36 mempersiapkan potensi militer Indonesia dengan kekuatan yang dapat
diperhitungkan, jika perlu untuk membebaskan Irian Barat dengan kekuatan bersenjata. Dengan demikian Belanda mulai menyadari apabila Irian Barat
tidak diserahkan secara damai kepada Indonesia dalam waktu tertentu, maka Indonesia akan berusaha membebaskannya dengan kekuatan militer.
50
3. Tri Komando Rakyat
Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengambil kebijakan politik tentang komando rakyat untuk membebaskan Irian Barat
yang diberi nama Trikora Tri Komando Rakyat. Kebijakan ini diambil dalam rangka untuk mengakomodasi semangat rakyat Indonesia yang sangat kuat
untuk mengusir Belanda dari Irian Barat. Trikora ini merupakan jawaban pemerintah Republik Indonesia terhadap Belanda yang membentuk dan
menyetujui Komite Nasional Papua untuk membentuk Negara Papua. Trikora yang dikomandokan oleh Presiden Soekarno secara revolusioner di
Yogyakarta berisikan tiga perintah, yaitu: a.
Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua buatan Belanda kolonial b.
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia c.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
Komando Trikora ini merupakan bentuk ketegasan Presiden Soekarno untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan wilayah Indonesia sekalipun
50
Sartono Kartodirjo, dkk, op.cit, hal. 113
37 dengan jalan perang.
51
Implementasi dari Trikora banyak rakyat Indonesia yang dimobilisasi menjadi sukarelawan dan dilatih kemiliteran untuk kesiapan
berperang. Home front juga diperkuat dengan gerakan dan peningkatan produksi bahan makanan untuk mendukung perang. Hal ini dilakukan untuk
mensukseskan Trikora pembebasan Irian Barat. Kemudian Angkatan Perang Republik Indonesia mengambil gerak cepat untuk melakukan tindakan di Irian
Barat. Pengamanan dan pengintaian secara intensif dilakukan oleh militer Indonesia di perbatasan wilayah Irian Barat yang dikuasai oleh Belanda.
52
Trikora telah meyakinkan Belanda dan Amerika Serikat bahwa rencana menggunakan kekuatan militer membebaskan Irian Barat bukanlah
sebagai gertakan belaka. Mengingat berbagai kondisi tersebut maka tidaklah ada pilihan lain bagi Amerika Serikat, baik demi kepentingan strategisnya di
Asia-Pasifik maupun demi kepentingan globalnya, untuk mengintensifkan upaya diplomatiknya guna membantu tercapainya penyelesaian secara damai
dalam masalah Irian Barat.
4. Komando Mandala Pembebasan Irian Barat