82
d. Berdirinya Balai-Balai Inseminasi Buatan Daerah
Dengan semakin banyaknya berdiri Balai-Balai Inseminasi Buatan Daerah akan semakin menunjang pengembangan ternak sapi potong melalui inseminasi
buatan dan kawin alam karena di Balai-Balai Inseminasi Buatan semen beku diproduksi dari pejantan unggul yang dipelihara, hal ini menyebabkan produksi
Semen Beku dari pejantan unggul semakin bayak dan akan menghasilkan pejantan unggul sebagai pemacek baik dari teknologi inseminasi buatan itu sendiri atau
program-program teknologi reproduksi lainnya seperti transfer embrio
e. Jumlah populasi ternak sapi betina dan jantan yang ada
Jumlah populasi ternak sapi potong yang ada sekarang ini di Kabupaten Langkat adalah sebanyak 152.115 ekor merupakan jumlah populasi ternak sapi
potong terbanyak di Sumatera Utara. Mengingat potensi jumlah ternak sapi potong yang cukup besar ini
merupakan satu peluang untuk pengembangan inseminasi buatan dan kawin alam dimana menurut hasil pendataan sapi potong tahun 2011 yang dilakukan oleh BPS
Provinsi Sumatera Utara bahwa jumlah ternak betina produktif yang ada di Kabupaten Langkat adalah sebesar 67.683 ekor.
2. Kelemahan Weakness
Beberapa faktor internal yang merupakan kelemahan untuk pengembangan sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam di Kabupaten Langkat
yaitu :
a. Rendahnya pencatatanrekording peternak
Peternak yang ada di Kabupaten Langkat umumnya belum melaksanakan pencatatanrekording yang tertib pada ternaknya. Pencatatan atas pelaksanaan
perkawinan ternak, kelahiran ternak dan lain-lain masih mengandalkan ingatan atau petugas inseminator, peternak belum menyadari akan pentingnya
pencatatanrekording pada ternak sapi yang dipeliharanya.
Universitas Sumatera Utara
83
b. Kurangnya penguasaan teknologi reproduksi dan manajemen peternakan
Peternak umumnya masih sulit menerapkan dan menguasai teknologi dan manajemen peternakan yang baik dikarenakan pola pikir yang masih bersifat
tradisional dan monoton, peternak masih ragu-ragu dalam penerapan teknologi yang ada karena tidak percaya pada keberhasilan teknologi tersebut.
c. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Keberhasilan suatu usaha didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, bila sarana dan prasarana yang ada masih minim maka usaha yang
dikelola juga tidak akan berjalan maksimal, seperti alat dan mesin peternakan yang penggunaannya dapat dilakukan untuk mendukung pemanfaatan sumber
daya alam secara optimal dan menghemat waktu dan tenaga kerja.
d. Kurangnya keahlian, ketrampilan dan pengalaman peternak dalam menseleksi bibit dan pejantan
Keahlian, ketrampilan dan pengalaman peternak dalam menyeleksi bibit dan pejantan sangat diperlukan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan ternak selanjutnya, bila pada awalnya salah memilihmenyeleksi ternak, maka akan berpengaruh pada produksi selanjutnya.
e. Rendahnya produktivitas sapi lokal
Rendahnya produktivitas sapi lokal disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kepemilikan luas tanah yang tidak ekonomis, kurangnya modal,
teknologi yang tidak sesuai dengan lingkungan, ketrampilan peternak yang kurang, ketersediaan pakan yang terbatas dan bersaing dan tingginya investasi
parasit dan penyakit-penyakit lain. Salah satu faktor lain yang dominan adalah mutu genetik yang rendah akibat tidak adanya sistem pemuliaan yang konsisten
dan terarah. Hal ini terlihat dengan kurangnya jumlah pejantan yang berkualitas yang digunakan sebagai pemacek, sehingga ternak yang dihasilkan kurang
berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
84
Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor lingkungan eksternal yang dianalisis digunakan sebagai peluang opportunities dan ancaman treathts.
1. Peluang Opportunities
Beberapa faktor eksternal yang merupakan peluang untuk pengembangan sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam di Kabupaten Langkat
yaitu :
a. Harga jual ternak yang berkualitas tinggi
Sapi-sapi hasil silangan banyak disenangi oleh peternak karena pertumbuhannya cepat dan harga jualnya tinggi dan keunggulan-keunggulan
lainnya seperti bobot lahir, bobot sapih dan reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan sapi- sapi lainnya. Sapi-sapi yang berkualitas dan
mempunyai harga tinggi tersebut tentunya didapatkan dari induk dan pejantan yang baik, sehingga dalam menghasilkan sapi-sapi yang berkualitas perlu
diperhatikan masalah pemilihan induk dan pejantan, pemberian pakan yang berkualitas dan mencukupi selama kebuntingan dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi produksi dan produktivitas ternak tersebut.
b. Tersedianya sumber daya alam sebagai sumber bahan pakan ternak