Kerusakan hati Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

hati, ligament falsiform melintasi diafragma sampai ke dinding abdomen anterior. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis Pearce, 2009. Setiap lobus dari hati dibagi dalam struktur-struktur yang disebut lobus. Lobulus ini adalah mikroskopik yang merupakan unit fungsonal dari hati yang bersegi enam atau heksagonal. Di dalam lobulus terdapat sel-sel hati hepatosit yang tersusun seperti lapisan-lapisan plat dan berbentuk sinar dan mengelilingi hepatikum. Pada setiap segi dari lobules terdapat cabang-cabang vena porta, arteria hepatica, dan kanalikuli empedu Baradero, Dayrit, dan Siswandi, 2008. Hati merupakan salah satu organ terbesar dalam tubuh yang memiliki peranan dan fungsi yang kompleks dalam tubuh manusia. Hati bertanggung jawab dalam proses biokimiawi yang terjadi dalam tubuh, antara lain seperti memproduksi glukosa, protein, dan lemak, serta menyimpan dan memecahnya, mendetoksifikasi beberapa senyawa endogen dan eksogen, mensekresi zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh, mengedarkan obat dalam darah ke jaringan, peredaran bilirubin, dan cairan empedu Cahyono, 2009.

2. Kerusakan hati

Bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati disebut sebagai hepatotoksin Singh, Bhat, and Sharma, 2011. Peningkatan kadar enzim Alanin Aminotransferas ALT dan Aspartat Transaminase AST menjadi penanda adanya kerusakan hati Fajariyah, Utami, dan Arisandi, 2010. Induksi senyawa hepatotoksin dapat menimbulkan berbagai perubahan spesifik pada histopatologi. Jenis-jenis kerusakan hati dibagi menjadi: a. Steatosis perlemakan hati. Manifestasi histologi dari steatosis adalah akumulasi trigliserida pada sitoplasma dari hepatosit sel hati Chan, Quaglia, Haugk, and Burt, 2014. Terdapat dua tipe dari steatosis hati, yakni mikrovesikular dan makrovesikular. Pada steatosis mikrovesikular, droplet lemak kecil atau vakuola mengisi hepatosit tanpa merubah tempat nukleus, sedangkan makrovaskular steatosis terdapat satu atau lebih droplet lemak besar yang mengisi sel hati tanpa memperluas sel hati dan menekan nukleus terhadap dinding sel Siegel, 2008. b. Nekrosis. Keadaan dimana terjadi kematian miosit pada hati dapat disebut pula sebagai nekrosis. Pada nekrosis, sel membengkak dan pecah, sehingga menginduksi proses inflamasi yang diikuti dengan terjadinya fibrosis Borer and Isom, 2004. Karbon tetraklorida adalah salah satu senyawa yang dapat menyebabkan nekrosis hepatoselular Boyer, Manns, and Sanyal, 2012. Enzim penanda yang paling berguna untuk kerusakan hati berupa nekrosis hepatoselu adalah enzim ALT dan AST McClatchey, 2002. c. Kolestasis. Kolestasis terjadi karena peningkatan peroksidasi lipid di hati, ginjal, dan otak Sherlock, and Dooley, 2008. Kolestasis adalah kuningnya kulit dan mata, serta kulit dan urin menjadi berwarna gelap, kemudian tinja menjadi berwarna terang dan berbau busuk yang disebabkan karena penyumbatan aliran empedu Porter, 2009. d. Sirosis. Sirosis adalah penyakit hepar kronis yang mengakibatkan kematian sel-sel hati yang kemudian menyebabkan berkurangnya sebagian besar fungsi hati. Penyebab sirosis beraneka ragam, baik intrahepatik dan ekstrahepatik, kolestasis, hepatitis virus, dan hepatotoksin. Faktor penyebab utama dari sirosis adalah alcohol dan malnutrisi Baradero, et al., 2008.

3. Hepatotoksin

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 115