Bank Perkreditan Rakyat LANDASAN TEORI
masyarakat atau dengan kata lain berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
Menurut Budisantoso 2014: 198, fungsi BPR secara lebih detail dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau
tidak memiliki akses ke bank umum. b.
Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih
dipercepat. c.
Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan.
d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap
pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan rentenir.
4. Sasaran Bank Perkreditan Rakyat
BPR memiliki sasaran yaitu melayani kebutuhan masyarakat agar mereka tidak jatuh ke tangan para rentenir. Fungsi dan tugas BPR yang
semula diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek-praktek ijin dan pelepasan
uang sesuai KMK No. 1064KMK001988, telah mengalami pergeseran misi sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998 yaitu diarahkan untuk
mendorong pengembangan usaha kecil dan pengusaha ekonomi lemah.
5. Usaha Bank Perkreditan Rakyat
Usaha-usaha BPR dalam pasal 13 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan dalam Kasmir 2002:351 adalah sebagai berikut: a.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. b.
Memberikan kredit. c.
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah. d.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada
bank lain. Usaha-usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR dalam pasal 14
Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang- undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dalam Kasmir 2002:351
adalah sebagai berikut: a.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking.
d. Melakukan usaha perasuransian.
e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 13.