24
Peter dan Olson 2013:84 menyatakan keterlibatan adalah kondisi motivasi yang memberi energi dan mengarahkan proses kognitif dan
afektif konsumen dan perilakunya saat mengambil keputusan.
5. Minat Kunjung Ulang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI minat adalah kencenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat sering disebut
juga sebagai gairah atau keinginan http:kbbi.web.idminat. Minat kunjung merupakan bagian dari perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi sebuah jasa, dalam konteks ini adalah jasa pariwisata. Apabila seseorang mempunyai ketertarikan disertai rasa senang yang kuat
akan objek tertentu maka seseorang tersebut akan cenderung untuk menguasai objek tersebut, tetapi apabila orang tersebut memiliki
ketertarikan yang lemah maka seseorang tersebut cenderung akan menghindar dari objek tersebut. Minat merupakan salah satu alat indikator
sukses tidaknya suatu produk di pasar, oleh karena itu perilaku ini digunakan pemasar sebagai alat untuk memberikan prediksi perilaku dan
minat konsumen kedepannya. Menurut Ajzen dan Fishbein dalam Kusuma, 2016:26 Minat
kunjung ulang adalah keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya.
Ada beberapa indikator minat yang dikemukakan oleh Ferdinand 2002:129 yang dalam Dwityanti 2008 :
25
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minta eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
6. Persepsi
Menurut Mowen 1998 tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi ini bersama keterlibatan konsumen
level of consumer involvevment dan memori akan mempengaruhi pengolahan informasi. Selanjutnya persepsi sebagai
: “perception is the process throught which individual are exposed to information , attend to
that information, and comprehend it” Mowen, 1998:63 yang dikutip Sumarwan, 2011:96.
Kotler dan Keller 2009:180 menyatakan persepsi perception adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan
masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
26
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu http:kbbi.web.idpersepsi.
Pembeli memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang akan memberikan nilai terbesar Kotler dan Keller
2009:14 Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
persepsi merupakan
proses seseorang
konsumen memberikan
penilaiantanggapan terhadap sesuatu informasi. Seorang konsumen akan memberikan penilaian terhadap suatu objek produk lebih baik dari
pesaingnya. Kotler dan Keller 2009:180 menyatakan bahwa orang mempunyai
persepsi berbeda tentang objek yang sama karena tiga proses: a. Atensi Selektif perhatianatensi adalah alokasi pemrosesan kapasitas
terhadap beberapa rangsangan : 1 Orang
cenderung lebih
memperhatikan rangsangan
yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini.
2 Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi.
3 Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang deviasinya besar dalam hubungannya dengan ukuran normal rangsangan.
b. Distorsi Selektif adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita.
27
c. Retensi Selektif yaitu pada sebagian besar diri kita tidak mengingat kebanyakan informasi yang dipaparkan kepada kita, tetapi kita
mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan keyakinan kita, karena retensi selektif, kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah
produk yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing.
Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa. Dalam melakukan
penilaian, konsumen sangat tergantung dengan atribut-atribut intrinsik produk. Apakah atribut instrinsik tersebut dapat dirasakan dan dievaluasi
saat akan melakukan pembelian Ferrinadewi, 2008:61. Konsumen akan memberikan persepsinya didasari oleh adanya faktor kualitas jasa.
Menurut John Sviokla dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:176 menyatakan kualitas produk jasa yang diberikan oleh perusahaan dapat
menciptakan persepsi positif dari pelanggan terhadap perusahaan dan menghasilkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Tingkat keberhasilan dan
kualitas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya konsumen.
Pada pendekatan kualitas jasa model Servqual Service Quality adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas
layanan yang nyata yang mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan. Layanan dapat dikatakan berkualitas apabila
kenyataannya lebih dari yang diharapkan oleh pelanggan.
28
7. Segmentasi Pasar