Hakikat permainan di TK

3 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 93 adalah “Bermain Sambil Belajar, Belajar SerayaBermain”. Dengan bermain anak menemukan dan mendapatkan pengalaman dari dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya, maka pembelajaran mesti dibungkus dalam permainan. Belajar dengan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Dan guru merupakan komponen utama yang menjadi penggerak dari inovasi pendidikan. Oleh sebab itu guru selalu dituntut profesional dan kreatif dalam menyediakan sarana berupa alat peraga atau alat permainan yang sesuai dengan ketentuan aspek perkembangan anak dan menarik minat anak sehingga dapat menunjang kesempatan untuk mengembangkan potensi perserta didik. Anak usia dini berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak. Ada empat prinsip penting yang hendaknya menjadi fokus perhatian para praktisi dalam pengembangan dan pembelajaran anak usia dini. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: 1 Setiap anak usia dini itu unik. 2 memerlukan hubungan yang positif. 3 memerlukan lingkungan yang memadai, dan 4 belajar selaras dengan perkembangan anak

a. Hakikat permainan di TK

Bermain adalah bagian dari dunia anak, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain. Filosofi Yunani Plato, merupakan orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Menurutnya anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika melalui situasi bermain, seperti seorang anak yang mempunyai 2 buah apel, kemudian dia memberikan 1 apel kepada temannya maka tinggal 1 apel yang dia punya. Secara tidak sadar pada saat bermain berbagi dia sedang belajar berhitung. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 94 3 KP Para ahli pendidikan mengartikan bermain sebagai suatu perilaku yang mengandung motivasi internal yang berorientasi pada proses yang dipilih secara bebas dan bukan hanya perilaku pura-pura yang berorientasi pada suatu tujuan menyenangkan yang diperintahkan. Kegiatan bermain adalah fungsi dari seluruh manusia, karena itu, bermain dilakukan oleh siapa saja di berbagai belahan dunia, baik laki-laki maupun perempuan dari anak-anak sampai orang dewasa, bermain adalah suatu kebutuhan yang mendasar bagi individu. Menurut Karl Buhler dan Schenk Danziger 1985, bermain adalah ”kegiatan yang menimbulkan kenikmatan”. Dan kenikmatan itu menjadi rangsangan bagi perilaku lainnya. Ketika anak-anak mulai mampu berbicara dan berfantasi, misalnya, fungsi kenikmatan meluas menjadi schaffensfreude kenikmatan berkreasi. Konsep ini dikembangkan lebih lanjut oleh Charlotte Buhler yang menganggap bermain sebagai pemicu kreativitas. Menurutnya anak yang banyak bermain akan meningkatkan kreativitasnya. Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa bermain merupakan sarana utama untuk belajar tentang hukum alam, hubungan antar orang dan hubungan antara orang dan objek. Karena itu bermain bagi anak adalah mutlak. Tidak seorangpun yang tidak pernah bermain, tentu sesuai kapasitas dan kemampuan dalam melakukannya. Dengan bermain anak akan ceria, kreatif, dapat meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, mengatur diri, mengeksplorasi, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Melalui permainan, anak-anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spiritual. Dengan demikian, bermain bagi anak usia dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek kemampuan fisik, kognitif, sosial emosional. Bermain mempunyai arti yang sangat penting bagi anak, sebagai berikut: a Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya. 3 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 95 b Anak akan menemukan dirinya, yaitu kekuatan dan kelemahannya, kemampuannya serta juga minat dan kebutuhannya. c Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dan perilaku psikososial serta emosional. d Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek pancainderanya sehingga terlatih dengan baik. e Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi. Guru yang secara sungguh-sungguh memahami konsep bermain dan permainan dari berbagai sumber dan selalu meningkatkan pemahamannya serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi berkenaan dengan materi tersebut, maka maka guru tersebut akan selalu tampil percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik anak usia dini.

b. Tujuan dan Manfaat Bermain