Normalisasi Data Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan

Sebelum melakukan perhitungan Output, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan training untuk mendapatkan pola pembelajaran pergerakan harga sesuai dengan data-data yang tersimpan dalam database. Epoch yang semakin besar akan memakan waktu yang semakin lama, namun pola yang dihasilkan dari proses training akan lebih baik dibanding Epoch yang kecil namun tidak memakan waktu yang lama.

3.6. Normalisasi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah database indeks pasar yang meliputi IHSG dan LQ 45. Data telah diperoleh dalam format runtun waktu times series mulai dari bulan Januari tahun 2012 sampai bulan Desember 2012. Data kemudian disusun dan dipilih variabel faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan record data yang memiliki informasi paling lengkap. Berdasarkan data tersebut, kemudian digunakan sebanyak 260 kasus untuk masing-masing kategori. Data tersebut kemudian akan di bagi menjadi 2 bagian, yaitu data pelatihan training, data pengujian testing. Sebanyak 50 data digunakan untuk proses training dan 50 data digunakan untuk proses testing. Data yang telah dianalisis kemudian dinormalisasi sehingga dapat dikenali oleh fungsi aktifasi yang akan digunakan. Pada penelitian ini, data di normalisasi kedalam range [0-1] berdasarkan rumus : X ’ = + 0.1 Siang, 2004 Dengan: x’ = x yang telah dinormalisasi Universita Sumatera Utara x = x sebelum dinormalisasi min = nilai minimum dari seluruh data max = nilai maksimum dari seluruh data

3.7. Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan

Arsitektur jaringan saraf tiruan terdiri dari lapisan input input layer, lapisan tersembunyi hidden layer dan lapisan output output layer. Berikut adalah rincian arsitektur jaringan saraf tiruan yang digunakan: 1. Lapisan masukan input layer terdiri 4 neuron dan ditambah sebuah bias. 2. Lapisan tersembunyi hidden layer terdiri dari n lapis. Banyaknya jumlah neuron pada hidden layer yang akan digunakan ditentukan berdasarkan percobaan yang dilakukan beberapa kali untuk mendapat arsitektur terbaik, Setiap masing-masing hidden layer akan ditambah dengan sebuah bias. 3. Lapisan keluaran output layer yang digunakan sebanyak satu lapis dengan 1 neuron. Fungsi aktivasi yang akan digunakan dari input layer menuju hidden layer pertama adalah fungsi aktivasi sigmoid, begitu juga dari hidden layer pertama menuju hidden layer kedua menggunakan fungsi aktivasi sigmoid sedangkan pada output layer akan digunakan fungsi aktivasi linier dengan nilai minimal error yaitu 0.01 dengan nilai learning rate yang berada pada range 0.1 sampai dengan 0.9. Rancangan arsitektur secara umum dapat dilihat pada gambar 3.2. Universita Sumatera Utara Gambar 3.2. Arsitektur JST Keterangan : X = input neuron pada input layer Z = hidden neuron pada hidden layer Y = output neuron pada output layer V11,..Vn = bobot dari input layer ke hidden layer pertama W11,..Wn = bobot dari hidden layer pertama ke hidden layer kedua 1 = bias dari input layer ke hidden layer

3.9. Training