Umur Jenis Kelamin Faktor Sosio-Ekonomi

kasus penyakit Hipertensi dan masuk dalam urutan ketiga dari 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi

Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur dan jenis kelamin. Faktor yang dapat dimodifikasi adalah faktor sosio-ekonomi yang meliputi pendidikan, pekerjaan, penghasilan Black dan Hawks, 2005.

a. Umur

Umur adalah faktor risiko yang dapat memengaruhi terjadinya hipertensi. Risiko kejadian hipertensi muncul sejak seseorang berumur 20 tahun pada laki-laki dan perempuan, dan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur Black dan Hawks, 2005. Prevalensi hipertensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis Muhammadun, 2010.

b. Jenis Kelamin

Wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum menopause memiliki proteksi berupa hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Pada premenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen. Umumnya proses ini mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun Kumar, 2005. Bagi perempuan setelah mengalami menopause akan berpeluang lebih besar mengalami tekanan darah tinggi. Perubahan hormon diduga berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan perempuan usia lanjut Muhammadun, 2010.

c. Faktor Sosio-Ekonomi

1 Pendidikan Informasi pendidikan memberi penjelasan untuk kesadaran pencegahan dan pengendalian hipertensi dan aksesibilitas yang lebih baik dan kepatuhan terhadap pengobatan medis. Seseorang yang memiliki pengetahuan atau latar belakang pendidikan yang tinggi memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Seseorang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan cenderung memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hipertensi sehingga dapat melakukan antisipasi maupun terapi hipertensi Grotto, et al. 2008. Tingginya tingkat pendidikan akan menurunkan prevalensi hipertensi. Pendidikan yang tinggi membuat seseorang memiliki kesadaran lebih untuk melakukan terapi hipertensi Bell, Adair, and Popkin, 2004. 2 Pekerjaan Pekerjaan dapat menimbulkan stress yang cenderung akan menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Seseorang yang mengalami pekerjaan penuh tekanan akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya. Stress yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala, sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Pekerjaan yang berat dan terus menerus akan membuat seseorang cenderung tidak mempedulikan kesehatannya dan tidak melakukan terapi hipertensi, sehingga tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol Muhammadun, 2010. 3 Penghasilan Seseorang yang memiliki penghasilan tinggi cenderung memiliki kesadaran lebih untuk mencari dan mendapatkan informasi mengenai hipertensi, sehingga dapat menekan risiko terjadinya hipertensi. Seseorang yang memiliki penghasilan tinggi akan lebih mudah melakukan terapi hipertensi secara rutin khususnya terapi farmakologi. Sehingga seseorang yang memiliki penghasilan tinggi akan cenderung memiliki tekanan darah yang rendah atau terkontrol Grotto, et al. 2008. Pendapatan yang tinggi akan menurunkan prevalensi hipertensi, karena terapi terkontrol yang dilakukan dapat mengontrol tekanan darah Bell, Adair, and Popkin, 2004.

5. Terapi Hipertensi

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82