berbagai bentuk yang berkaitan dengan kesehatan mental dan fisik lansia di panti wredha.
c Faktor yang mempengaruhi komitmen Pramurukti Komitmen kerja pramurukti dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah memiliki niat untuk pengabdian dan pelayanan sosial, memiliki sikap positif terhadap
pekerjaan dan memiliki niat ibadah sehingga finansial bukan menjadi tujuan utama. Faktor eksternalnya adalah dukungan
keluarga dari sisi pramuruktinya Puspitasari, Asyanti, 2011. Komitmen yang dimiliki oleh pramurukti tersebut akan sangat
bermanfaat bagi lansia yang tinggal di panti wredha karena mereka berarti akan menerima dukungan sosial yang positif dari
pramurukti. Hal ini semakin diperkuat dengan suatu penelitan yang memperlihatkan adanya persepsi yang positif lansia terhadap
pramurukti di panti wredha Sitindaon, 2009.
E. Hubungan Dukungan Sosial Pramurukti dengan Successful Aging
Wanita Lanjut Usia di Panti Wredha
Tahapan akhir dari perkembangan individu disebut dengan masa usia lanjut. Seseorang yang berada di masa ini berusia mulai dari 60 tahun
ke atas dan mempunyai sebutan lansia lansia. Masa dewasa ini ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fungsi tubuh dan mental secara
bertahap Hurlock, 1980; Suardiman, 2011. Perubahan yang terjadi ini
sering disebut dengan proses menua atau aging Suardiman, 2011. Perubahan yang sering dialami oleh lansia menyangkut dengan perubahan
berbagai fungsi indra, seperti penglihatan dan pendengaran, perubahan biologis dan motorik. Kemampuan motorik seorang lansia akan semakin
menurun, meskipun tidak semua lansia mengalami penurunan yang sama. Penurunan gerak motorik lansia ini akan mempengaruhi mobilitas mereka
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Berbagai perubahan yang terjadi ini menimbulkan beberapa
masalah bagi lansia, seperti masalah ekonomi, kesehatan, psikologis, dan sosial. Masalah ekonomi yang dialami lansia berhubungan dengan
hilangnya pekerjaan sehingga tidak adanya penghasilan lagi karena makin berkurangnya kegiatan-kegiatan produktif lansia. Masalah kesehatan lansia
ini berhbungan dengan semakin menurun karena terjadinya penurunan fungsi tubuh dan penuaan sel-sel. Penyakit lansia adalah penyakit
degeneratif seperti penurunan fungsi indra baik penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, gangguan pencernaan, asam urat, jantung, dan
diabetes. Masalah lain yang harus dihadapi adalah masalah sosial yang
berkaitan dengan hubungan lansia dengan orang lain, baik keluarga maupun teman-teman. Perubahan sistem keluarga dari nuclear ke extended
family dan perubahan tempat tinggal menyebabkan lansia mengalami kesepian, tersisih dan tidak diperhatikan. Masalah psikologis juga menjadi
tantangan bagi lansia dalam menghadapi masa tuanya yaitu mengenai
pandangan masyarakat bahwa lansia itu tidak berdaya dan lemah. Hal ini menyebabkan lansia menjadi tidak percaya diri untuk tetap
mengembangkan diri di masa tuanya, sehingga menyebabkan perasaan kesepian dan menderita depresi Papalia, 2009.
Berkaitan dengan segala permasalahan yang dihadapi lansia tersebut, perubahan sistem keluarga inti ke struktur keluarga yang lebih
luas menghadapkan lansia pada permasalahan tempat tinggal. Perubahan sistem keluarga ini memaksa lansia untuk tinggal di panti wredha sehingga
mereka harus tinggal berjauhan dengan keluarga dan teman-teman. Sebagiaan besar lansia yang tinggal di panti wredha kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan di panti wredha. Hal ini berdampak buruk bagi lansia karena dapat meningkatkan tingkat stress Indriana, dkk,
2010. Stress ini berdampak pada kesehatan fisik dan mental bagi lansia. Dibalik semua permasalahan ini lansia dituntut untuk dapat melakukan
tugas perkembangannya dengan baik yaitu menyesuaikan dengan segala perubahan tersebut hingga dapat mencapai successful aging.
Successful aging menjadi harapan bagi lansia laki-laki dan perempuan. Harapan hidup lansia laki-laki dan wanita lebih panjang lansia
wanita. Hal ini dikarenakan lansia wanita lebih memperhatikan dirinya sendiri dengan menjaga kesehatan mereka. Lansia laki-laki memiliki
harapan hidup yang pendek karena dipengaruhi oleh gaya hidup mereka seperti merokok, minum-minumman keras. Di balik harapan hidup yang
lebih panjang ini, wanita lansia lebih rentan mengalami depresi dibanding
lansia laki-laki Papalia, dkk, 2009. Hal ini berarti kebanyakan wanita lansia tidak mengalami successful aging di masa tuanya.
Salah satu hal yang penting dalam mendukung lansia untuk mencapai successful aging adalah dukungan sosial. Pemenuhan kebutuhan
affiliasi wanita lansia di panti wredha dapat mengurangi tingkat depresi Afida, dkk, 2003. Dukungan sosial bersumber dari siapa saja terlebih
orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan lansia. Dukungan sosial yang bersumber dari keluarga menjadi faktor penting yang dapat
mendorong lansia mencapai successful aging, namun akan sulit didapatkan dengan mereka tinggal di panti wredha. Lansia juga akan lebih
mempertahankan hubungan baik dengan teman-teman dekat mereka. Bagi lansia, teman-teman juga menjadi tempat untuk mengurangi kecemasan
dan membantu mereka menyelesaikan masalah yang dihadapi Papalia, dkk, 2009. Perubahan tempat tinggal di panti wredha selain memisahkan
mereka dari keluarga juga dari teman-teman dekat mereka. Panti wredha adalah tempat perawatan bagi lansia yang dilengkapi
dengan segala fasilitas untuk kebutuhan lansia Hurlock, 1980. Lansia yang tinggal di panti wredha memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Perbedaan latar belakang ini membuat lansia tidak mudah untuk menyesuaikan diri dan justru dapat sering menimbulkan perselisihan antar
lansia. Hal ini akan dialami oleh lansia yang tinggal di panti belum dalam kurun waktu yang lama. Sebagian besar lansia memiliki tingkat stress
tinggi yang tinggal di panti wredha. Hal ini dikarenakan mereka
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tempat tinggal tersebut Indriana, dkk, 2010. Oleh karena itu, pramurukti menjadi
salah satu sumber dukungan sosial yang penting bagi wanita lansia. Pramurukti adalah seseorang yang ditugaskan untuk membantu lansia
yang tinggal di panti wredha. Dukungan pramurukti tersebut diberikan melalui kedekatan
emosional kepedulian, perhatian, motivasi, empati, dan simpati, memberikan ungkapan dan penilaian positif dapat dilakukan dengan
memberikan pujian karena lansia selalu mengikuti kegiatan yang diselenggarakan panti. Dukungan pramurukti yang ketiga adalah
memberikan bantuan langsung yang langsung bisa dirasakan misalnya menyucikan baju saat lansia sakit. Dukungan yang keempat dengan
memberikan informasi yang dibutuhkan dan dukungan yang kelima memberika perawatan yang dibutuhkan agar dapat meningkatkan
kesehatan lansia. Dukungan sosial pramurukti diharapkan dapat mengurangi
munculnya perasaan negatif pada wanita lansia di panti wredha seperti kesepian terasing, dan tidak berguna. Kriteria lansia yang mengalami
successful aging adalah sehat secara fisik, mempertahankan fungsi kognitif dengan baik, sehat mental menganggap dirinya positif, berharga, dan
suasana hati yang positif, memiliki kemauan untuk terlibat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan. Dukungan sosial pramurukti yang dapat
membantu lansia untuk mencapai kriteria successful aging tersebut,
misalnya memberikan motivasi pada lansia untuk mengikuti kegiatan- kegiatan di panti, memuji lansia yang selalu aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan. Dukungan tersebut dapat membuat lansia merasa berharga dan diperhatikan.
Dapat disimpulkan bahwa dukungan pramurukti sangat penting diberikan kepada lansia khususnya yang tinggal di panti wredha. Hal ini
dikarenakan dukungan keluarga dan kesempatan untuk berkomunikasi dengan teman-temannya yang semakin berkurang. Oleh karena itu,
dukungan yang positif yang diberikan oleh pramurukti panti wredha dapat menunjang successful aging wanita lansia.
SKEMA HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL PRAMURUKTI DENGAN SUCCESSFUL AGING WANITA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA
Bentuk Dukungan Sosial Pramurukti : 1. Menerima kedekatan emosional seperti
kepedulian, perhatian, motivasi, empati, dan simpati.
2. Menerima ungkapan dan penilaian positif terhadap orang yang bersangkutan.
3. Menerima bantuan yang langsung bisa dirasakan oleh usia lanjut
4. Menerima informasi yang dibutuhkan usia lanjut.
Lansiapermasalahan- nya :
- Ekonomi - Sosial
- Psikologi - Kesehatan
Successful Aging : 1. Sehat secara fisik mampu mempertahankan fisik .
2. Mampu mempertahankan fungsi kognitif 3. Sehat mental, menganggap dirinya positif, berharga dan memiliki suasana
hati yang positif 4. Memiliki kemauan terlibat dengan kegiatan sehari-hari baik dalam
lingkungan sosial dan kegiatan yang produktif.
F. Hipotesis