menekankan pajak sebagai suatu kewajiban yang disertai sanksi bila seseorang tidak melakukan kewajiban perpajakan.
G. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi Terhadap Self Assessment System
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 263. Menurut Azwar 1995: 35-36,
lembaga pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari
pendidikan serta ajaran-ajarannya. Menurut Ningrum 2012, tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi
terhadap self assessment system. Wajib pajak dengan tingkat pendidikan yang rendah diduga akan mempunyai persepsi tidak setuju terhadap pemenuhan
kewajiban perpajakan. Sebaliknya, wajib pajak dengan tingkat pendidikan yang tinggi diduga akan mempunyai persepsi setuju terhadap pemenuhan
kewajiban perpajakannya. Menurut Davidoff sebagaimana dikutip oleh Walgito 2003: 46 persepsi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena
pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil hasil persepsi antara individu satu
dengan individu yang lain tidak.
Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self
assessment system berdasarkan tingkat pendidikan
Ha1: Ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self
assessment system berdasarkan tingkat pendidikan
H. Hubungan Antara Tingkat Penghasilan Dengan Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi Terhadap Self Assessment System
Menurut Pasal 4 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan PPh, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Menurut pendapat Engels sebagaimana dikutip oleh
Shiddiq 2011, kepala keluarga yang berpendapatan rendah, tingkat kesadaran membayar
PBB menjadi rendah karena banyak dari pendapatan mereka untuk dikonsumsi sehari-hari, sehingga tidak bisa menabung termasuk memenuhi
pembayaran PBB. Sedangkan kepala keluarga yang berpendapatan tinggi, tingkat kesadaran juga tinggi dalam membayar PBB karena mereka mampu
menabung dan bisa menyisihkan untuk keperluan lain termasuk membayar PBB. Berdasarkan hal tersebut, jika dihubungkan dengan self assessment
system maka wajib pajak yang berpenghasilan rendah diduga akan mempunyai
persepsi tidak setuju terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan. Sedangkan wajib pajak yang berpenghasilan tinggi diduga akan mempunyai persepsi
setuju terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self
assessment system berdasarkan tingkat penghasilan
Ha2: Ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self
assessment system berdasarkan tingkat penghasilan
29
BAB III METODE PENELITIAN