BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Arbitrase merupakan suatu bentuk penyelesaian sengketa secara non
litigasi atau di luar peradilan umum yang didasarkan pada adanya klausul mengenai cara penyelesaian secara arbitrase di dalam perjanjian yang
dibuat oleh para pihak yang bersengketa secara tertulis. Penyelesaian sengketa secara arbitrase ini sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda.
Secara normatif penyelesaian sengketa secara arbitrase sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan yakni, Pasal 615 sd 651 RV Reglement
op de Burgerlijke Rechtsvordering, Pasal 377 HIR Het Herziebne Indonesich Reglement, Pasal 705 RBG Reglement op de
Rechtsvordering. Secara formal, arbitrase diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999. Arbitrase ini semakin berkembang karena proses
pelaksanaannya yangt cepat, hemat biaya, dijamin keberhasilannya, para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempunyai
pengetahuan serta latar belakang yang cukup mengenai sengketa yang tengah dihadapinya, serta putusan arbitrase merupakan putusan yang final
dan mengikat para pihak melalui prosedur yang sederhana. Karena memberikan kemudahan-kemudahan yang menguntungkan tersebutlah
pihak yang bersengketa memilih arbitrase sebagai metode penyelesaian sengketa yang tengah dihadapinya dari pada menyelesaikan melalui jalur
pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
2. Praktek pelaksanaan arbitrase melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia
berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan Badan Arbitrase Nasional Indonesia tanpa ada hambatan yang berarti karena ditunjang oleh
sarana dan kekuatan mengikat yang dimiliki oleh BANI. Namun terdapat sedikit yang menjadi kelemahan adalah kurangnya informasi dan
sosialisasi mengenai lembaga arbitrase di dalam masyarakat, sehingga masih ada segolongan masyarakat yang belum mengenal arbitrase sebagai
suatu cara penyelesaian sengketa, serta belum adanya lembaga arbitrase perbankan umum yang secara khusus menangani sengketa perbankan agar
sengketa perbankan dapat diselesaikan secara khusus tanpa bercampur dengan sengketa lainnya.
3. Efektifitas arbitrase dalam penyelesaian sengketa perbankan berjalan
dengan baik dikarenakan pihak bank memilih arbitrase sebagai jalan aman untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapi karena bersifat rahasia dan
tertutup untuk umum, sehingga bank yang merupakan lembaga fiduciary yang berlandaskan kepercayaan masyarakat tidak kehilangan esensinya
tersebut dikarenakan nama baik bank tetap terjaga. Namun berdasarkan penelitian bahwa sampai saat ini belum ada sengketa perbankan yang di
daftarkan dan diselesaikan oleh BANI Perwakilan Medan. Efektifitas terlihat dari pelaksanaan yang dilakukan BANI Pusat dan terlihat dari
kinerja BANI dalam menyelesaikan sengketa lainnya, karena pada dasarnya prosedur dan pelaksanaan penyelesaian sengketa perbankan sama
dengan penyelesaian sengketa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran