Misalnya: Tarif Bea materai dengan nilai Rp6.000,00 sebagai tanda terima uang diatas Rp1.000.000,00.
b. Tarif Proposional
Tarif pajak yang persentasenya tetap walaupun jumlah obyek pajaknya berubah-ubah. Semakin besar jumlah yang dijadikan sebagai
dasar, semakin besar pula jumlah utang pajak tetapi kenaikan ini diperoleh dengan persentase sama.
Misalnya: Tarif PPN 10, tarif PPh pasal 26, tarif PPh Badan 28. c.
Tarif Progresif Tarif pajak yang semakin tinggi obyek pajaknya semakin tinggi
pula persentase tarif pajaknya. Misalnya: Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak
Sampai dengan Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah
5 lima persen
Di atas Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp250.000.000,00
dua ratus lima puluh juta rupiah 15
lima belas persen Di atas Rp250.000.000,00 dua ratus lima
puluh juta rupiah sampai dengan Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah
25 dua puluh lima
persen Di atas Rp500.000.000,00 lima ratus juta
rupiah 30
tiga puluh persen
Sumber : Undang-undang perpajakan No. 36 tahun 2008
B. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo 2009: 7-8, ada tiga sistem pemungutan pajak di Indonesia, yaitu:
1. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. 2.
With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. 3.
Self Assessment System Adalah suatu sistem pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
C. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Pajak Penghasilan
Ada beberapa pengertian pajak penghasilan PPh yang dikemukakan oleh beberapa penulis antara lain:
a. Pajak panghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek
pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam satu tahun pajak Resmi, 2003: 74.
b. Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi yang disingkat PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun
yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Tahun 2008 Direktorat Jenderal Pajak.
2. Subyek Pajak Penghasilan
Yang termasuk subyek pajak menurut Undang-undang perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 adalah:
a. Orang pribadi
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga
hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan dan orang pribadi Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. b.
Badan Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi perseoran terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha
milik negara, firma dan bentuk badan usaha apapun yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak. d.
Bentuk usaha tetap Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluhtiga
hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. 3.
Yang tidak termasuk subyek pajak menurut Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 adalah:
a. Kantor perwakilan negara asing.
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau pejabat-
pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-
sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberi perlakuan timbal balik.
c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1 Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.
2 Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana
dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
4. Obyek Pajak Penghasilan
Obyek pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai atau menambah kekayaan wajib
pajak yang bersangkutan dengan mana dan dalam bentuk apa pun. Penghasilan yang termasuk obyek pajak menurut Undang-undang
perpajakan: a.
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, komisi, bonus,
tunjangan, atau imbalan dalam bentuk lainnya, misalnya: uang lembur dan lain-lain.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan atau
penghargaan. c.
Laba usaha. d.
Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta. e.
Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian utang.
f. Deviden, merupakan bagian laba yang diperolah pemegang
saham. g.
Royalti merupakan suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang
dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala atau tidak, sebagai suatu imbalan.
h. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan harta.
i. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
j. Keuntungan karena pembebasan utang.
k. Keuntungan karena selisih kurs.
l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
m. Premi asuransi.
n. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan
volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas anggotanya. 5.
Yang Tidak Termasuk Obyek Pajak Penghasilan Penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak berdasarkan
Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 antara lain: a.
Bantuan atau sumbangan atau harta hibah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau satu derajat, dan
oleh badan keagamaan atau pendidikan atau sosial atau pengusaha kecil koperasi yang ditetapkan Menteri Keuangan. Sepanjang tidak
ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
b. Warisan.
c. Penggantian atau imbalan pekerjaan dalam bentuk natura atau
kenikmatan. d.
Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kecelakaan, kesehatan, jiwa,
dwiguna, dan beasiswa. e.
Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar
oleh pemberi kerja maupun pegawai. f.
Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi. g.
Bunga obligasi yang diperoleh perusahaan reksa dana. 6.
Penghasilan dan Pekerjaan Bebas a.
Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-undang perpajakan
Nomor 36 tahun 2008: Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Pengelompokkan penghasilan berdasarkan aliran tambahan kemampuan ekonomis dibagi menjadi:
1 Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan
bebas. 2
Penghasilan dari usaha dan kegiatan. 3
Penghasilan dari modal, yang berupa harta bergerak maupun harta tak bergerak.
4 Penghasilan lain-lain, seperti hadiah, pembebasan hutang,
keuntungan selisih kurs, selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap.
b. Pekerjaan Bebas
Pekerjaan bebas berdasarkan ketentuan umum dan tata cara perpajakan Undang-undang No. 28 tahun 2007 adalah pekerjaan
yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak
terikat oleh suatu hubungan kerja.
D. Sikap Manusia