LEMBAR KERJA SISWA LKS KISI-KISI DAN INSTRUMEN PENILAIAN a. Teknik Penilaian di Kelas

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 19 g. Ki Begawan Tjipto Adi. 2006. Pepak Kagunan Basa. Solo: Widya Duta. h. Ki Demang. 2006. Paramasastra Jawa. http:ki-demang.com. i. S.A. Mangun Suwito. 2008. Kamus Bahasa Jawa Jawa-Jawa. Bandung: Yrama Widya. j. S. Prawraatmodjo. 1980. Bausastra Jawa-Indonesia. PT. Toko Gunung Agung. www.wikipidia.org k. Makalah Prosiding. 2010. Sastra dan Perubahan Sosial. Surakarta. Fakultas Sastra Daerah. l. Wedhawati dkk. 2006. Tata Bahasa Jawa Mutakhir. Yogykarta: Kanisius. m. Herman J. Waluyo. 2009. Bahasa dan Sastra Daerah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru PSG Rayon 13. n. Sudaryanto Peny.. 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. o. Widyaparwa. 1997. Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra. Yogykarta: Balai Penelitian Bahasa. p. Harimurti Kridalaksana. 2001. Wiwara: Pengantar Bahasa dan Kebudyaan Jawa. Jakarta: Gramedia.

4. LEMBAR KERJA SISWA LKS

Lembar kerja siswa merupakan lembar kegiatan yang digunakan oleh seorang guru untuk mencapai kompetensi yang diinginkan oleh siswa. Lembar kerja siswa LKS ini dibuat berdasarkan KD dalam pembelajaran dan disesuaikan dengan kebutuhan. Mengapa harus dibuat lembar kerja siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu diketahui bahwa siswa akan lebih aktif dan cepat memahami objek dan materi pembelajaran apabila terlibat dalam mengerjakan aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya LKS ini dalam pembelajaran dikarenakan menjadi sarana dan indikator pencapaian kompetensi awal bagi para siswa sebelum dilakukan penilaian hasilakhir. Selain itu, LKS dapat menjadi sarana penilaian proses dalam pembelajaran setiap KD di kelas atau di luar kelas. Berikut diberikan contoh Lembar Kerja Siswa, sebagai alternatif pembuatan LKS dalam pembelajaran bahas Jawa. Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 20 Lembar Kegiyatan Siswa I Wacanen crita cekak ing ngisor iki kanthi permana, terus tulisen ing tabel iki. No. Pokok-pokok Isi Cerita Cekak Tokoh-tokoh lakon 1 2 3 4 Lembar Kegiyatan Siswa II Golekana tembung rangkep lan camboran ing crita cekak No. Tembung Rangkep Tembung Camboran 1 2 3 4

5. METODE PEMBELAJARAN a. Aneka Metode dalam Pembelajaran

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan KBBI: 1995. Prinsip metode ini lebih pada prosedural dan sistemik karena untk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, seorang guru harus pandai-pandai memili metode dalam pembelajaran berdasarkan karakteristik KD yang diajarkan. Merujuk paparan di atas, metode pembelajaran memiliki arti penting dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, berikut ini dipaparkan beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa, seperti yang dipaparkan oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar 2009:56 sebagai berikut. a. Metode Terjemahan Tatabahasa b. Metode Membaca Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 21 c. Metode Audi-Lingual d. Metode Resptif dan Produktif e. Metode Langsung f. Metode Komunikatif g. Metode Integratif h. Metode Tematik i. Metode Kuantum j. Metode Konstruktivistik k. Metode Partisipatori l. Metode Kontekstual m. Metode pembelajaran Bahasa Komunitas n. Metode Respon Fisik Total o. Metode Cara Diam p. Metode Sugestopedia Aneka metode dia atas dapat dijadikan salah satu alternatif bagi bapak dan ibu guru dalam memilih metode pembelajaran. Selain metode-metode pembelajarn di atas, bapak dan ibu dapat menggunakan model pembelajaran kontekstual, quantum, kooperatif lebih jelas, dapat bapak dan ibu dapat memperkaya materi model-model pembelajaran dapat dibaca modul Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jawa yang ditulis Dra. Raheni Suhita, M.Hum. dan Dr. Nugraheni E.W., M.Hum. Dengan demikian, bapak dan ibu guru dapat memperkaya model-model pembelajaran inovatif dalam berbagai konteks.

b. Teknik Penyajian dalam Pembelajaran

Berdasarkan definisi dalam KBBI 1995, yang dimaksud teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu. Teknik merupaka siasat, kiat, atau atau penemuan yang digunakan untuk menemkan sesuatu serta menyempurnakan suatu tujuan secara langsung. Dalam pembelajaran teknik penyajian harus selaras dengan metode pembelajaran yang digunakan. Seorang guru harus memiliki kompetensi tertentu dalam menyajikan sebuah pelajaran di kelas atau pu di luar kelas. Hal ini dikarenaka teknik penyajian dalam Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 22 pembelajaran sangat menentukan hasil yang akan dicapai dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus menguasai dan memahami aneka teknik penyajian pelajaran. Yang dimaksud teknik penyajian pelajaran menurut Roestiyah 2001 dalam Iskandarwssid 2009:67 adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh pengajar atau insruktur. Pengertian lain adalah sebagai tekik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh peserta didik dengan baik. Selain aneka metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa di atas, bapak dan ibu guru juga dapat menggunakan pilihan dengan aneka teknik penyajian berikut: 1 teknik penyajian diskusi, 2 teknik penyajian kerja kelompok, 3 teknik penyajian penemuan, 4 teknik penyajian simulasi, 5 teknik penyajian unit teaching, 6 teknik penyajian sumbang saran brain storming, 7 teknik penyajian inquiry, 8 teknik penyajian eksperimen, 9 teknik penyajian demonstrasi, 10 teknik penyajian karya wisata, 11 teknik penyajian kerja lapangan, 12 teknik penyajian secara kasus, 13 teknik penyajian secara system regu team teaching, 14 teknik penyajian latihn tubian drill, dan 15 teknik penyajian ceramah. Untuk melengkapi paparan teknik di atas, berikut dipaparkan aneka metode pembelajaran juga yang sering digunakan guru dalam pembelajaran, seperti yang dijelaskan Alis, 2007:42, yakni: 1 Pembelajaran dengan audio visual, 2 curah pendapat, 3 studi kasus, 4 demonstrasi, 5 peemuaninquiry, 6 jigsaw, 7 kegiatan lapangan, 8 ceramah, 9 diskusi kelompok, 10 pembicara tamu, 11 tulis berantai, 12 debat, 13 bermain peransosio drama, 14 simulasi, 15 tugas proyek, 16 presentasi, 17 penilaian sejawat, 18 bola salju, 19 tulis berantai, dan 20 kunjungan karya. Bapak dn Ibu guru apabila metode dan teknik penyajian pelajaran di atas diterapkan dalam RPP maka pembelajaran berbasis PAIKEM dapat diwujudkan oleh guru. Lebih lengkap untuk materi ini dapat dibaca pada buku modul model- model dan pembelajaran serta referensi lain. Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 23

6. MEDIA PEMBELAJARAN a. Peran Penting Media dan Sumber Belajar

Ciri utama pembelajaran berbasis PAKEM adalah siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengaktifkan aktif dalam proses pembelajaran adalah melibatkan siswa secara partsipasif dalam pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut akan memdudahkan siswa untuk mengenali objek dan materi pembelajaran dengan cepat. Selain itu, untuk mendekatkan siswa pada objek dan materi pembelajaran dapat digunakan benda- benda di sekitar sebgai media pembelajaran dan sumber belajar. Lebih-lebih benda tersebut selaras dengan pengalaman hidup sehari-hari para siswa di lingkungan sekitarnya. Berbicara masalah media dan sumber pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan berbagai benda di lingkungan sekitar apabila tidak dapat mempeli alat peraga yang tersedia di toko. Dengan mempersiapkan alat peraga sendiri maka kreativitas dan keterlibatan siswa dalam membuat alat peraga murah APM justru sangat aktif dan mempercepat pengetahuan mereka pada objek pembelajaran. Hal ini selaras dengan pendapat Alis, 2007:21 bahawa seorang guru diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan menggunakan media dan sumber pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang tepat dalam mengajar. Selain itu, guru harus mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran melalui media dan sumber belajar yang digunakan untuk mendekatkan objek pembelajaran kepada para siswa secara aktif dan menyenangkan. b. Hakikat Media dan Sumber Belajar Merujuk pada paparan di atas, perlu diketahui bahwa hakikat media dan sumber belajar tidak terpisahkan. Dalam pembelajaran, media dan sumber belajar hakikat fungsinya sebagai media sedangkan bendanya sebagai sumber belajar. Dengan demikia dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 24 pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar Alis, 2007:23. Terkait dengan pendapat tersebut hal penting yang berkaitan dengan media adalah: 1 confusious: saya dengar dan saya lupa - saya lihat maka saya ingat - saya kerjakan ternyata saya memahami , 2 pestalozzi, jika Anda mengajarkan kambing maka bawalah kambing ke dalam kelas , dan 3 pendapat lain, sebuah gambar mempunyai arti seribu kata -Asal semua pengetahuan adalah pengamatan yang ditunjang oleh keaktifan seluruh jiwa dan pribadi. Demikianlah seorang guru harus memanfaatkan media sebagai sumber belajar di dalam dan luar kelas. Berdasarkan hasil rangkuman penelitian Alis, 2007:24 mengenai perolehan pengalaman berdasarkan alat indera yang digunakan sebagai berikut. INDERA A. BAUGH C. DALE G.WILSON Pelihat 90 75 82 Pendengar 5 13 12 Lain 5 12 6 Berdasarkan persentase pada tabel di atas dapat ditegaskan bahwa indera pelihat meiliki peran paling tinggi. Dengan demikian, ketika guru melakukan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif dan langsung melihat dan mengerjakan, tentu hasilnya akan lebih memuaskan.

c. Ragam Media Pembelajaran dan Pemanfaatannya

Berdasarkan pendapat Heinich dkk. 1996, media pembelajaran dapat dikalsifikasikan sebagai berikut: 1 media tidak diproyeksikan non projected media, 2 media diproyeksikan projected media, 3 media audio, 4 media video, 5 media berbasis computer, 6 multi media kit. Merujuk pengkalsifikasian di atas, lebih lanjut dielaskan bahwa ragam media yang beraitan dengan lingkuga fisik, social dan budaya masuk dalam kategori media yang tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan ini terdiri atas: 1 realia, 2 model, 3 bahan grafis, dan 4 display. Paparan tersebut dapat dijelaskan bahwa realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai media atau bahan ajar. Penggunaanya dapat dilakukan dengan menghadirkan secara nyata di kelas, atau obesrvasi di lokasinya. Pada ondisi tertentu media ini dapat dimodifikasi dengan cara mengambil sebagian Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 25 membelah mesin, pameran benda bersejarah dll. Kemudian model adalah benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Biasanya dalam bentuk miniature. Sementara itu, bahan grafis adalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak diproyeksikan, misalna gambar, grafik, poster, dan kartun. Dan terakhir, display atau bahan pameran adalah bahan-bahan yang dapat dipamerkan kepada para siswa dalam pembelajaran di kelas atau luar kelas, misalnya papan tulis, papan bulletin, madding, dll. Aneka ragam media dan sumber belajar yang dimiliki oleh seoarang guru harus dikemas dengan menarik dan kretaif. Hal ini dalam rangka untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kreativitas guru akan menjaid inspirasi para siswa untuk mengikuti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Dengan demikian, pemanfaat media sebagai sumber belajar tidak terlepas dari kepekaan dan kreativitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Keaktifan guru dalam memanfaatkan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran eka memiliki arti penting dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diinginkan dan dikuasai para siswa. Oleh karena itu, media dan sumber belajar harus tercermin dalam silabus dan RPP yang dibuat oleh seorang gur dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran. Sebagai acuan bapak dan ibu guru dalam memilih media yang tepat dan memiliki daya tarik, berikut digambarkan dalam table yang dikutip dari Miarso dkk. 1986 sebagai berikut. PEMILIHAN MEDIA BERDASARKAN ATRIBUT Atribut Media Cetak Model Objek Gambar Grafis Video Audio Warna Ya Ya Ya Ya Ya - Tiga Dimensi 3-D - Ya Ya - - - Gerak - Ya Ya - Ya - Kontrol Siswa Siswa Siswa Guru Alat Alat siswa Pilihan Bebas Tinggi - - Sedang Rendah Sedang Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 26 Sensoris Visual Visual Visual Visual Audio visual Audio Simbol Ikonik digital Ikonik Ikonik Ikonik digital Ikonik digital Digital

7. KISI-KISI DAN INSTRUMEN PENILAIAN a. Teknik Penilaian di Kelas

Seorang guru harus melakukan penilaian proses dan hasil untuk mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Dalam proses penilaian diperlukan bukti asesmen yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan untuk menilai peserta didik. Proses pengumpulan bukti mencakup hal-hal berikut; 1 memberikan kesempata kepada siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya; 2 mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-kompetensi siswa; dan 3 menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh demonstrasikinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut Alis, 2011:143. Perlu diketahui bahwa asesmen memberikan umpa balik mengenai kemajuan belajar siswa untuk siswa, orang tua, dan guru. Assesmen juga membantu guru untuk membuat keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan pedoman program pembelajaran. Asesmen harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program pembelajaran. Guru perlu memperhatikan bukti-bukti dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan para siswa. Bukti-bukti ini akan menunjukkan apa yang sudah diketahui siswa, dan apa yang masih perlu mereka ketahui. Bukti-bukti ini akan menunjukkn apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang masih perlu merek ketahui. Teknik atau cara penilaian berbasis kelas untuk mengumpulkan bukti-bukti dalam pembelajaran siswa, baik proses maupun hasil dapat dilakukan dnegan dua cara, yaitu tes dan nontes. Teknik penilaian dengan tes dapat dilakukan dnegan pembuatan soal tulis atau lisan. Berikut ini lebih difokuskan pada penilaian nontes yang masih jarang dilakukan oleh bapak dan ibu guru. b. Tekik Penilaian Nontes Penilian dengan nontes dapat dilakukan melalui: 1 penilaian unjuk kerja, 2 penilaian produk, 3 penilaian proyek, 4 penilaian portofolio, 5 penilaian Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 27 sikap. Bapak dan Ibu guru dapat memilih salah satu teknik penilaian tersebut sesuai dengan KD yang diajarkan. Untuk penilaian sikap secara umum dapat dilakukan dengan objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran antara lain: a sikap terhadap mata pelajaran b sikap terhadap gurupengajar, c sikap terhadap proses pembelajaran, d sikap yang berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang berhubungan dengan mata pelajaran, e sikap yang berhubungan dengan ompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Untuk penilaian sikap dapat dilakukan dengan 1 observasi perilaku, 2 pertanyaan langsung, 3 laporan pribadi. Dengan teknik-teknik tersebut, dapat dipilih sesuai karakteristik KD yang diajarkan dan dinilai dalam proses dan hasil pembelajarn.

D. ALAT DAN BAHAN WORKSHOP

Dalam workshop ini diperlukan bahan dan alat sebagai berikut. 1 Papan tulis 2 Spidol white board sesuai kebutuhan 3 LCD dan Layar 4 Kertas plano sesuai kebutuhan peserta 5 Kertas folio sesuai kebutuhan peserta 6 Lem, isolasi, kertas, gunting, penggaris, dan cutter sesuai kebutuhan 7 Bahan bacaanmateri ajar sesuai bidang studi 8 Spidol tebal sesuai kebutuhan 9 Lembar kerjapengamatan sesuai kebutuhan 10 Standar Isi mata pelajaran Bahasa Jawa dari BSNP apabila ada SD,SMP, dan SMAMASMK. 11 Bahan ajar Bahasa Jawa SDSMPSMASMK yang relevan Bahan-bahan yang perlu disiapkan Panitia dan Narasumber: 1. Permendiknas No 8 Tahun 2009 2. Pedoman PLPG tahun berjalan dilaksanakanya PLPG 3. Panduan penyelenggaraan workshop 4. Instrumen meriview perangkat Silabus dan RPP