Adanya penyakit-penyakit gangguan reproduksi Tidak tersedianya pejantan yang berkualitas Adanya alih fungsi lahan perkebunan dan pertanian

86

a. Mahalnya biaya pemeliharaan pejantan unggul dan biaya Inseminasi Buatan

Memelihara pejantan unggul membutuhkan biaya yang tidak sedikit, baik dari segi pakan, pemeliharaannya membutuhkan biaya yang tidak murah, seekor pejantan pemacek memerlukan perhatian yang lebih istimewa dibandingkan dengan ternak pejantan lainnya hal ini disebabkan karena kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan harus lebih baik selain itu juga diberikan jamu-jamuan atau obat-obat khusus. Bagi sebagian peternak biaya untuk melakukan inseminasi buatan bagi ternaknya juga dirasakan cukup memberatkan hal inilah yang mendorong peternak untuk mengawinkan ternaknya dengan sembarangan pejantan secara alami sehingga dihasilkan keturunan yang tidak bagus dan tidak bernilai jual tinggi. Akibat mahalnya biaya pemeliharaan pejantan pemacek unggul maka tidak ada peternak yang memelihara pejantan pemacek.

b. Adanya penyakit-penyakit gangguan reproduksi

Salah satu faktor penghambat peningkatan populasi sapi adalah masih tingginya kematian pedet dan sapi muda. Oleh sebab itu perlu dilakukan penerapan Good Farming Practices GFP sehingga dapat menekan angka kematian pedet dan sapi muda disamping penjaminan terhadap kesehatan reproduksi. Penyakit-penyakit gangguan reproduksi sudah tentu akan menghambat perkembangan populasi ternak sapi karena akan berpengaruh kepada pertambahan jumlah anak yang dilahirkan. Penyakit gangguan reproduksi pada betina produktif antara lain adalah corpus luteum persisten, sista ovary, endometritis, hypofungsi ovary, kawin berulang dan abortus.

c. Tidak tersedianya pejantan yang berkualitas

Didalam pelaksanaan perkawinan ternak terutama kawin alam dengan menggunakan pejantan peternak masih belum memperhatikan silsilah keturunan dari pejantan yang digunakan sebagai pemacek. Peternak masih menggunakan pejantan pemacek yang tersedia bahkan untuk ternak-ternak yang digembalakan Universitas Sumatera Utara 87 dimana ternak sapi potong betina dicampur dengan ternak sapi potong jantan akan menyebabkan terjadinya inbreeding. Untuk itu tatalaksana perkawinan terutama perkawinan dengan penggunaan pejantan pemacek perlu benar-benar diperhatikan sehingga kemungkinan terjadinya inbreeding dapat dihindarkan, disamping perlunya rekordingpencatatan kegiatan reproduksi ternak. Penggunaan pejantan yang berkualitas tentu saja berpengaruh terhadap genetik keturunannya sehingga dapat dihasilkan sapi-sapi potong yang berkualitas.

d. Adanya alih fungsi lahan perkebunan dan pertanian

Pengalihan fungsi lahan perkebunan dan pertanian ke industri atau perumahan akan menyebabkan fungsi lahan yang sebelumnya digunakan untuk menggembalakan atau sebagai sumber pakan ternak akan berkurang atau hilang sama sekali, tentu saja hal ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan perkembangbiakan ternak sapi potong karena sumber pakan yang semulanya ada menjadi berkurang atau hilang sama sekali.

e. Masih tingginya pemotongan sapi betina produktif