Voucher Jurnal Buku Besar

69 b. Voucher jurnal digunakan oleh RS. Panti Rini dengan form voucher yang dijadikan satu dalam sebuah form. Form tersebut meliputi RKPRI, BKM, BKK, BBM. c. Buku pembantu piutang tidak digunakan di RS. Panti Rini, karena bagian akuntansi hanya mencatat transaksi ke dalam jurnal umum kemudian diposting ke buku besar. d. Buku besar umum di RS. Panti Rini digunakan untuk mencatat semua transaksi yang dijurnal. d. Jaringan Prosedur yang Terkait dengan Sistem Penerimaan Kas RS. Panti Rini Tabel 3.4. Perbandingan Prosedur yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas di RS. Panti Rini dengan Kajian Teori Sistem Penerimaan Kas. No. Teori Praktek Keterangan 1. Prosedur Penerimaan Pembayaran Ada Prosedur ini dilaksanakan oleh kasir 2. Prosedur Penerimaan Kas Ada Prosedur ini dilaksanakan oleh kasir dan bagian keuangan 3. Prosedur Pencatatan Piutang Ada Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi 4. Prosedur Pencatatan Kas Ada Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi 5. Prosedur Pengawasan Ada Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi Sumber: Hall 2013 dan hasil wawancara dan observasi. Semua prosedur berdasarkan kajian teori sistem penerimaan kas sesuai dengan prosedur terkait dengan sistem penerimaan kas untuk rawat 70 inap dari pasien umum yang diterapkan di RS. Panti Rini, prosedur- prosedur tersebut yaitu: 1. Prosedur penerimaan pembayaran dilaksanakan oleh kasir RS. Panti Rini dengan pembayaran secara tunai dan non tunai menggunakan kartu debet atau kredit kredit. Bukti transaksi yang digunakan dalam pembayaran tersebut adalah BPUM, Struk EDC, dan KRI. Daftar pembayaran menggunakan REDC, RPUM, dan RKPRI dan penerimaan kas dilaporakan menggunakan BKM, BKK, LKH K01 dan K02. 2. Prosedur penerimaan kas dilaksanakan oleh kasir dan kepala bagian keuangan RS. Panti Rini. Kasir RS. Panti Rini menyetorkan penerimaan kas ke brangkas dengan BKM, BKK, LKH K01 sebagai bukti penerimaan kas sekaligus sebagai laporan penerimaan kas. Kepala bagian akuntansi memeriksa jumlah penerimaan kas di brangkas kemudian dilaporkan menggunakan BKM K02 dan LKH K02, selanjutnya penyetoran bank dilakukan dengan bukti transaksi SSB yang dilampiri BKK K02 dan BBM. 3. Prosedur pencatatan piutang dilaksanakan oleh staff dan kepala bagian akuntansi. Kepala bagian keuangan pada akhir bulan melaporkan Piutang IPP menggunakan Rekap Pelunasan Pasien Umum. Selanjutnya dicatat oleh staff bagian akuntansi ke jurnal untuk memperbaharui buku besar menggunakan program GL. 71 4. Prosedur pencatatan kas dilaksanakan oleh staff dan kepala bagian akuntansi dengan membuat jurnal umum yang nantinya digunakan untuk memperbaharui buku besar menggunakan program GL. 5. Prosedur pengawasan dilaksanakan oleh kepala bagian akuntansi dengan memeriksan setiap penerimaan kas dengan bukti transaksi serta laporan penerimaan kas dan rekening koran. e. Pengendalian Internal yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas RS. Panti Rini 1. Otorisasi Transaksi Transaction Authorization Tabel 3.5a. Perbandingan Otorisasi Transaksi yang Diterapkan pada Sistem Penerimaan Kas di RS. Panti Rini dengan Kajian Teori Sistem Penerimaan Kas. No. Teori Praktek Keterangan 1. Terdapat daftar pembayaran tunai untuk melakukan verifikasi kebenaran pembayaran dengan bukti pembayaran. Tidak Ada Daftar pembayaran menggunakan RKPRI, RPUM dan REDC. Daftar uang menggunakan LKH K01 dan K02. Sumber: Hall 2013 dan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Otorisasi transaksi sebagai salah satu aktivitas pengendalian internal yang diterapkan di RS. Panti Rini tidak sesuai dengan kajian teori sistem penerimaan kas. Ketidaksesuaian tersebut berkaitan dengan daftar pembayaran yang digunakan di RS. Panti Rini yaitu REDC, RPUM, RKPRI dan diantara ketiga daftar pembayaran tersebut yang diotorisasi oleh kepala bagian keuangan hanya RKPRI saja. 72 2. Pemisahan Tugas Segregation of Duties Tabel 3.5b. Perbandingan Permisahaan Tugas yang Diterapkan pada Sistem Penerimaan Kas di RS. Panti Rini dengan Kajian Teori Sistem Penerimaan Kas. No. Teori Praktek Keterangan

1. Bagian pemroses transaksi harus terpisah dari pemberi

otorisasi transaksi. a. Pemroses pembayaran terpisah dari pemberi otorisasi daftar pembayaran Ada Kasir terpisah dari kepala bagian keuangan. b. Pemroses setoran kas terpisah dari pemberi otorisasi setoran kas Ada Pemroses setoran kas dilakukan kepala bagian keuangan terpisah dari bagian akuntansi.

2. Bagian yang bertanggungjawab terhadap aset keuangan

harus terpisah dengan bagian yang mencatat aset. a. Bagian yang bertanggungjawab terhadap aset keuangan harus terpisah dengan pencatat aset Ada Bagian keuangan terpisah dari bagian akuntansi.

3. Organisasi harus terstruktur agar tindakan kecurangan

memerlukan kolusi diantara dua atau lebih individu. a. Transaksi penerimaan kas dilakukan oleh lebih dari satu fungsi Ada Transaksi penerimaan kas ditangani oleh fungsi kasir, fungsi keuangan, fungsi akuntansi. Sumber: Hall 2013 dan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Pemisahan tugas sebagai salah satu aktivitas pengendalian dalam kajian teori sistem penerimaan kas sesuai dengan pemisahan tugas yang diterapkan dalam sistem penerimaan kas di RS. Panti Rini. Kesesuaian tersebut diantaranya sebagai berikut, yaitu: 73 a. Kasir sebagai pemroses pembayaran telah terpisah dengan kepala bagian keuangan sebagai pemberi otorisasi pada daftar pembayaran. Begitu juga dengan LKH K01 yang disiapkan oleh kasir sebagai daftar uang, diotorisasi oleh kepala bagian kasir. LKH K02 yang disiapkan oleh kepala bagian keuangan juga diotorisasi oleh bagian lain yaitu bagian akuntansi. Kepala bagian keuangan juga menjalankan fungsi sebagai penyetor kas dan telah dipisahkan dengan bagian akuntansi sebagai pemberi otorisasi setoran kas. b. Bagian yang mempunyai wewenang terhadap pengelolaan aset adalah kepala bagian keuangan telah dipisahkan dengan bagian akuntansi yang bertugas mencatat aset. c. Transaksi penerimaan kas melibatkan kasir sebagai pemroses transaksi penerimaan kas dengan memproses pembayaran dan menyetorkan kas ke brangkas serta melaporkan transaksi menggunakan dokumen K01 ke kepala bagian keuangan dan bagian akuntansi. Selanjutnya kepala bagian keuangan bertugas memeriksa jumlah kas yang disetorkan dan melaporkannya dalam dokumen K02, kemudian bagian akuntansi yang mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal umum untuk kemudian diposting buku besar menggunakan program GL.

Dokumen yang terkait

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS INSTALASI RAWAT JALAN PADA RS. PANTI WALUYO SURAKARTA

7 34 76

Evaluasi sistem informasi akuntansi kas dan pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) : studi kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

2 24 170

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada penggunaan antibiotika profilaksis untuk kasus Sectio Caesarea (SC) di RS Panti Rini Yogyakarta periode Januari-Juni 2014.

2 10 114

Evaluasi Drug Related Problems pada pasien geriatri dengan hipertensi disertai vertigo di RS Panti Rini Yogyakarta Agustus 2013.

0 1 14

Evaluasi drug related problems pada pasien geriatri dengan hipertensi disertai vertigo di RS Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 - Juni 2013.

1 3 9

Analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian persediaan obat : studi kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

0 2 173

Analisis unsur-unsur sistem pengendalian intern sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan : studi kasus pada RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta.

0 1 155

Evaluasi drug related problems pada pasien geriatri dengan hipertensi disertai vertigo di RS Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 Juni 2013

0 0 7

EVALUASI PENERAPAN PATIENT SAFETY RISIKO JATUH UNIT GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Evaluasi Penerapan Patient Safety Resiko Jatuh Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 18

Evaluasi drug therapy problems pada pengobatan kasus tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman periode Juli 2007-Juni 2008 - USD Repository

0 0 134