Hakikat Belajar KAJIAN PUSTAKA
Faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
dapat digolongkan menjadi dua yaitu Dimyati dan Mujiono, 2009: 236- 254:
a. Faktor internal
1 Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
2 Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar
akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri mahasiswa perlu diperkuat terus menerus agar mahasiswa
memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
3 Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada perkuliahan yang tertuju pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada perkuliahan, dosen perlu menggunakan bermacam-macam
strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
4 Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan mahasiswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang
dikembangkan di berbagai mata kuliah, sehingga lebih bermakna bagi mahasiswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai
kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental, dan jasmani.
5 Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek hasil belajar cepat dilupakan dan waktu yang lama hasil belajar
tetap dimiliki mahasiswa. Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan
serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan
lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
6 Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru,
maka mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama.
Dalam hal pesan lama, maka mahasiswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk
hasil belajar. 7
Kemampuan berprestasi Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses
belajar yang
membuktikan keberhasilan
belajar dalam
memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan,
pengaktifan, prapengolahan,
serta pemanggilan
untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
8 Rasa percaya diri mahasiswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap
pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh dosen dan rekan sejawat mahasiswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas,
maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
9 Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan
bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila mahasiswa memecahkan masalah dalam
belajar atau kehidupan sehari-hari. 10
Kebiasaan belajar Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan
belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan
kesempatan belajar, kuliah hanya untuk bergengsi, bergaya sok mengguru
i atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak
mengertian mahasiswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
11 Cita-cita
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud
eksplorasi dan emansipasi mahasiswa. b.
Faktor eksternal 1
Dosen sebagai pembina mahasiswa belajar Dosen adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
mengajar mata kuliah yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian mahasiswa, khususnya
berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri mahasiswa. Sebagai pendidik, dosen bertugas
mengelola kegiatan belajar mahasiswa. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran mahasiswa meliputi: pembangunan hubungan baik
dengan mahasiswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi
belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, dan
melaporkan hasil belajar kepada orang tuawali mahasiswa. 2
Prasarana dan sarana pembelajaran Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan
kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan
terselenggaranya proses belajar dengan baik. 3
Kebijakan penilaian Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang
berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian
hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah dosen. Dosen adalah pemegang kunci pembelajaran. Dosen
menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
4 Lingkungan sosial mahasiswa tinggal
Lingkungan dimana mahasiswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan mahasiswa. Mahasiswa yang
berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka
mahasiswa akan terdorong untuk belajar. Sementara mahasiswa yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan,
maka mahasiswa akan menjadi malas untuk belajar. 5
Kurikulum Pembelajaran. Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu
kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan
oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan
yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran.