu dari proses akhir keputusan pembelian dari konsumen. Adapun bagan proses membeli
konsumen, salah satunya dalam tahapan tersebut minat atau keinginan membeli konsumen.
Gambar II. 2 Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Sumber : Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium hal. 129
EVALUASI ALTERNATIF
MINAT NIAT PEMBELIAN
SIKAP ORANG LAIN
FAKTOR SITUASI YANG TIDAK
TERANTISIPASI KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2.1.11 Pengaruh Variabel-Variabel Bauran Promosi Terhadap Minat Beli.