1. Kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB
Penelitian ini menggunakan olive oil dosis 2 mLkgBB sebagai kontrol negatif kelompok II dengan pemberian secara intraperitoneal sesuai dengan
pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Olive oil merupakan pelarut dari senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida, sehingga perlu dilakukan penelitian
kontrol negatif dengan tujuan untuk melihat apakah peningkatan aktivitas serum ALT dan AST pada tikus bukan akibat dari pemberian olive oil sebagai pelarut,
melainkan akibat dari pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida.
Tabel X. Purata aktivitas serum ALT dan AST tikus jantan galur Wistar setelah pemberian
olive oil dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Selang Waktu jam
Purata aktivitas serum ALT ± SE UL
Purata aktivitas serum AST ± SE UL
57 ± 5,07 111,4 ± 11,18
24 41,6 ± 2,34
99,2 ± 8,92 Keterangan:
SE=Standar Error
Gambar 8. Diagram batang purata aktivitas serum ALT tikus jantan galur Wistar setelah pemberian
olive oil dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Gambar 9. Diagram batang purata aktivitas serum AST tikus jantan galur Wistar setelah pemberian
olive oil dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam Tabel XI. Hasil uji T berpasangan aktivitas serum ALT dan AST pemberian
olive oil dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Selang waktu jam
Aktivitas serum ALT Aktivitas serum AST
Jam ke-0 Jam ke-24
Jam ke-0 Jam ke-24
Jam ke-0 BB
BTB Jam ke-24
BB BTB
Keterangan: B = Berbeda bermakna p ≤ 0,05; BTB = Berbeda tidak bermakna p 0,05
Hasil pengukuran aktivitas serum ALT yang tersaji pada Tabel X dan Gambar 8 meunjukkan nilai purata pada jam ke-0 sebesar 57 ± 5,07 UL dan pada
jam ke-24 sebesar 41,6 ± 2,34 UL. Data aktivitas serum ALT kemudian dianalisis dengan uji Shapiro Wilk sehingga diperoleh nilai signifikansi p0,05 yang
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Setelah itu, untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT pada jam ke-0 dan jam ke-24 dilanjutkan dengan uji T
berpasangan, dan diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang bermakna p≤0,05,
yang berate bahwa olive oil dapat menurunkan aktivitas ALT serum, tetapi karena
purata nilai aktivitas serum ALT pada jam ke-0 dan jam ke-24 masih berada dalam batas normal, yaitu 29,8
–77,0 UL Hastuti,2008, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas serum pada jam ke-24 nantinya adalah merupakan
pengaruh dari hepatotoksin karbon tetraklorida, bukan dari pengaruh pemberian olive oil sebagai pelarut hepatotoksin karbon tetraklorida.
Hasil pengukuran aktivitas serum AST sebagai data pendukung diperoleh nilai purata pada jam ke-0 sebesar 111,4 ± 11,18 UL dan pada jam ke-
24 sebesar 99,2 ± 8,92 UL Tabel X. Analisis normalitas data dan perbedaan aktivitas serum AST pada jam ke-0 dan jam ke-24 menunjukkan bahwa distribusi
data normal p0,05 dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna p0,05. Hal ini berarti bahwa pemberian olive oil tidak mempengaruhi kenaikan aktivitas AST
serum saat digunakan sebagai pelarut karbon tetraklorida. Berdasarkan hasil data aktivitas serum ALT dan AST kelompok
kontrol negatif ini selanjutnya akan digunakan sebagai dasar nilai aktivitas serum ALT dan AST normal pada penelitian ini.
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB