8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Lanjut Usia
1. Pengertian Lanjut Usia
Setiap mahluk hidup yang memiliki harapan hidup yang panjang pasti akan melalui perkembangan masa dewasa akhir. Tahapan
perkembangan masa dewasa akhir ini disebut dengan istilah usia lanjut. Sebutan untuk individu yang berada di tahapan ini adalah
lansiab atau lansia Suardiman, 2011. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami lansia adalah dengan menggunakan
pendekatan biologis dan kronologis Suardiman, 2011. Pendekatan biologis dapat diartikan sebagai usia fungsional yaitu melihat lansia
berdasarkan kemampuannya dalam mengikuti setiap aktivitas bersama orang lain di lingkungan fisik dan sosialnya. Pendekatan kronologis
yang dimaksud yaitu usia kronologis yaitu usia yang sebenarnya dari lansia. Kedua pendekatan ini berguna untuk memahami lansia
mengenai perbedaan perubahan yang terjadi. Terkadang lansia yang memiliki usia kronologis yang sama namun secara fisik berbeda
Papalia, dkk, 2009; Suardiman, 2011. Batasan umur lansia dibagi menjadi tiga kelompok umur yaitu
kelompok lansia muda 65-74 tahun, tua 75-84 tahun dan tertua 85 tahun Papalia,Olds,Feldman,2009. Hurlock 1980,
menyatakan bahwa lansia atau tua itu dimulai ketika seseorang memasuki usia 60 tahun. Organisasi kesehatan dunia WHO membagi
batasan umur lansia menjadi beberapa bagian yaitu : middle age 45-59 tahun, elderly 60-74 tahun, old 75-90 tahun dan very old 90
tahun Kushariyadi, 2010. Undang-Undang No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa batasan umur lansia di Indonesia dimulai
dari usia 60 tahun Suardiman, 2011. Jadi, lansia adalah sebutan bagi individu yang berada di masa
perkembangan dewasa akhir dengan batasan usia 60 tahun ke atas.
2. Wanita Lanjut Usia
Harapan hidup yang dimiliki oleh wanita lansia lebih panjang dibanding dengan lansia laki-laki. Faktor yang mempengaruhinya
adalah perbedaan gaya hidup antara wanita dan laki-laki lansia. Wanita lansia lebih memperhatikan dirinya dengan melakukan perawatan
medis untuk menjaga kesehatan, menjaga penampilan agar tetap menarik. Hal lain yang mendukung adalah dukungan sosial yang lebih
banyak diterima wanita lansia dibanding laki-laki Papalia,dkk, 2009; Hurlock, 1980. Penelitian terhadap wanita lansia, menyatakan bahwa
terpenuhinya kebutuhan affiliasi wanita lansia di panti wredha dapat mengurangi tingkat depresi. Perbedaan rentang hidup wanita lansia
yang lebih panjang ini mengakibatkan mereka memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus dilakukan.
3. Tugas Perkembangan Lanjut Usia