Hepatotoksin Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

kolestasis, hepatitis virus, dan hepatotoksin. Faktor penyebab utama dari sirosis adalah alcohol dan malnutrisi Baradero, et al., 2008.

3. Hepatotoksin

Senyawa atau obat-obat yang dapat menyebabkan kerusakan hati diklasifikasikan menjadi 2, di antaranya. a. Hepatotoksin intrinsikteramalkan Tipe A. Senyawa yang memiliki efek hepatotoksik hampir pada seluruh populasi yang terpejankan senyawa tersebut. Senyawa ini bergantung pada dosis pemberian. Contohnya: asetaminofen, karbon tetraklorida, dan alkohol Friedman dan Keeffe, 2012. b. Hepatotoksin idiosinkratiktidak teramalkan Tipe B. Senyawa yang memiliki efek hepatotoksik pada sebagian kecil populasi yang terpejankan senyawa tersebut. Beberapa bergantung pada dosis pemberian, dan frekuensi kejadiannya sangat jarang. Contoh-contoh zat termasuk isoniazid, sulfonamid, valproate, dan fenitoin Friedman dan Keeffe, 2012.

B. Alanin Aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase AST

Enzim aminotransferase adalah indikator yang paling sering digunakan untuk melihat adanya kerusakan hati. Alanin aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase AST mengkatalis perpindahan alanin dan aspartat dari gugus keton pada asam ketoglutarat membentuk piruvat dan oksaloasetat. Alanin Aminotransferase terdapat spesifik pada sel hati, sedangkan Aspartat Aminotransferase terdapat pada beberapa jaringan misalnya jantung, otot rangka, ginjal dan hati. AST berada pada sitosol sel hati dan juga mitokondria sedangkan ALT hanya berada pada sitosol Thapa dan Walia, 2007. Kenaikan ALT dan AST yang mencapai 1-3 kali lipat batas normal dapat terjadi karena sepsis neonatal hepatitis, artesia ekstrahepatik bilier, perlemakan hati, sirosis, Non-Alcoholic Steatohepatitis NASH, keracunan obat, dan gangguan otot. Kenaikan mencapai 3-20 kali biasanya disebabkan karena hepatitis akut, hepatitis kronis, hepatitis autoimun, obstruksi empedu akut serta konsumsi alkohol berlebih. Kenaikan lebih dari 20 kali lipat terjadi karena hepatitis kronis, dan nekrosis kronis pada sel hati yang disebabkan oleh obat atau toksin Thapa and Walia, 2007.

C. Karbon Tetraklorida

Karbon tetraklorida merupakan suatu cairan jernih yang mudah menguap, tidak berwarna, dan dengan bau khas, BM 153,82 dan sangat sukar larut dalam air Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Hati menjadi target utama dari ketoksikan karbon tetraklorida karena ketoksikan senyawa ini tergantung pada metabolisme aktivasi oleh sitokrom P450 CYP2E1 Timbrell, 2008. Dektruksi sitokrom P450 sebagai akibat pemberian senyawa dosis rendah, terutama terjadi di sentrilobular dan daerah tengah hati. Senyawa iniselektif terhadap isoenzim tertentu, diketahui pada tikus senyawa selektif terhadap isoenzim CYP2E1, sehingga tidak berpengaruh terhadap isoenzim lain seperti CYP1A1. Destruksi CYP2E1 tergantung pada ketersediaan jumlah oksigen, yang mana ketika lebih banyak oksigen tersedia maka destruksi menjadi lebih besar Timbrell, 2008. Toksisitas yang ditimbulkan senyawa karbon tetraklorida ini bersifat toksik sebagai akibat adanya reaksi reduksi dehalogenasi membentuk radikal anion bebas yang menghilangkan klorin kemudian terbentuknya radikal triklormetil •CCl 3 dan klorida Halliwell dan Gutteridge, 1984. Radikal bebas yang terbentuk akan bereaksi dengan oksigen kemudian membentuk radikal triklorom etil peroksi •OOCCl 3 Gambar 2 yang lebih reaktif Rechnagel Glende, Dolak, dan Waller, 1989. Gambar 2. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi dari karbon tetraklorida Timbrell, 2008 Radikal bebas juga akan menyebabkan peroksidasi lipid yaitu senyawa menginisiasi terjadinya radikal lipid sehingga menyebabkan terbentuknya lipid hidroperoksidase LOOH dan radikal lipid alkoksil LO•. Radikal lipid alkoksi tersebut diubah menjadi malondialdehid melalui proses fragmentasi Gregus dan Klaaseen, 2001. Senyawa aldehid inilah merupakan faktor penyebab kerusakan pada membran plasma dan meningkatkan permeabilitas membran Bruckner dan Warren, 2001. Salah satu bentuk kerusakan hati adalah perlemakan hati steatosis. Pada perlemakan hati terjadi akumulasi trigliserida serta jenis lemak lain di sel hati Pangkalan Ide, 2007. Perlemakan hati dapat disebabkan karena alkohol, dan beberapa penyebab lain selain alkohol Non Alcoholic Fatty Liver Disease, seperti umur, hiperlipidemia, diabetes melitus, dan kegemukan Machmud, 2000. Umumnya perlemakkan hati tidak menimbulkan gejala Pangkalan Ide, 2007. Kerusakan hati yang disebabkan oleh karbon tetraklorida ditandai dengan peningkatan sebesar tiga kali pada aktivitas serum ALT normal, dan empat kali pada aktivitas serum AST normal Ziemmerman, 1999.

D. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang memberikan elektronnya atau dapat disebut sebagai reduktan, memiliki berat molekul kecil, yang mampu mencegah tidak terbentuknya radikal, dan mampu mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga mencegah munculnya reaksi oksidasi Winarsi, 2007. Menurut penelitian mutakhir, alfa-tokoferol dan flavonoid adalah contoh salah satu senyawa antioksidan alami yang paling kuat dan memiliki potensi tinggi untuk mengurangi berbagai risiko penyakit Subroto, 2006.

E. Herba Sonchus arvensis L.

Gambar 3. Herba Sonchus arvensis L.

1. Nama daerah

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 115