Materi PLPG Materi Bhs. Jawa (SSP)

(1)

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

(PLPG)

WORKSHOP SSP (PENGEMBANGAN DAN

PENGEMASAN PERANGKAT PEMBELAJARAN)

BAHASA DAERAH

Oleh :

Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum.

Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd.

PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil alamin. Segala puji syukur hanya kepada allah swt. Penulisan modul Workshop SSP ini disusun untuk para guru bahasa dan sastra Jawa yang mengikuti PLPG di Rayon 113. Modul ini disusun sebagai salah satu acuan untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), yang disajikan dengan materi pokok bahasan dan kegiatan-kegiatan yang cukup padat. Banyaknya kegiatan yang ada dalam modul dimaksudkan agar peserta PLPG dapat memahami secara mendalam setiap pokok bahasan yang disajikan dalam modul ini. Oleh karena itu, apabila peserta PLPG mengalami kesulitan diharapkan bertanya, bertanya, dan mendiskusikan dengan instruktur PLPG. Selain itu, peserta PLPG dapat memperkaya wawasan dan kompetensi dengan membaca buku rujukan yang telah ditulis dalam daftar pustaka.

Modul ini terdiri atas : (A) Pendahuluan, (B) TujuanWorkshop, (C) Materi Workshop; (1) Silabus, (2) RPP, (3) Bahan Ajar, (4) LKS, (5) Media Pembelajaran, (6) Kisi-kisi dan Instrumen Penilaian; (D) Alat dan Bahan Workshop, dan (E) Langkah-langkahWorkshop.

Dalam mempelajari modul ini, kami yakin peserta belum memiliki kompetensi maksimal dalam penguasaan materi ini. Hal ini dikarenakan penulis menyadari masih ada kekurangan dalam modul ini. Oleh karena itu, demi perbaikan kualitas dan pengayaan metode pembelajaran di kelas, kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan modul ini. Semoga bermanfaat dan Allah meridhoinya. Amiin.

Salam sukses dan Luar Biasa!

Surakarta, April 2013 Penulis,


(3)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2013 ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

A. PENDAHULUAN ... 1

1. Menjadi Guru Cerdas dan Berkarakter... 1

2. Menjadi Guru Kreatif dan Inovatif... 2

3. Menjadi Guru Profesional ... 4

B. TUJUAN WORKSHOP ... 6

1. Tujuan Umum dan Khusus... 6

2. Manfaat Workshop SSP ... 6

C. MATERI WORKSHOP SSP... 8

1. SILABUS ... 8

2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)... 15

3. BAHAN AJAR... 18

4. LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ... 19

5. METODE PEMBELAJARAN... 20

6. MEDIA PEMBELAJARAN ... 23

7. KISI-KISI DAN INSTRUMEN PENILAIAN... 26

D. ALAT DAN BAHAN WORKSHOP ... 27

E. LANGKAH-LANGKAH WORKSHOP... 28

1. Workshop Pengembangan Silabus... 28

2. Workshop Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 30

3. Langkah Kegiatan Workshop... 31


(4)

A. PENDAHULUAN

1. Menjadi Guru Cerdas dan Berkarakter

Aku ingin menjadi guru cerdas dan berkarakter . Niat dan janji ini yang harus diucapkan dan dilaksanakan oleh semua peserta PLPG. Banyak orang membicarakan masalah guru professional dan pendidikan karakter di semua jenjang pendidikan. Bahkan tema utama yang diangkat dalam rangka memperingati Hardiknas tahun 2010 dan 2011 adalah Pendidikan karakter dalam rangka membangun peradaban bangsa dan tema hari Sumpah Pemuda Membangun Karakter Pemuda Demi Bangsa (Rohmadi, 2010). Selain itu, di berbagai tempat dan papan poster terpampang pendidikan karakter. Apa sebenarnya pendidikan karakter? Siapa yang harus berkarakter? Salah satunya yang jelas adalah calon-calon guru.

Merujuk paparan di atas, perlu dilihat terlebih dahulu hakikat pendidikan. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturasi dan sosialisasi) (Adnan, 2010). Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh tiga dimensi dasar kemanusiaan: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia, (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan, dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensikinestetis.

Masih ingat tokoh pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa Yogyakarta yang memberikan teladan dengan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani (didepan memberi contoh, di tengah ikut berkarya, dan di belakang turut mendukung). Selain itu, tokoh pendidikan tersebut pernah mengatakan bahwa, Hidup haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban, budaya, dan persatuan. Pesan tersebut disampaikan di Taman Siswa Yogyakarta.


(5)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 2 Dukungan pendapat tersebut disampaikan oleh Prof. Wuryadi (Adnan, 2010) bahwa manusia pada dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar. DASAR, dapat dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis (genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teorikonstruktivisme), sedangkan AJAR adalah kondisi yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.

Pemikiran-pemikiran mengenai pendidikan karakter tersebut diperkuat dengan dasar hukum yang jelas pada UU Sisdiknas pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam rangka mewujudkan pendidikan karakter pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengimplementasikan di sekolah dan kampus. Namun demikian, kita harus merujuk pendapat Stiles (1998) bahwa Pembangunan karakter tidak dapat dilakukan dengan serta merta tanpa upaya sistematis dan terprogram sejak dini (Furqon, 2010). Salah satu wujud nyata adalah pelaksanaan PLPG dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru di Indonesia. Dengan demikian, terbentuklah guru-guru professional dan berkarakter berbasis PLPG.

2. Menjadi Guru Kreatif dan Inovatif

Prinsip bagi seorang guru harus dapat menjdai guru kreatif dan inovatif. Ada beberapa slogan bahwa Guru yang baik terwujud dari hati. (Barbara Dorff, guru sekolah lanjutan teladan dari Texas) dan Hal yang paling indah tentang mengajar adalah bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula yang akan kita peroleh kembali. (Richard Sprecher, guru teladan dari Montgomery Country, Maryland) (Fakhrudin, 2009:98). Bagimana dengan kita? Apakah kita sudah berani mengaku sebagi guru profesioal?

Guru menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan karakter bagi generasi penerus bangsa dari TK s.d. perguruan tinggi. Guru sebagai orang yang dipercaya


(6)

dan diteladani oleh murid harus memberikan contoh karakter yang kuat. Hal ini akan menjadi dasar yang kuat bagi seorang guru untuk membentuk karakter siswanya. Dengan demikaan, akan terwujud filosofi guru digugu (dipercaya) dan ditiru (diteladani). Akan tetapi apabila perilaku guru tidak dapat menjadi teladan bagi siswanya tetapi justru menjadi tontonan salah siapa?

Seorang guru harus mendidik. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang disampaikan Santoso (1981:33, Furqon Hidayatullah, 2010:18) bahwa tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri yang kukuh-kuat dalam jiwa pelajar, supaya mereka kelak dapat bertahan dalam masyarakat. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pendidikan bertugas mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, tahu kemampuan, dan batas kemampuannya. Merujuk pemikiran di atas, berarti pembentukan karakter dan watak menjadi salah satu tanggung jawab dan tugas seorang guru dalam mendidik peserta didiknya.

Mendukung pendapat di atas, Furqon Hidayatullah (2010:18) berpendapat bahwa guru yang memiliki makna digugu dan ditiru (dipercaya dan dicontoh) secara tidak langsung juga memberikan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, profil dan penampilan guru seharusnya memiliki sifat-sifat yang dapat membawa peserta didiknya ke arah pembentukan karakter yang kuat. Oleh karena itu, seorang guru harus menjadi teladan bukan sekadar memberi teladandanmenjadi contohbukansekadar memberi contoh.

Kesadaran menjadi guru kreatif, inovatif, dan berkarakter yang menjadi contoh dan teladan harus dimiliki oleh guru TK, SD, SMP/MTs, SMA/MA/K tanpa terkecuali. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus dilakukan secara bersama-sama antara dinas pendidikan, pemerintah, stakeholder pendidikan, dan semua elemen bangsa. Dengan duduk bersama para pemangku kepentingan pendidikan memikirkan kepentingan bangsa dan generasi penerus secara komit maka akan terwujud pendidikan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Dalam rangka pembentukan karakter guru, meningkatkan kualitas dan kompetensi ini, dapat dimulai melalui kegiatanworkshopSSP. Dengan demikian,


(7)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 4 akan lahir guru-guru kreatif, inovatif, cerdas, dan berkarakter kuat. Merujuk paparan di atas, diharapkan guru-guru professional yang mampu merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran inovatif, menilai, dan menindaklanjuti permasalahan-permasalahan di kelas dapat direalisasikan sejak awal oleh guru melaluiworkshopSSP.

3. Menjadi Guru Profesional

Predikatguru profesional sering didengar dan didiskusikan oleh para guru di berbagai sekolah di Indonesia, bahwa saya guru professional. Setiap orang selalu mengaku yang paling baik, benar, dan tidak mau menerima masukan orang lain. Hal ini fenomena yang wajar karena sifat yang dimiliki oleh guru sebagai manusia biasa. Setiap guru memiliki kebisaan yang berbeda-beda tetapi berdampak besar terhadap kehidupannya sebagai guru dan peserta didiknya. Oleh karena itu, perlu dipikirkan pengubahan mindset pemikiran seorang guru yang berkorelasi dengan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian bagaimana agar kebisaan dan perilaku hidup sehari-hari tersebut tidak mempengaruhi psikis seseorang guru dalam pembelajaran di kelas?

Kondisi karut marut bangsa Indonesia menjadi bahan renungan bagi semua elemen bangsa. Hal ini seperti dikatakan Arifin (2010) bahwa saat ini banyak orang yang sudah tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya secara amanah. Anggota DPR yang tidur saat sidang atau bahkan tidak pernah menghadiri sidang, sipir penjara yang berkolusi membebaskan narapidana, polisi yang tidak menjaga letusan senjatanya, jaksa yang menjual tuntutan demi meraih ratusan juta bahkan miliaran rupiah, hakim yang tidak menjalankan tugas undang-undang untuk menghadirkan saksi penting, dan banyak lagi contoh drama pengingkaran tanggung jawab yang dimainkan oleh pejabat publik di negeri ini. Mungkinkah sekarang ada juga, guru yang tidak menjalankan tugas dan kewajibanya dengan baik tetapi menutut haknya secara berlebihan? Pertanyaan ini menjadi bahan refleksi untuk kita semua sebagai guru bangsa.

Merujuk pemikiran di atas, siapa yang salah? Guru, dosen, pemerintah atau sumua salah. Selama rentang tahun 2010 ini alhamdulillah banyak orang membicarakan masalah karakter. Hal ini menunjukkan kesadaran akan karut marutnya kondisi karakter bangsa Indonesia. Ini menjadi sangat ironis. Dengan


(8)

kondisi bangsa saat ini, pendidikan karakter bukan hanya sekadar fenomena yang didiskusikan dan dikaji tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan. Pertanyaanya harus dimulai dari manakah untuk membentuk guru professional yang cerdas dan berkarakter kuat?

Guru cerdas dan berkarakter kuat harus dibentuk sejak kuliah di LPTK. Apabila sudah terlanjur menjadi guru maka harus memiliki keinginan berubah sikap dan perilakunya dalam mengajar sejak mengikuti PLPG. Baik elemen masyarakat pendidikan, guru, dosen, pemerintah, mahasiswa, dan pelajar. Semua elemen tersebut harus memiliki sifat dasar dan karakter yang kuat sebagai generasi penerus bangsa. Banyak upaya telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan guru cerdas dan berkarakter kuat. Salah satunya melalui PLPG dalam rangka mensertifikasi guru-guru dalam jabatan. Namun demikian, semua usaha tersebut masih belum menunjukkan titik terang dan hasil yang nyata. Hal ini dapat dibuktikan, penguasaan metode dan kekayaan komptensi guru masih harus ditingkatkan karena sepulang dari PLPG kembali ke lagu lama aku masih seperti yang dahulu . Bagaiman pembelajaran akan berhasil menerapkan model-model pembelajaran aktif, kreaatif, dan menyenangkan di kelas apabila para guru sudah bersikap pesimis seperti itu?

Untuk menjawab uraian tersebut di atas, jawabnya bergantung guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran di kelas. Seorang guru professional harus dapat menyiapkan perencanaan, pelaksanan, penilaian, dan tindak lanjut dengan professional. Oleh karena itu, modul ini akan memberikan sumbangan pemikiran mengenaiworkshopSSP bagi peserta PLPG utuk menyiapkan guru yang mampu: (1) menulis silabus, (2) menulis RPP, (3) bahan ajar, (4) lembar kerja siswa (LKS), (5) media pembelajaran, dan (6) membuat kisi-kisi dan instrumen penilaian. Semoga pemikiran ini dapat menjadi pelengkap bagi aneka pemikiran para cendikia dan pakar pembelajaran sehingga dapat menghasilkan guru-guru cerdas, dan berkarakter kuat untuk membangun bangsa tercinta ini. Hal ini selaras dengan pendapat Furqon Hidayatullah no teacher no education , tidak ada pendidikan tanpa guru . Dengan demikian, guru memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan dalam berbagai konteks pembelajaran.


(9)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 6

B. TUJUAN WORKSHOP

1. Tujuan Umum dan Khusus

Secara umum workshop pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran bahasa Jawa ini memiliki tujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru-guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran.

Tujuan khusus,workshopSSP ini agar peserta PLPG mampu:

a. mengkaji kurikulum (KTSP) Bahasa Jawa dan mengembangkannya menjadi silabus pembelajaran,

b. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), c. mengembangkan materi pembelajaran,

d. merencanakan dan menentukan metode pembelajaran inovatif,

e. merancang dan menentukan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran, dan

f. menyusun rubrik dan model penilaian yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan.

2. Manfaat Workshop SSP

Merujuk pada tujuan umum dan khusus di atas, workshopSSP ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran guru-guru bahasa Jawa. Dengan demikian, dampak positifworkshopSSP ini antara lain sebagai berikut.

a. Keaktifan Peserta/Guru

Proses pembelajaran dalam workshop SSP ini diarahkan pada upaya untuk mengaktifkan peserta, bukan dalam arti fisik melainkan dalam keseluruhan perilaku belajar. Keaktifan ini dapat diwujudkan antara lain melalui pemberian kesempatan menyatakan gagasan inovatif dalam pembelajaran bahasa Jawa, mencari informasi dari berbagai sumber, dan melalui berbagai konteks, dan melaksanakan tugas-tugas yang merupakan aplikasi dari konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dalam RPP yang disiapkan.

b. Berpikir Tingkat Tinggi(High order thinking)

Pengembangan sistem pembelajaran dalam workshop SSP ini berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) para peserta, meliputi berpikir logis, kritis, kreatif, reflektif, pemecahan masalah, dan


(10)

pengambilan keputusan. Dengan demikian, para peserta akan menghasilkan silabus dan RPP berbasis PAKEM dan karakter.

c. Dampak Pengiring

Selain pengembangan kompetensi di atas, peserta diarahkan pada pencapaian dampak instruksional(instructional effects), sehingga proses pembelajaran bahasa Jawa diharapkan mengakomodasi upaya pencapaian dampak pengiring (nurturant effects), yang mendorong pengembangan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian peserta PLPG sebagai guru profesional.

d. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Dalam workshop SSP ini diharapkan para peserta memiliki keterampilan memanfaatkan multimedia dan teknologi informasi dalam semua kegiatan workshop PLPG, baik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan maupun sebagai media pembelajaran Bahasa Jawa

e. Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Para peserta PLPG diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa berdasarkan konsep-konsep diperoleh melalui pengalaman dan kenyataan yang ada di lingkungan sehari-hari selama di sekolah. Pengenalan model-model pembelajaran inovatif diharapkan akan mewarnai RPP dalam pembelajaran bahasa Jawa dilakukan sejak awal sampaipeer teaching.

f. Mengenal dan Memahami Model Pembelajaran Inovatif

Peserta diharapkan mengenal, memahami, dan menerapkan penggunaan strategi dan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran bahasa Jawa sehingga menghasilkan pembelajaran berbasis PAKEM. Pembelajaran bahasa Jawa berbasis inovatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan-pendekatan pembelajaran mutakhir bahasa Jawa yang bercirikan konstruktivisme hendaknya menjadi bagian utama dalam pembelajaran bahasa Jawa yang diimplemntasikan dalam silabus dan RPP guru bahasa Jawa. Dengan demikian para peserta PLPG mampu mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri dan peran instruktur dalam hal ini adalah sebagai fasilitator dan sebagai pembimbing.


(11)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 8 g. Belajar dengan Berbuat

Prinsip learning by doing tidak hanya diperlukan dalam pembentukan keterampilan, melainkan juga pada pembentukan pengetahuan dan sikap. Dengan prinsip ini, pengetahuan dan sikap terbentuk melalui pengalaman dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang ditugaskan termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam menyiapkan perangkat pembelajaran. Proses pembelajaran dalam workshop SSP lebih menekankan kepada partisipasi aktif peserta PLPG melalui model pembelajaran berbasis workshop atau lokakarya dengan bimbingan atau asuhan dosen/instruktur.

h. Integrasi RPP dalam Penelitian Tindakan Kelas

Workshop SSP ini dapat juga sebagai media guru bahasa Jawa untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian, Workshop SSP dapat menjadi dasar untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas setiap semester di sekolah masing-masing. Oleh karena itu, PTK tidak dilakukan secara terpisah dari kegiatan workshop SSP. Dengan bantuan pembimbing para peserta PLPG mengindentifikasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. Selanjutnya masing-masing peserta mencoba merumuskan masalah dalam PTK untuk diselesaikan selama kegiatan workshop SSP. Hasil dari kegiatan ini diperoleh silabus dan RPP yang sudah diintegrasikan untuk menyelesaikan masalah-maslah dalam pembelajaran di kelas.

C. MATERI WORKSHOP SSP

1. SILABUS

a. Hakikat dan Prinsip Pengembangan Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian( paket AlFHE-DBE2).


(12)

Merujuk pada hakikat silabus di atas maka perlu dipahami dahulu unsur-unsur yang terdapat pada silabus (1) standar kompetensi, (2) materi pokok/pembelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) indikator, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7) sumber/bahan/alat belajar.

Kompetensi yang dimaksud di atas adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian kemampuan yang diperoleh peserta didik akan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, kompetensi dasar adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan dimahirkan pada setiap tingkatan dari suatu mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Selain itu, komponen lain yang harus diperhatikan adalah indikator pencapaian hasil belajar, yaitu kemampuan dasar spesifik untuk menilai ketuntasan belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Jawa.

Komponen lain adalah kegiatan pembelajaran. Yang dimaksud kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Selain itu, guru harus mengembangkan kompetensi-kompetensi lain yang dimiliki peserta didik yang dapat mendukung pembelajaran.

Merujuk pada paparan di atas, dapat ditegaskan bahawa pada hakikatnya pengembangan silabus ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

(1) Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik?

(2) Bagaimana cara membantu peserta ddik dalam mencapai kompetensi tertentu? (3) Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi

tertentu?

Berdasarkan indikator-indikator tersebut di atas, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada guru bidang studi yang dianggap benar-benar mengetahui dan memahami kondisi sekolah, peserta didik, dan kemampuan diri


(13)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 10 sendiri, yang pada akhirnya dapat diharapkan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.

Dalam rangka menjaga keberagaman silabus dari berbagai sumber dan wilayah dinas masing-masing maka guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, yaitu ilmiah, relevan, fleksibel, berkesinambungan, konsisten, memadai, aktual, kontekstual, efektif, dan efisien. Deskripsi dari masing-masing prinsip tersebut berdasarkan materi ALIS DBE2 (2007) dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Ilmiah dimaksudkan keseluruhan materi dan kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan dimaksudkan ruang lingkup materi memiliki kesesuaian dengan tingkat kesulitan, urutan penyajian, perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik, ada kesesuaian dengan tuntutan masyarakat, kesinambungan dengan pendidikan di atasnya, dan kesesuaian antarkomponen dalam silabus.

3. Fleksibel dimaksudkan bahwa guru tidak terpancang dengan silabus yang dirancang tetapi dapat dimodifikasi dengan mengakomodasi ide baru. 4. Berkesinambungan dimaksudkan bahwa silaus memiliki keterkaitan satu

sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik, harus berkesinambungan dengan jenjang pendidikan di atasnya, harus berkesinambungan dengan silabus lain yang sejenis.

5. Konsisten dimaksudkan adanya hubungan yang konsisten (ajeg) antarkomponen dalam silabus dalam membentuk dan mencapai kompetensi tertentu yang harus dimiliki peserta didik.

6. Memadai dimaksudkan komponen-komponen dalm silabus dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditetapkan serta sarana dan prasarana yang tersedia dapat mendukung ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

7. Aktual dan kontekstual dimaksudkan semua komponen utama dalam silabus dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,


(14)

teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupa nyata, serta memuat berbagai peristiwa yang sedang berlangsung dan terjadi di masyarakat.

8. Efektif dimaksudkan dalam mengembangkan silabus harus diperhatikan keterlaksanaannya dalam proses pembelajran dan tingkat ketercapaian kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan dan perlu mempertimbangkan situasi dan kondisi di kelas sehingga kendala yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran dapat diantisipasi. 9. Efisien dimakasudkan dalam pengembangan silabus dan menyusun

perencanaan pembelajaran, setiap guru perlu mengupayakan penghematan dan memperkecil penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Merujuk pada paparan di atas, dalam pengembangan silabus perlu diperhatikan berbagai komponen sehingga guru mampu mengembankan silabus selaras dengan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

b. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Berikut diuraikan langkah-langkah pengembangan silabus. 1. Mengisi kolom identitas

Contoh:

SILABUS

Nama Sekolah : SMK Luar Biasa Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 1 x 45

2. Mengkaji dan Menganalisis Standar Kompetensi

a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi/kurikulum melainkan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan.

b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.


(15)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 12 c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata

pelajaran

3. Mengkaji dan Menetukan Kompetensi Dasar

a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam Standar Isi/Kurikulum melainkan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan

b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

d. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran

4. Mengidentifikasi Materi Standar

a. Menganalisis kesesuaian materi dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, danspiritualpeserta didik.

b. Mempertimbangkan prinsip kebermanfaatan bagi peserta didik c. Berpedoman pada struktur keilmuan

d. Mempertimbangkan kedalaman dan keluasan cakupa materi

e. Meprediksi keterkaitan antara kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan dalam kehidupan nyata

f. Menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk menuntaskan penguasaan didik terhadap materi tertentu.

5. Mengembangakan Pengalaman Belajar (Standar Proses)

a. Mempertimbangkan proses pembelajaran secara keseluruhan yang melibatkan kegiatan mental dan fisik peserta didik yang secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi.

b. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang bervariasi yang perlu dikuasai oleh peserta didik.


(16)

a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.

b. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dala standar isi/kurikulum

c. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

d. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

e. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

f. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional (kata kerja operasional terlampir) yang dapat diukur dan dapat diobservasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian.

7. Menentukan Penilaian

a. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator dan disesuaikan dengan penglaman belajar, dengan menggunakan tes dan nontes secara tulis dan lisan, misalnya pengamatan kierja dan sikap, penilaian hasil karya, portofolio dan penilaian diri.

b. Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dengan menggunakan acuan kriteria.

c. Penilaan dilakukan dengan sistem penilaian berkelanjutan dan hasilnya dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.

8. Menentukan Alokasi Waktu

Alokasi yang dicantumkan di dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan dengan memperhatikan alokasi waktu pelajaran per minggu dan jumlah minggu efektif.


(17)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 14 9. Menentukan Sumber/Bahan/Media Pembelajaran

a. Sumber belajar merupakan rujukan, objek atau bahan yang digunakan dan dimanfaatkan selama proses pembelajaran.

b. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, ekonomi, dan budaya.

c. Sumber belajar ditentukan berdasarkan komponen utama silabus. Perhatikan contoh format silabus berikut, untuk contoh silabus dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMK LUAR BIASA

KELAS/SEMESTER : X/1

STANDAR KOMPETENSI : ...

KOMPETENSI DASAR :...

Materi pokok/ Pembelajara n

Kegiatan pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi waktu

Sumber Belajar


(18)

2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) a. Komponen RPP

Guru professional harus mampu mendidik, merencanakan, melaksanakan, menilai, dan menindaklanjuti dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran yang baik memerlukan rencana pembelajaran yang baik, agar diperoleh hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus menyusun RPP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditetapkan dalam silabus, sekaligus merupakan gambaran kompetensi yang ingin dicapai baik selama dan setelah proses pembelajaran. Komponen-komponen dalam RPP terdiri atas: (1) identitas mata pelajaran, (2) standar kompetensi (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujun pembelajaran, (6) materi pokok/ajar, (7) metode pembelajaran, (8) alokasi waktu, (9) sumber, alat, dan media, dan (10) penilaian.

Komponen-komponen di atas disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh guru berdasarkan lingkungan dan karakteristik siswa yang berbeda-beda antara daerah satu dengan yang lain.

b. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran dalam RPP

Dalam kegiatan pembelajaran langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada prinsipnya terdiri atas: (1) kegiatan awal/pembukaan, (2) kegiatan Inti, (3) kegiatan penutup. Ketiga kegitan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Sifat kegiatan awal adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan atau tentang topik yang akan dipelajari. Penyampaian materi pada kegiatan ini dapat dilakukan dengan bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi. Kegiatan lain juga dapat dilakukan dengan tanya jawab, mendeskripsikan, dan mengilustrasikan. Kegiatan pembukaan ini sangat penting untuk memotivasi belajar peserta didik dan mengetahui kemampuan awal peserta didik agar proses pembelajaran selanjutnya dapat dilaksanakan lebih fokus.

Kegiatan inti dalam pembelajaran difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi


(19)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 16 dasar yang akan dicapai. Penyajian bahan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun individu. Penerapan metode dan strategi pembelajaran inovatif dapat dirujuk dari berbagai sumber belajar. Pemilihan metode dan strategi pembelajaran harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan serta KD yang akan dicapai.

Dalam mendeskripsikan pengalaman belajar peserta didik, perlu diperhatikan keterkaitannya dengan indicator yang sudah dirumuskan oleh seorang guru. Ketika menyusun RPP guru dapat bertanya melalui kegiatan belajar seperti apa yang dapat dilakukan bersama peserta didik agar indicator yang telah dirumuskan dapat tercapai? Pendekatan apa yang tepat diterapkan? Metode-metode apa saja yang dapat diintegrasikan, disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan sumber daya belajar di lingkungan sekitar.

Sifat kegiatan penutup adalah untuk menenangkan dan membuat tindak lanjut belajar. Pada kegiatan ini dapat dilakukan secara bervariasi, seperti menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, dan apresiasi musik. Selain itu, juga dapat dilakukan untuk siswa SMP dan SMA/K dengan memberikan motivasi dan penguatan untuk menjadi generasi yang unggul.


(20)

Perhatikan contoh format RPP berikut. Untuk contoh RPP silahkan dilihat pada lampiran 3 dan 4.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I IDENTITAS

Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester :

II STANDAR KOMPETENSI

1 .

III KOMPETENSI DASAR

1 .

IV INDIKATOR

1 . 2 .

V ALOKASI WAKTU : .. Jam Pelajaran ( . x pertemuan) VI TUJUAN PEMBELAJARAN

1 . 2 .

VII MATERI DAN URAIAN SINGKAT MATERI PEMBELAJARAN

. . .

VIII STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran : 2. Pendekatan : 3. Metode :

IX LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Awal ( Menit ) a. Apersepsi :

b. Orientasi : c. Motivasi :

2. Kegiatan Inti ( .Menit ) a. (eksplorasi) b. . (elaborasi) c. . (konfirmasi) 3. Kegiatan Akhir ( Menit)

a. . b. ..

X MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Sumber buku acuan : 2. Alat & Bahan : 3. Media pembelajaran :


(21)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 18

1. Teknik : 2. Bentuk instrumen : 3. Contoh instrumen : 4. Kunci jawaban : 5. Penskoran & Pembobotan :

Surakarta, Mengetahui,

Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran

. .

NIP/NIK NIP/NIK

3. BAHAN AJAR

Bahan ajar untuk mata pelajaran bahasa Jawa, bapak dan ibu silahkan guru dapat menggunakan materi yang diperoleh dari media cetak dan elektronik terkait dengan materi empat keterampilan kebahasan dan kesastraan. Bapak dan ibu guru dapat memperoleh bahan ajar dari Modul Pendalaman Materi Bahasa Jawa dan juga bahan ajar yang sudah dimiliki.

Materi-materi dasar dalam bahasa Jawa seperti:(1) Bahasa Rujukan Dasar terdiri atas: (a) lafal dan ejaan bahasa Jawa, (b) tata karma, (c) kata bilangan, (d) warna, (e) arah dan arah mata angin, (f) pronominal. (2) tetepungan, (3) mertamu, (4) tata karma, (5) lor-kidul, (6) sastra jawa, dll.

Sebagai bahan ajar tambahan dapat juga Bapak dan Ibu Guru menggunakan bahan ajar berikut ini sebagai referensi tambahan sebagai bahan ajar untuk mata pelajaran bahasa Jawa.

a. Koran Solopos, Joglosemar, Radar Solo, Suara Merdeka, Wawasan, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Republika, dll.

b. Aryo Bimo Setiyawan. 2007. Parama Sastra Bahasa Jawa. Yogykakarta: Panji Pustaka.

c. Jatmikoningtyas, Yuniati. 2004.Pepak Bahasa Jawa. Solo: Bringin 55 d. Kalawarti,Penyebar Semangat. No. 22, 31 Mei 2008

e. Kalawarti,Penyebar Semangat.No. 01, 05 Januari 2008 f. Kalawarti,Penyebar Semangat. No. 49, 05 Desember 2009


(22)

g. Ki Begawan Tjipto Adi. 2006.Pepak Kagunan Basa. Solo: Widya Duta. h. Ki Demang. 2006.Paramasastra Jawa. http://ki-demang.com.

i. S.A. Mangun Suwito. 2008. Kamus Bahasa Jawa (Jawa-Jawa). Bandung: Yrama Widya.

j. S. Prawraatmodjo. 1980. Bausastra Jawa-Indonesia. PT. Toko Gunung Agung.www.wikipidia.org

k. Makalah Prosiding. 2010. Sastra dan Perubahan Sosial. Surakarta. Fakultas Sastra Daerah.

l. Wedhawati dkk. 2006.Tata Bahasa Jawa Mutakhir. Yogykarta: Kanisius. m. Herman J. Waluyo. 2009. Bahasa dan Sastra Daerah. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.

n. Sudaryanto (Peny.). 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

o. Widyaparwa. 1997. Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra. Yogykarta: Balai Penelitian Bahasa.

p. Harimurti Kridalaksana. 2001. Wiwara: Pengantar Bahasa dan Kebudyaan Jawa. Jakarta: Gramedia.

4. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Lembar kerja siswa merupakan lembar kegiatan yang digunakan oleh seorang guru untuk mencapai kompetensi yang diinginkan oleh siswa. Lembar kerja siswa (LKS) ini dibuat berdasarkan KD dalam pembelajaran dan disesuaikan dengan kebutuhan. Mengapa harus dibuat lembar kerja siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu diketahui bahwa siswa akan lebih aktif dan cepat memahami objek dan materi pembelajaran apabila terlibat dalam mengerjakan aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya LKS ini dalam pembelajaran dikarenakan menjadi sarana dan indikator pencapaian kompetensi awal bagi para siswa sebelum dilakukan penilaian hasil/akhir. Selain itu, LKS dapat menjadi sarana penilaian proses dalam pembelajaran setiap KD di kelas atau di luar kelas.

Berikut diberikan contoh Lembar Kerja Siswa, sebagai alternatif pembuatan LKS dalam pembelajaran bahas Jawa.


(23)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 20 Lembar Kegiyatan Siswa I

Wacanen crita cekak ing ngisor iki kanthi permana, terus tulisen ing tabel iki. No. Pokok-pokok Isi Cerita

Cekak

Tokoh-tokoh lakon 1

2 3 4

Lembar Kegiyatan Siswa II

Golekana tembung rangkep lan camboran ing crita cekak

No. Tembung Rangkep Tembung Camboran

1 2 3 4

5. METODE PEMBELAJARAN a. Aneka Metode dalam Pembelajaran

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI: 1995). Prinsip metode ini lebih pada prosedural dan sistemik karena untk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, seorang guru harus pandai-pandai memili metode dalam pembelajaran berdasarkan karakteristik KD yang diajarkan.

Merujuk paparan di atas, metode pembelajaran memiliki arti penting dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, berikut ini dipaparkan beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa, seperti yang dipaparkan oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009:56) sebagai berikut.

a. Metode Terjemahan Tatabahasa b. Metode Membaca


(24)

c. Metode Audi-Lingual

d. Metode Resptif dan Produktif e. Metode Langsung

f. Metode Komunikatif g. Metode Integratif h. Metode Tematik i. Metode Kuantum j. Metode Konstruktivistik k. Metode Partisipatori l. Metode Kontekstual

m. Metode pembelajaran Bahasa Komunitas n. Metode Respon Fisik Total

o. Metode Cara Diam p. Metode Sugestopedia

Aneka metode dia atas dapat dijadikan salah satu alternatif bagi bapak dan ibu guru dalam memilih metode pembelajaran.

Selain metode-metode pembelajarn di atas, bapak dan ibu dapat menggunakan model pembelajaran kontekstual, quantum, kooperatif (lebih jelas, dapat bapak dan ibu dapat memperkaya materi model-model pembelajaran dapat dibaca modul Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jawa yang ditulis Dra. Raheni Suhita, M.Hum. dan Dr. Nugraheni E.W., M.Hum). Dengan demikian, bapak dan ibu guru dapat memperkaya model-model pembelajaran inovatif dalam berbagai konteks.

b. Teknik Penyajian dalam Pembelajaran

Berdasarkan definisi dalam KBBI (1995), yang dimaksud teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu. Teknik merupaka siasat, kiat, atau atau penemuan yang digunakan untuk menemkan sesuatu serta menyempurnakan suatu tujuan secara langsung. Dalam pembelajaran teknik penyajian harus selaras dengan metode pembelajaran yang digunakan.

Seorang guru harus memiliki kompetensi tertentu dalam menyajikan sebuah pelajaran di kelas atau pu di luar kelas. Hal ini dikarenaka teknik penyajian dalam


(25)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 22 pembelajaran sangat menentukan hasil yang akan dicapai dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus menguasai dan memahami aneka teknik penyajian pelajaran. Yang dimaksud teknik penyajian pelajaran menurut Roestiyah (2001) dalam Iskandarwssid (2009:67) adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh pengajar atau insruktur. Pengertian lain adalah sebagai tekik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh peserta didik dengan baik.

Selain aneka metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa di atas, bapak dan ibu guru juga dapat menggunakan pilihan dengan aneka teknik penyajian berikut: (1) teknik penyajian diskusi, (2) teknik penyajian kerja kelompok, (3) teknik penyajian penemuan, (4) teknik penyajian simulasi, (5) teknik penyajian unit teaching, (6) teknik penyajian sumbang saran (brain storming), (7) teknik penyajian inquiry, (8) teknik penyajian eksperimen, (9) teknik penyajian demonstrasi, (10) teknik penyajian karya wisata, (11) teknik penyajian kerja lapangan, (12) teknik penyajian secara kasus, (13) teknik penyajian secara system regu (team teaching), (14) teknik penyajian latihn tubian (drill), dan (15) teknik penyajian ceramah.

Untuk melengkapi paparan teknik di atas, berikut dipaparkan aneka metode pembelajaran juga yang sering digunakan guru dalam pembelajaran, seperti yang dijelaskan (Alis, 2007:42), yakni: (1) Pembelajaran dengan audio visual, (2) curah pendapat, (3) studi kasus, (4) demonstrasi, (5) peemuan/inquiry, (6) jigsaw, (7) kegiatan lapangan, (8) ceramah, (9) diskusi kelompok, (10) pembicara tamu, (11) tulis berantai, (12) debat, (13) bermain peran/sosio drama, (14) simulasi, (15) tugas proyek, (16) presentasi, (17) penilaian sejawat, (18 bola salju, (19) tulis berantai, dan (20) kunjungan karya.

Bapak dn Ibu guru apabila metode dan teknik penyajian pelajaran di atas diterapkan dalam RPP maka pembelajaran berbasis PAIKEM dapat diwujudkan oleh guru. Lebih lengkap untuk materi ini dapat dibaca pada buku modul model-model dan pembelajaran serta referensi lain.


(26)

6. MEDIA PEMBELAJARAN

a. Peran Penting Media dan Sumber Belajar

Ciri utama pembelajaran berbasis PAKEM adalah siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengaktifkan aktif dalam proses pembelajaran adalah melibatkan siswa secara partsipasif dalam pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut akan memdudahkan siswa untuk mengenali objek dan materi pembelajaran dengan cepat. Selain itu, untuk mendekatkan siswa pada objek dan materi pembelajaran dapat digunakan benda-benda di sekitar sebgai media pembelajaran dan sumber belajar. Lebih-lebih benda tersebut selaras dengan pengalaman hidup sehari-hari para siswa di lingkungan sekitarnya.

Berbicara masalah media dan sumber pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan berbagai benda di lingkungan sekitar apabila tidak dapat mempeli alat peraga yang tersedia di toko. Dengan mempersiapkan alat peraga sendiri maka kreativitas dan keterlibatan siswa dalam membuat alat peraga murah (APM) justru sangat aktif dan mempercepat pengetahuan mereka pada objek pembelajaran. Hal ini selaras dengan pendapat (Alis, 2007:21) bahawa seorang guru diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan menggunakan media dan sumber pembelajaran yang tepat.

Dengan demikian, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang tepat dalam mengajar. Selain itu, guru harus mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran melalui media dan sumber belajar yang digunakan untuk mendekatkan objek pembelajaran kepada para siswa secara aktif dan menyenangkan.

b. Hakikat Media dan Sumber Belajar

Merujuk pada paparan di atas, perlu diketahui bahwa hakikat media dan sumber belajar tidak terpisahkan. Dalam pembelajaran, media dan sumber belajar hakikat fungsinya sebagai media sedangkan bendanya sebagai sumber belajar. Dengan demikia dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang


(27)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 24 pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar (Alis, 2007:23).

Terkait dengan pendapat tersebut hal penting yang berkaitan dengan media adalah: (1) confusious: saya dengar dan saya lupa saya lihat maka saya ingat -saya kerjakan ternyata -saya memahami , (2)pestalozzi, jika Anda mengajarkan kambing maka bawalah kambing ke dalam kelas , dan (3) pendapat lain, sebuah gambar mempunyai arti seribu kata -Asal semua pengetahuan adalah pengamatan yang ditunjang oleh keaktifan seluruh jiwa dan pribadi. Demikianlah seorang guru harus memanfaatkan media sebagai sumber belajar di dalam dan luar kelas.

Berdasarkan hasil rangkuman penelitian (Alis, 2007:24) mengenai perolehan pengalaman berdasarkan alat indera yang digunakan sebagai berikut.

INDERA A. BAUGH C. DALE G.WILSON

Pelihat 90% 75% 82%

Pendengar 5% 13% 12%

Lain 5% 12% 6%

Berdasarkan persentase pada tabel di atas dapat ditegaskan bahwa indera pelihat meiliki peran paling tinggi. Dengan demikian, ketika guru melakukan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif dan langsung melihat dan mengerjakan, tentu hasilnya akan lebih memuaskan.

c. Ragam Media Pembelajaran dan Pemanfaatannya

Berdasarkan pendapat Heinich dkk. (1996), media pembelajaran dapat dikalsifikasikan sebagai berikut: (1) media tidak diproyeksikan (non projected media), (2) media diproyeksikan (projected media), (3) media audio, (4) media video, (5) media berbasis computer, (6) multi media kit. Merujuk pengkalsifikasian di atas, lebih lanjut dielaskan bahwa ragam media yang beraitan dengan lingkuga fisik, social dan budaya masuk dalam kategori media yang tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan ini terdiri atas: (1) realia, (2) model, (3) bahan grafis, dan (4) display.

Paparan tersebut dapat dijelaskan bahwa realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai media atau bahan ajar. Penggunaanya dapat dilakukan dengan menghadirkan secara nyata di kelas, atau obesrvasi di lokasinya. Pada ondisi tertentu media ini dapat dimodifikasi dengan cara mengambil sebagian


(28)

(membelah) mesin, pameran benda bersejarah dll. Kemudianmodeladalah benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Biasanya dalam bentuk miniature. Sementara itu, bahan grafisadalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak diproyeksikan, misalna gambar, grafik, poster, dan kartun. Dan terakhir, display atau bahan pameran adalah bahan-bahan yang dapat dipamerkan kepada para siswa dalam pembelajaran di kelas atau luar kelas, misalnya papan tulis, papan bulletin, madding, dll.

Aneka ragam media dan sumber belajar yang dimiliki oleh seoarang guru harus dikemas dengan menarik dan kretaif. Hal ini dalam rangka untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kreativitas guru akan menjaid inspirasi para siswa untuk mengikuti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Dengan demikian, pemanfaat media sebagai sumber belajar tidak terlepas dari kepekaan dan kreativitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Keaktifan guru dalam memanfaatkan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran eka memiliki arti penting dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diinginkan dan dikuasai para siswa. Oleh karena itu, media dan sumber belajar harus tercermin dalam silabus dan RPP yang dibuat oleh seorang gur dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran.

Sebagai acuan bapak dan ibu guru dalam memilih media yang tepat dan memiliki daya tarik, berikut digambarkan dalam table yang dikutip dari Miarso dkk. (1986) sebagai berikut.

PEMILIHAN MEDIA BERDASARKAN ATRIBUT

Atribut Media

Cetak Model Objek Gambar

Grafis Video Audio

Warna Ya Ya Ya Ya Ya

-Tiga Dimensi (3-D)

- Ya Ya - -

-Gerak - Ya Ya - Ya

-Kontrol Siswa Siswa Siswa Guru Alat Alat

(siswa) Pilihan


(29)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 26 Sensoris Visual Visual Visual Visual Audio

visual Audio Simbol Ikonik

digital Ikonik Ikonik Ikonikdigital Ikonikdigital Digital 7. KISI-KISI DAN INSTRUMEN PENILAIAN

a. Teknik Penilaian di Kelas

Seorang guru harus melakukan penilaian proses dan hasil untuk mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Dalam proses penilaian diperlukan bukti (asesmen) yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan untuk menilai peserta didik. Proses pengumpulan bukti mencakup hal-hal berikut; (1) memberikan kesempata kepada siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya; (2) mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-kompetensi siswa; dan (3) menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh demonstrasi/kinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut (Alis, 2011:143).

Perlu diketahui bahwa asesmen memberikan umpa balik mengenai kemajuan belajar siswa untuk siswa, orang tua, dan guru. Assesmen juga membantu guru untuk membuat keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan pedoman program pembelajaran. Asesmen harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program pembelajaran. Guru perlu memperhatikan bukti-bukti dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan para siswa. Bukti-bukti ini akan menunjukkan apa yang sudah diketahui siswa, dan apa yang masih perlu mereka ketahui. Bukti-bukti ini akan menunjukkn apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang masih perlu merek ketahui.

Teknik atau cara penilaian berbasis kelas untuk mengumpulkan bukti-bukti dalam pembelajaran siswa, baik proses maupun hasil dapat dilakukan dnegan dua cara, yaitu tes dan nontes. Teknik penilaian dengan tes dapat dilakukan dnegan pembuatan soal tulis atau lisan. Berikut ini lebih difokuskan pada penilaian nontes yang masih jarang dilakukan oleh bapak dan ibu guru.

b. Tekik PenilaianNontes

Penilian dengannontes dapat dilakukan melalui: (1) penilaian unjuk kerja, (2) penilaian produk, (3) penilaian proyek, (4) penilaian portofolio, (5) penilaian


(30)

sikap. Bapak dan Ibu guru dapat memilih salah satu teknik penilaian tersebut sesuai dengan KD yang diajarkan.

Untuk penilaian sikap secara umum dapat dilakukan dengan objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran antara lain: (a) sikap terhadap mata pelajaran (b) sikap terhadap guru/pengajar, (c) sikap terhadap proses pembelajaran, (d) sikap yang berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang berhubungan dengan mata pelajaran, (e) sikap yang berhubungan dengan ompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.

Untuk penilaian sikap dapat dilakukan dengan (1) observasi perilaku, (2) pertanyaan langsung, (3) laporan pribadi. Dengan teknik-teknik tersebut, dapat dipilih sesuai karakteristik KD yang diajarkan dan dinilai dalam proses dan hasil pembelajarn.

D. ALAT DAN BAHAN WORKSHOP

Dalamworkshopini diperlukan bahan dan alat sebagai berikut. (1) Papan tulis

(2) Spidolwhite board(sesuai kebutuhan) (3) LCD dan Layar

(4) Kertas plano (sesuai kebutuhan peserta) (5) Kertas folio (sesuai kebutuhan peserta)

(6) Lem, isolasi, kertas, gunting, penggaris, dan cutter(sesuai kebutuhan) (7) Bahan bacaan/materi ajar (sesuai bidang studi)

(8) Spidol tebal (sesuai kebutuhan)

(9) Lembar kerja/pengamatan (sesuai kebutuhan)

(10) Standar Isi mata pelajaran Bahasa Jawa dari BSNP (apabila ada) SD,SMP, dan SMA/MA/SMK.

(11) Bahan ajar Bahasa Jawa SD/SMP/SMA/SMK yang relevan Bahan-bahan yang perlu disiapkan Panitia dan Narasumber:

1. Permendiknas No 8 Tahun 2009

2. Pedoman PLPG tahun berjalan (dilaksanakanya PLPG) 3. Panduan penyelenggaraanworkshop


(31)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 28 5. Contoh perangkat silabus dan RPP

6. Contoh pengembangan silabus dan RPP

7. Angket respon pesertaworkshopterhadap pelaksanaanworkshop

E. LANGKAH-LANGKAH WORKSHOP

1. Workshop Pengembangan Silabus a. Pengantar

Bapak dan Ibu guru, mari dipahami terlebih dahulu hakikat silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Berdasarkan kajian dan pengalaman guru dalam menyusun silabus di sekolah maka guru harus memperhatikan masing-masing komponen tersebut. (Paket Pembelajaran ALFHE DBE-2 USAID).

Dalam perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (PP nomor 19 pasal 20).

Bapak dan Ibu guru harus mampu mengakaji kurikulum kemudian dikembankan menjadi silabus dan RPP. Dalam penyusunan Silabus dan RPP harus diikuti dengan pengembangan model-model pembelajaran berbasis PAIKEM dan pendidikan karakter.

b. Tujuan

Pada sesi ini pserta dapat mengembangkan silabus di SD/MI (kelas rendah dan tinggi), SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK pada mata pelajaran bahasa Jawa.

c. Pengelompokan

Peserta dikelompokkan untuk mengkaji silabus yang sudah ada. Peserta dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut.

(1) Jenjang sekolah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK (2) Bidang studi bahasa Jawa dll.


(32)

Instruktur diharapkan setelah menjelaskan konsep diharapkan mendampingi masing-masing kelompok dalam mengkaji silabus.

d. Bahan dan Alat

Dalamworkshopini diperlukan bahan dan alat sebagai berikut. (1) Papan tulis

(2) Spidol white board (3) LCD dan Layar (4) Kertas plano (5) Kertas folio

(6) Lem, isolasi, kertas, gunting, penggaris, dan cutter (7) Bahan bacaan/materi ajar

(8) Spidol tebal

(9) Lembar kerja/pengamatan

(10) Standar Isi mata pelajaran Bahasa Jawa dari BSNP (apabila ada) SD,SMP, dan SMA/MA/SMK

(11) Bahan ajar Bahasa Jawa SD/SMP/SMA/SMK e. Langkah KegiatanWorkshop

1. Pengantar

(a) Instruktur menginformasikan topik yang akan dikaji beserta tujuan yang akan dicapai padaworkshopini.

(b) Curah pendapat tentang kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator (c) Peserta diminta mengingat kembali pengertian silabus

2. Pengembangan Silabus

(a) Peserta mengkajai penggunaan lembar penilaian/pengamatan silabus. (b) Peserta diminta menilai silabus yang disediakan dalam kelompok

(silabus yang dinilai sesuai dengan kesepakatan instruktur dengan peserta) lihat pada lampiran silabus.

(c) Peserta diminta melaporkan hasil penilaian silabus yang mereka nilai (salah satu silabus bahasa Jawa)

(d) Peserta secara individu diminta menyusun silabus (disarankan sesuai dengan tugas peserta mengajar di jenjang sekolah apa, dan kelas berapa). Agar relevan dengan penguasan materi dan pelaksanaan peer


(33)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 30 teaching peserta disarankan memilih menyusun silabus sesuai dengan tugas mengajar di sekolah.

(e) Silabus yang telah disusun ditukar dengan hasil silabus teman lain dengan mengunakan lembar penilaian yang telah disiapkan.

(f) Revisi silabus berdasarkan pengamatan pada teman sejawat dan saran dari instruktur.

(g) Refleksi dan penguatan dilakukan oleh instruktur untuk perbaikan silabus.

3. Pemantapan dan Tindak Lanjut

Instruktur memberikan umpan balik selama proses kegiatanWorkshopSSP dan hasil dari para peserta. Kemudian hasil pemantapan menjadi dasar tindak lanjut bagi para peserta.

4. Hasil silabus yang susun dikumpulkan kepada instruktur. 2. Workshop Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Pengantar

Bapak dan Ibu guru, mari di pahami terlebih dahaulu hakikat RPP. RPP adalah merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus, sekaligus merupakan gambaran kompetensi siswa yang ingin dicapai baik selama proses dan hasil pembelajaran. Komponen RPP mencakup: identitas mata pelajaran, kompetensi dasar dan indicator, materi pokok, langkah kegiatan, alat, media, dan sumber belajar, alokasi waktu, dan penilaian. Berdasarkan kajian dan pengalaman guru dalam menyusun silabus di sekolah maka guru harus memperhatikan masing-masing komponen tersebut. (Paket Pembelajaran ALFHE DBE-2 USAID).

Dalam perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (PP nomor 19 pasal 20).

Bapak dan Ibu guru harus mampu mengakji kurikulum kemudian dikembankan menjadi silabus dan RPP. Dalam penyusunan Silabus dan RPP harus diikuti dengan pengembangan model-model pembelajaran berbasis PAKEM dan pendidikan karakter.


(34)

b. Tujuan

Pada sesi ini pserta dapat mengembangkan RPP di SD/MI (kelas rendah dan tinggi), SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK pada mata pelajaran bahasa Jawa.

c. Pengelompokan

Peserta dikelompokkan untuk mengkaji RPP yang sudah ada. Peserta dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut.

(a) Jenjang sekolah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK (b) Bidang studi bahasa Jawa dll.

(c) Kelas rendah dan tinggi (untuk SD)

Instruktur diharapkan setelah menjelaskan konsep diharapkan mendampingi masing-masing kelompok dalam mengkaji silabus.

d. Bahan dan Alat

Dalamworkshopini diperlukan bahan dan alat sebagai berikut. (a) Papan tulis

(b) Spidol white board (c) LCD dan Layar (d) Kertas plano (e) Kertas folio

(f) Lem, isolasi, kertas, gunting, penggaris, dan cutter (g) Bahan bacaan/materi ajar

(h) Spidol tebal

(i) Lembar kerja/pengamatan

(j) Standar Isi mata pelajaran Bahasa Jawa dari BSNP (apabila ada) SD,SMP, dan SMA/MA/SMK

(k) Bahan ajar Bahasa Jawa SD/SMP/SMA/SMK 3. Langkah Kegiatan Workshop

b. Pengantar

(1) Instruktur menginformasikan topik yang akan dikaji beserta tujuan yang akan dicapai padaworkshopini.

(2) Curah pendapat tentang kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator (3) Peserta diminta mengingat kembali pengertian silabus


(35)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 32 c. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(1) Peserta mengkajai penggunaan lembar penilaian/pengamatan RPP.

(2) Peserta diminta menilai RPP yang disediakan dalam kelompok (RPP yang dinilai sesuai dengan kesepakatan instruktur dengan peserta) lihat pada lampiran RPP.

(3) Peserta diminta melaporkan hasil penilaian RPP yang mereka nilai salah satu RPP bahasa Jawa)

(4) Peserta secara individu diminta menyusun RPP (disarankan sesuai dengan tugas peserta mengajar di jenjang sekolah apa, dan kelas berapa). Agar relevan dengan penguasan materi dan pelaksanaan peer teaching peserta disarankan memilih menyusun RPP sesuai dengan tugas mengajar di sekolah.

(5) RPP yang telah disusun ditukar dengan hasil RPP teman lain dengan mengunakan lembar penilaian yang telah disiapkan.

(6) Revisi RPP berdasarkan pengamatan pada teman sejawat dan saran dari instruktur.

(7) Refleksi dan penguatan dilakukan oleh instruktur untuk perbaikan silabus. d. Pemantapan dan Tindak Lanjut

Instruktur memberikan umpan balik selama proses kegiatanWorkshopSSP dan hasil dari para peserta. Kemudian hasil pemantapan menjadi dasar tindak lanjut bagi para peserta.


(36)

LAMPIRAN

LEMBAR KEGIATAN PESERTA

WORKSHOP

Lembar Kegiatan 1 Petunjuk:

Diskusikan dan beri penilaian terhadap silabus yang telah disediakan (atau lihat lampiran dalam modul). Bubuhkan tanda (v) pada kolom 3 jika pada aspek yang dimati tertulis pada kolom 2 pada silabus yang direncanakan.

LEMBAR PENILAIAN SILABUS

Komponen Aspek yang dinilai Ya (jika ya bubuhkan tanda V) Catatan

1 2 3 4

Materi Pokok Pembelajaran

 Kesesuaian materi dengan tingkat perkembangan mental peserta didik.

 Ada keterkaitan antara kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkugan dalam kehidupan nyata/kontekstual.

 Menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk menuntaskan penguasaan peserta didik terhadap materi tertentu.

 Pengorganisasian materi dari mudah ke sukar Kegiatan Pembelajaran  Melibatkan kegiatan mental dan fisik peserta didik.

 Menggunaka pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi.

 Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang bervariasi yang perlu dikuasai oleh peserta didik.

 Pengorganisasian siswa bervariasi (berpasangan, kelompok, perseorangan, klasikal)

Indikator  Merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilan oleh peserta didik.

 Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan atau materi ajar.

 Ada keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

 Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian.

Penilaian  Penilaian dilakukan berdasarkan indikator dan disesuaikan dengan pengalaman belajar.

 Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes secara tulis maupun lisan sesuai dengan karakteristik kompetensiya, misalnya pegamatan kinerja dan sikap, penilaian hasil karya, portofolio dn penilaian diri.


(37)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 34

 Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dengan menggunakan acuan criteria.

 Penilaian dilakukan dengan system penilaian berkelanjutan dan hasilnya dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dan refleksi.

Alokasi Waktu  Alokasi yang dicantumkan di dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan.

 Memperhatikan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dan jumlah minggu efektif.

Sumber/Media Belajar  Merupakan rujukan, objek atau bahan yang digunakan dan dimanfaatkan selama proses pembelajaran.

 Berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,serta lingkungan fisik, alam, social, ekonomi, dan budaya.


(38)

Lembar Kegiatan 2:

Sususnlah Silabus dengan Format Produk Silabus berikut.

SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMK LUAR BIASA

KELAS/SEMESTER : X/1

STANDAR KOMPETENSI : ...

KOMPETENSI DASAR :...

Materi pokok/ Pembelaja ran

Kegiatan pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi waktu

Sumber Belajar


(39)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 36 Lembar Kegiatan 3:

Petunjuk:

Gunakan lembar kegiatan 3 ini untuk penilaian RPP antar kelompok.

RPP Unsur Skor URAIAN Skor

R E N C A N A P E L A K S A N A A N P E M B E L A J A R A Indikator

0 Tidak ada

1 Ada, tetapi belum merupakan penjabaran dari KD 2 Ada, sudah dapat menjabarkan KD tetapi belum sesuai

dengan karakteristik materi

3 Ada, sudah menjabarkan KD, sesuai materi, tetapi kata kerja belum operasional

4 Ada sudah mejabarkan KD, sesuai materi, kata kerja operasional

5 Ada, sudah menjabarkan KD, sesuai materi, kata kerja operasional, jumlah sesuai alokasi waktu

Uraian Materi

0 Tidak ada

1 Ada tetapi tidak sesuai dengan perkembangan ilmu terkini

2 Sesuai perkembangan ilmu tetapi tidak dilengapi visual 3 Sesuai perkembangan ilmu, dilengkapi visual, materi

terbatas

4 Sesuai perkembangan ilmu, dilengkapi visual, materi lengkap

5 Sesuai perkembangan ilmu, dilengkapi visual, materi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan kognitif peserta didik

Pengalaman Belajar

0 Tidak dideskripsikan

1 Dideskripsikan tapi belum mencerminkan pembelajaran aktif

2 Mencerminkan pembelajaran aktif, tetapi guru lebih dominan

3 Mencerminkan pembelajaran aktif berimbang antara siswa dan guru

4 Mencerminkan pembelajaran aktif, berimbang antara siswa dan guru

5 Mencerminkn pembelajaran aktif/PAKEM yang berpusat pada siswa

Media dan Sumber Belajar

0 Tidak ada

1 Ada sebatas visual seperti gambar/slide bisas/transparansi OHP

2 Visual dan tiga dimensi 3 Visual, tiga dimensi, audiovisual 4 Visual, tiga dimensi, audiovisual, ICT

5 Visual, tiga dimensi, audiovisual, ICT, mudah diakses 0 Tidak ada

1 Penilaian hanya mengukur satu ranah, tidak merangkum seluruh indikator


(40)

N

Penilaian

2 Penilaian hanya mengukur kognitif dan merngkum beberapa indikator

3 Penilaian mengukur dua ranah, belum merangkum seluruh indikator

4 Penilaian mengukur dua ranah dan telah merangkum seluruh indikator

5 Penilaian mengukur ketiga ranah (kognitif, afektif, psikomotor), jenis penilaian bervariasi, dan merangkum seluruh indikator


(41)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 38 Lembar Kegiatan 4:

Susunlah RPP sesuai dengan Format Produk RPP berikut. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) I IDENTITAS

Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester :

II STANDAR KOPETENSI

1 .

III KOMPETENSI DASAR

1 .

IV INDIKATOR

1 . 2 .

V ALOKASI WAKTU : .. Jam Pelajaran ( . x pertemuan) VI TUJUAN PEMBELAJARAN

1 . 2 .

VII MATERI DAN URAIAN SINGKAT MATERI PEMBELAJARAN

. . .

VIII STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran : 2. Pendekatan : 3. Metode :

IX LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Awal ( Menit ) a. Apersepsi :

b. Orientasi : .. c. Motivasi :

2. Kegiatan Inti ( .Menit ) a. (eksplorasi)

b . (elaborasi) c . (konfirmasi) 3. Kegiatan Akhir ( Menit)

a. Merangkum b. Menilai .

c. Merefleksi dan menindaklanjuti ..

X MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Sumber buku acuan : 2. Alat & Bahan : 3. Media pembelajaran :


(42)

1. Teknik : 2. Bentuk instrumen : 3. Contoh instrumen : 4. Kunci jawaban : 5. Penskoran & Pembobotan :

Surakarta, Mengetahui,

Kepala sekolah, Guru Mata Pelajaran

. .


(43)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 40

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Zainal Arifin. 2010. Pembangunan Karakter dalam Perspektif Agama . Makalah Seminar Internasional, 10 November 2010 di FKIP UNS.

Agustian, Ary Ginanjar. 2009. Bangkit dengan Tujuh Budi Utama. Jakarta: PT Arga Publishing.

Alantaqi, Wajihudin. 2010. Rahasia Menjadi guru Teladan Penuh Empati.Yogyajakarta: Gara Ilmu.

Dahar, R.W. 1989.Teori-teori Belajar. Jakarta: Airlangga.

Daniel Mujis & David Reynolds. Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fakhrudin, Asef Umar. 2009.Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Diva Press. Gulo. W. 2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Grafindo.

Harimurti Kridalaksana. dkk. 2001. Wiwara: Pengantar Bahasa dan Kebudayaan Jawa.Jakarta: Gramedia.

Heinich, Robert. Dkk. 1982. Instructional Media and The Technologies of Instruction.

New ork: Johan Wiley & Sons.

Herman J. Waluyo dan Imam Sutardjo. 2009. Bahasa dan Sastra Daerah. Surakarta: Panitia Sergur Rayon 13.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Revitalisasi Nilai-nilai Kepahlawanan dalam Membentuk Karakter Bangsa . Makalah Seminar Internasional, 10 November 2010 di FKIP UNS.

Imam Sutardjo. 2008. Pidhato Basa Jawi: Pambiwara Saha Pamedhar Sabda).

Surakarta:Jurusan Sastra Daerah FSSR UNS.

Iskandrwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Joni. T Rakaa. 1980. Cara Belajar Siswa Aktif: Wawasan Kependidikan dan

Pembaharuan Pendidikan Guru.Malang: IKIP Malang.

Joni. T Rakaa. 1980.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: P3G.

Joyce, B. Weil. M. Calhoun E. 2000.Models of Teaching.Boston. Allyn & Bacon

M. Furqon Hidayatullah. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

Cerdas.Surakarta: Yuma Pustaka.

M. Furqon Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.


(44)

Miarso, Yusufhadi, dkk 1986.Teknologi Komunikasi Pendidikan.Jakarta: Rajawali. Prosiding. 2010.Sastra dan Perubahan Sosial. Surakarta: FSSR UNS

Rohmadi, M. 2010. Pembentukan Karakter Guru dan Dosen dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia.

Sadiman, Arif. 1986. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setyosari, Punaji dan Sihkabuden. 2005.Media Pembelajaran. Malang:Elang Emas. Slamet Riyadi. 1997.Widyaparwa. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta.

Sudjana & Rivai. 1991. Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya).

Bandung: Rosdakarya.

Suparno. P. 1997.Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta: Kanisius. Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meninkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: Andi Offset.

TIM ALFHI & ALIS DBE-2 USAID. 2007. Pembelajaran Aktif di Sekolah dan

Kunjungan Sekolah. Jakarta: DBE-2 USAID Indonesia.

TIM LPMP. 2010. Hasil Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum Mulok Bahasa Jawa SMA-SMK . Tanggal 5-8 Oktober 2010.Semarang: LPMP Jateng.

Wajihudi Alantaqi.2010. Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh Empati. Yogyakarta: Garailmu.


(45)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 42


(46)

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP BAHASA JAWA SMA-SMK

Lampiran 1:Contoh Silabus Bahasa Jawa SMA-SMK Kelas X Semester I dengan Standar Kompetensi Berbicara

Nama Sekolah : SMA ...

Mata Pelajaran : Bahasa Jawa

Kelas : X

Semester : 1

Standar Kompetensi: Mendengarkan

1. Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa Jawa. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat

1.1 Mendengarkan pengumu man kegiatan kemasyar akan Pengumuman Kerja Bakti Warga

 Mencatat pokok-pokok isi laporan

 Membedakan kalimat yang berupa fakta dan yang berupa opini (pendapat)

 Menentukan kalimat yang berupa fakta dal kalimat yang berupa opini

1. Menyebutkan sumber pengumuman 2. Menyebutkan isi

pengumuman 3. Menyebutkan untuk siapa

pengumuman itu. 4. Menyebutkan kapan

pengumuman itu dilaksanakan. 5. Memberi tanggapan

secara lisan terhadap isi pengumuman. 6. Menyampaikan pada

orang lain isi pengumuman dalam ragam krama. 7. Menulis pengumuman

dengan topik yang lain dalam ragam bahasa krama. Jenis Tagihan:  tugas kelompok  laporan Bentuk Instrumen:

 uraian bebas

 pilihan ganda

 jawaban singkat

2

 Buku Pelajaran Memetri Basa Jawi SMA Kelas XII terbitan Pemkot Semarang

 DAMAR LKS MGMP Bahasa Jawa Kota Semarang

1.2 Mendengarkan cerita pengalaman yang disampaika n secara langsung atau Cerita Pengalaman yang menarik

1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita. 2. Menyebutkan tema

cerita. 3. Menuliskan nilai-nilai

yang terkandung cerita. 4. Menceritakan kembali isi

cerita dengan ragam

Jenis Tagihan:

 tugas kelompok Bentuk Instrumen:

 uraian bebas

 pilihan ganda jawaban singkat

 Buku Pelajaran Memetri Basa Jawi SMA Kelas XII terbitan Pemkot Semarang

 DAMAR LKS MGMP Bahasa Jawa Kota


(47)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 44 melalui

rekaman dalam ragam bahasa krama

bahasa krama. 5. Memberi tanggapan

secara lisan terhadap isi cerita

Semarang

1.3 Mendengarkan cerita rakyat yang disampaika n secara langsung atau melalui rekaman

Cerita Rakyat  1. Menyebutkan tokohdalam cerita rakyat. 2. Menyebutkan setting

dalam cerita rakyat 3. Menyebutkan alur dalam

cerita rakyat 4. Menyebutkan tema cerita

rakyat. 5. Menyebutkan amanat/

pesan dalam cerita 6. Menceritakan kembali isi

cerita. 7. Memberi tanggapan

secara lisan cerita rakyat terhadap isi cerita.

Jenis Tagihan:

 tugas kelompok Bentuk Instrumen:

 uraian bebas

 pilihan ganda

 jawaban singkat

2

 Buku Pelajaran Memetri Basa Jawi SMA Kelas XII terbitan Pemkot Semarang

 DAMAR LKS MGMP Bahasa Jawa Kota Semarang


(48)

Lampiran 2:Contoh Silabus Bahasa Jawa SMA-SMK Kelas X Semester I dengan Standar Kompetensi Berbicara

SILABUS

Nama Sekolah : SMA ...

Mata Pelajaran : Bahasa Jawa

Kelas : X

Semester : 1

Standar Kompetensi :Berbicara

2. Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan secara lisan sastra maupun nonsastra dengan menggunakan berbagai ragam dan unggah-ungguhbahasa Jawa.

Kompetensi

Dasar PembelMateri a-jaran

Kegiatan Pembelaja

ran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber/Bahan/ Alat 2.1 Berdialog menggun akan parikan/ wangsala n 1. mengidentifikasi parikan dan wangsalan yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari

2. Menentukan tema dialog

3. Menggunakan secara tepat parikan dan wangsalan dalam dialog 4. Bertanya dengan

menggunakan parikan atau wangsalan 5. Menjawab pertanyaan dengan menggunakan parikan atau wangsalan Jenis Tagihan:  tugas kelompo k  laporan Bentuk Instrumen:  uraian bebas  pilihan ganda  jawaban singkat

2  BukuPelajaran Memetri Basa Jawi SMA Kelas XII terbitan Pemkot Semarang  DAMAR LKS MGMP Bahasa Jawa Kota Semaran g 2.2 Bercerita pengalam  1. Menentukan pengalaman yang Jenis Tagihan:

 tugas 2

 Buku Pelajaran Memetri


(49)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 46 an yang mengesa nkan dalam ragam krama mengesankan dalam hidupnya

2. Menentukan alur cerita yang logis 3. Menentukan gaya

bercerita yang menarik dengan memperhatikan unggah-ungguh 4. Menceritakan pengalaman dengan menggunakan ragam bahasa Jawa krama 5. Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pengalamannya secara santun kelompo k Bentuk Instrumen:  uraian bebas  pilihan ganda jawaban singkat Basa Jawi SMA Kelas XII terbitan Pemkot Semarang  DAMAR LKS MGMP Bahasa Jawa Kota Semaran

3.3 Berdialog mengen ai cerita rakyat

1. Menentukan cerita rakyat yang akan dibicarakan 2. Menemukan isi

pokok cerita rakyat 3. Menemukan

asal-usul kejadian yang terkandung dalam cerita rakyat 4. Bertanya dengan

menggunakan unggah-ungguh yang tepat 5. Menjawab pertanyaan dengan menggunakan unggah-ungguh yang tepat Jenis Tagihan:  tugas kelompo k Bentuk Instrumen:  uraian bebas  pilihan ganda  jawaban singkat

2  BukuPelajaran Memetri Basa Jawi SMA Kelas XII terbitan Pemkot Semarang  DAMAR LKS MGMP Bahasa Jawa Kota Semaran


(50)

Lampiran 3: Contoh RPP Bahasa Jawa SMA-SMK Kelas X Semester I dengan Standar Kompetensi Mendengarkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01.01

Nama Sekolah : SMA/SMK

Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas/Program/

Semester

: X/ 1

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : Mendengarkan

Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa Jawa.

Kompetensi Dasar : 1.1 Mendengarkan pengumuman kegiatan kemasyarakatan

Indikator : 1. Menyebutkan sumber pengumuman

2. Menyebutkan isi pengumuman 3. Menyebutkan tujuan pengumuman 4. Menyebutkan waktu mengumumkan

5. Menyebutkan waktu pelaksanaan pengumuman 6. Memberi tanggapan secara tertulis terhadap isi

pengumuman

7. Menyampaikan isi pengumuman kepada orang lain dalam ragam bahasa krama

8. Menulis pengumuman tentang kegiatan kemasyarakatan dalam ragam bahasa krama A. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menyebutkan sumber pengumuman 2. Peserta didik mampu menyebutkan isi pengumuman


(51)

Modul Bahasa Jawa PLPG Tahun 2012 48 3. Peserta didik mampu menyebutkan tujuan pengumuman

4. Peserta didik mampu menyebutkan waktu mengumumkan

5. Peserta didik mampu menyebutkan waktu pelaksanaan pengumuman 6. Peserta didik mampu menulis tanggapan secara lisan terhadap isi

pengumuman

7. Peserta didik mampu menyampaikan isi pengumuman kepada orang lain dalam ragam bahasa krama

8. Peserta didik mampu menulis pengumuman tentang kegiatan kemasyarakatan dalam ragam bahasa krama

B. Materi Pembelajaran

Naskah atau rekaman pengumuman tentang kegiatan kemasyarakatan dalam bahasa Jawa

C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab; Inkuiri; Diskusi; Belajar dalam kelompok; dan Penugasan D. Skenario Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1.

2.

Kegiatan Awal

Motivasi:

 Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang pengumuman

 Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang manfaat mendengarkan pengumuman

Kegiatan Inti

2.1 Eksplorasi

 Peserta didik berkelompok dan menyimak pengumuman

 Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi pengumuman tentang kegiatan kemasyarakatan

2.2 Elaborasi

 Secara berkelompok, peserta didik menuliskan

5


(52)

No Kegiatan Waktu

3.

karakteristik pengumuman

 Secara berkelompok, peserta didik mengidentifikasi pengumuman yang didengar

 Salah satu kelompok menanggapi pendapat kelompok lain berkaitan dengan isi pengumuman yang

dikemukakan

 Peserta didik meringkas isi pengumuman dalam beberapa kalimat dengan ragam krama

 Peserta didik menyusun pengumuman tentang kegiatan kemasyarakatan

2.3 Konfirmasi

 Guru memberikan umpan balik positif atas hasil diskusi dan tanggapan peserta didik mengenai pengumuman

 Guru melakukan pengamatan atas kinerja peserta didik

 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik

 Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif

Penutup

 Guru bersama dengan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.

 Guru memberi tugas terstruktur sebagai pengayaan materi tentang pengumuman

10

E. Media/ Sumber Pembelajaran

 Buku Memetri Basa Jawa Kelas X

 Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X

 Damar Kelas X (MGMP BASA JAWA SMA DAN MA KOTA SEMARANG)


(1)

j. Menerangkan(dot) k. Menggambar (draw)

l. Mengulang-ulang/melatih (drill) m. Melipat (fold)

n. Membentuk (form)

o. Menggetarkan/memasang (frame) p. Memalu (hammer)

q. Menangani (handle)

r. Menggambarkan (illustrate) s. Mencair (melt)

t. Mencampur (mix) u. Memaku (nail) v. Mengecat (paint)

w. Melekatkan/menempelkan/ merekatkan (paste)

x. Menepuk (pat) y. Menggosok (polish) z. Menuangkan (pour)

aa. Menekan (press) ab. Menggulung (roll) ac.Menggosok/ menyeka(rub) ad.Menggergaji (saw)

ae. Memahat (sculpt)

af. Menyampaikan/melempar (send) ag. Mengocok (shake)

ah. Membuat sketsa (sketch) ai. Menghaluskan (smooth)

aj. Mengecap/menunjukkan (stamp) ak. Melengketkan (stick)

al. Mengaduk (stir)

am.Meniru/menjiplak (trace) an. Menghias/memangkas (trim) ao. Merengas/memvernis (varnish) ap. Menyeka/menghapuskan/

membersihkan (wipe) aq. Membungkus (wrap) 9. Perilaku-perilaku Drama

a. Berakting/berperilaku (act) b. Menjabat/mendekap/

menggengam (clasp)

c. Menyeberang/melintasi/ berselisih (cross)

d. Menunjukkan/mengatur/ menyutradarai (direct) e. Memajangkan (display) f. Memancarkan (emit) g. Memasukkan (enter) h. Mengeluarkan (exit) i. Mengekspresikan (express) j. Meniru (imitate)

k. Meninggalkan (leave) l. Menggerakkan (move)

m. Berpantomim/Meniru gerak tanpa suara (pantomime)

n. Menyampaikan/menyuguhkan/ mengulurkan/melewati(pass) o. Memainkan/melakukan (perform) p. Meneruskan/memulai/beralih

(proceed)

q. Menanggapi/menjawab/ menyahut (respond)

r. Memperlihatkan/Menunjukkan (show)

s. Mendudukkan (sit) t. Membalik/memutar/

mengarahkan/mengubah/ membelokkan (turn) 10. Perilaku-perilaku Matematika


(2)

a. Menambah (add) b. Membagi dua (bisect) c. Menghitung/mengkalkulasi

(calculate)

d. Mencek/meneliti (check) e. Membatasi (circumscribe) f. Menghitung/mengkomputasi

(compute)

g. Menghitung (count) h. Memperbanyak (cumulate) i. Mengambil dari (derive) j. Membagi (divide)

k. Memperkirakan (estimate) l. Menyarikan/menyimpulkan

(extract)

m. Memperhitungkan (extrapolate) n. Membuat grafik (graph)

o. Mengelompokkan (group)

p. Memadukan/mengintegrasikan (integrate)

q. Menyisipkan/menambah (interpolate)

r. Mengukur (measure) s. Mengalikan/memperbanyak

(multiply)

t. Menomorkan (number) u. Membuat peta (plot) v. Membuktikan (prove) w. Mengurangi (reduce) x. Memecahkan (solve) y. Mengkuadratkan(square) z. Mengurangi (substract) aa. Menjumlahkan (sum) ab. Mentabulasi (tabulate) ac.Mentally (tally)

ad.Memverifikasi (verify)

11. Perilaku-perilaku Sains a. Menjajarkan (align) b. Menerapkan (apply) c. Melampirkan (attach) d. Menyeimbangkan (balance) e. Mengkalibrasi (calibrate) f. Melaksanakan (conduct) g. Menghubungkan (connect) h. Mengganti (convert) i. Mengurangi (decrease) j. Mempertunjukkan/

memperlihatkan (demonstrate) k. Membedah (dissect)

l. Memberi makan (feed) m. Menumbuhkan (grow) n. Menambahkan/meningkatkan

(increase)

o. Memasukkan/menyelipkan (insert) p. Menyimpan (keep)

q. Memanjangkan (lenghthen) r. Membatasi (limit)

s. Memanipulasi (manipulate) t. Mengoperasikan (operate) u. Menanamkan (plant) v. Menyiapkan (prepare) w. Menghilangkan (remove) x. Menempatkan (replace) y. Melaporkan (report) z. Mengatur ulang (reset) aa. Mengatur (set)

ab. Menentukan/menetapkan (specify) ac. Meluruskan (straighten)


(3)

ae. Mentransfer (transfer) af. Membebani/memberati (weight) 12. Perilaku-perilaku Penampilan Umum, Kesehatan, dan Keamanan

a. Mengancingi (button) b. Membersihkan (clean) c. Menjelaskan (clear) d. Menutup (close)

e. Menyikat/menyisir(comb) f. Mencakup (cover)

g. Mengenakan/menyarungi (dress) h. Minum (drink)

i. Makan (eat)

j. Menghapus (eliminate) k. Mengosongkan (empty)

l. Mengetatkan/melekatkan (fasten) m. Mengisi/memenuhi/melayani

/membuat (fill) n. Melintas/berjalan (go)

o. Mengikat tali/menyusuri (lace) p. Menumpuk/menimbun (stack) q. Berhenti (stop)

r. Merasakan (taste) s. Mengikat/membebat (tie) t. Tidak mengancingi (unbutton) u. Membuka/menanggalkan

(uncover)

v. Menyatukan (unite) w. Membuka(unzip) x. Menunggu (wait) y. Mencuci (wash) z. Memakai (wear) aa. Menutup (zip)

13. Perilaku-perilaku Lainnya a. Bertujuan (aim)

b. Mencoba (attempt) c. Memulai (begin ) d. Membawakan (bring ) e. Mendatangi (come ) f. Menyelesaikanmemenuhi

(complete)

g. Mengkoreksi/membenarkan (correct)

h. Melipat (crease)

i. Memeras buah/ menghancurkan (crush)

j. Mengembangkan (develop) k. Mendistribusikan (distribute) l. Melakukan (do)

m. Menjatuhkan (drop) n. Mengakhiri (end)

o. Menghapus (erase) p. Memperluas (expand) q. Memperpanjang (extend) r. Merasakan (feel)

s. Menyelesaikan (finish)

t. Menyesuaikan/ memadankan(fit) u. Memperbaiki (fix)

v. Mengibas/melambungkan/ menjentik (flip)

w. Mendapatkan (get) x. Memberikan (give)

y. Menggiling/ memipis/ mengasah (grind)

z. Membimbing /memandu (guide) aa. Memberikan menyampaikan

(hand)


(4)

ac. Menggenggam/ memegang(hold) ad. Mengail/memancing/menjerat

/mengait (hook) ae. Memburu (hunt)

af. Memasukkan/melibatkan (include) ag. Memberitahu (inform)

ah. (keneel)

ai. Meletakkan/memasang (lay) aj. Memimpin (lead)

ak. Meminjam (lend)

al. Membiarkan/memperkirakan (let) am.Menyalakan/menerangi (light) an. Membuat (make)

ao. Memperbaiki/menambal (mend) ap. Tidak mengena/ tidak paham

(miss)

aq. Menawarkan (offer) ar. Membuka (open)

as. Membungkus/mengepak (pack) at. Membayar (pay)

au. Mengupas/menguliti (peel) av. Menyematkan/menjepit/ menggantungkan (pin) aw.Menempatkan/mengatur posisi (position) ax. Menyajikan/memperkenalkan (present)

ay. Menghasilkan (produce) az. Mengusulkan (propose) ba. Menyediakan (provide) bb. Meletakkan (put)

bc. Mengangkat/membangkitkan (raise )

bd. Menghubungkan (relate) be. Memperbaiki (repair) bf. Mengulang (repeat) bg. Mengembalikan (return)

bh. Mengendarai (ride)

bi. Menyobek/mengoyakkan (rip) bj. Menyelamatkan (save)

bk. Menggaruk/menggores (scratch) bl. Mengirim (send)

bm.Melayani/memberikan (serve) bn. Menjahit (sew)

bo. Membagi (share) bp. Menajamkan (sharpen) bq. Menembak (shoot) br. Memperpendek (shorten) bs. Menyekop/menyodok (shovel) bt. Menutup/membuang (shut) bu.Menandakan/mengartikan /

memberitahu (signify) bv.Meluncur (slide)

bw.Menyelipkan (kertas) (slip) bx.Membentangkan / menyebarkan

(spread)

by. Memancangkan/ mempertaruhkan (stake)

bz. Memulai (start) ca.Menyimpan (store)

cb.Memukul/menabrak/ menyerang (strike)

cc.Memasok (supply) cd. Mendukung (support) ce. Mengganti (switch) cf. Mengambil (take)

cg. Merobek/mengoyak (tear) ch. Menyentuh (touch) ci. Mencoba (try)

cj. Memintal/memilin/menjalin (twist) ck. Mengetik (type)

cl. Menggunakan (use)

cm.Memilihmemberi suara (vote) cn.Memperhatikan/menonton (watch)


(5)

co. Menenun/menganyam/ merangkai/menyelip (weave) cp. Mengerjakan (work)


(6)