timur indonesia yang sudah terjadi sejak tahun 2004.
16
PKS juga dikenal memiliki kader militan yang akan mendukung semua keputusan dari pimpinannya.
Di Sumut, PKS merupakan partai yang masuk kedalam 5 besar perolehan suara pada pemilu 2009 dengan menempatkan 10 anggota legeslatif tingkat
provinsi dibawah Partai Demokrat, Golkar dan PDI Perjuangan
17
. b Hanura
Partai ini berazaskan pancasila. Pada pemilu yang dilaksanakan pada tahun 2009, partai ini berhasil mendudukkan 18 perwakilannya di DPR RI dan
mendapatkan 5 kursi untuk DPRD Sumut. Lahirnya partai ini berawal dari kegagalan mantan Panglima TNI Wiranto meraih posisi Ketua Umum Partai
Golkar untuk meraih kursi Presiden pada Pemilu 2004. Partai ini memiliki visi yang menekankan pada kemandirin bangsa dan kesejahteraan rakyat.
18
Partai ini mendukung pasangan Ganteng karena merasa yakin pasangan Ganteng akan memenangkan pilkada. Walaupun tidak menempatkan kader
partainya sebagai pendamping Gatot, tetapi partai ini tetap serius mendukung. Ini dibuktikan dengan hadirnya Wiranto pada kampanye akbar yang dilaksanakan di
alun-alun Stabat, Langkat. Wiranto berpesan agar masyarakat Sumut memilih pasangan Ganteng yang sudah terbukti dapat membawa kemajuan terhadap
Sumut.
19
16
http:nasional.kompas.comread2010081918161414PKS:.Asas.Tetap.Islam..Ideolog i.Terbuka diakses pada 25 April 2014
17
http:www.fraksi.keadilan.sejahtera.dprd.sumut.html diakses pada 15 Juli 2013
18
http:nasional.sindonews.comread2013010812705012profil-partai-hanura diakses pada 25 April 2014
19
http:www.antaranews.comberita361310anis-matta-dan-wiranto-kompak-dukung- gatot. diakses pada 25 April 2014
d. Segmentasi Perilaku Pemilih 1 Segmen Pemilih Rasional
Pilihan rasional muncul sebagai bagian revolusi behavioural dalam ilmu politik Amerika tahun 1950-an dan 1960-an yang berusaha meneliti bagaimana
individu berperilaku dengan menggunakan metode empiris. Namun demikian, pilihan rasional berasal dari metodologi ilmu ekonomi. Anthony Down adalah
pelopor dalam penerapan teori pilihan rasional bagi perilaku pemilihan umum.
20
Inti dari pilihan rasional adalah ketika dihadapkan pada beberapa pilihan, maka orang akan melakukan atau memilih yang menurutnya berkemungkinan
menghasilkan sesuatu yang terbaik.
21
Pemilih dalam tipe ini selalu mempertimbangkan biaya dan keuntungan.
Masyarakat Sumut yang berada di 3 kabupaten yaitu Nias Selatan, Tapanuli Tengah dan Pakpak Bharat adalah salah satu contoh dari pemilih rasional.
Keberadaan mereka sebagai masyarakat yang bersuku batak dan beragama Kristen lebih memilih pasangan Ganteng yang dianggap lebih memiliki integritas dan
kapabilitas sebagai pemimpin. Mereka tidak mempermasalahkan tentang agama atau suku dari pasangan Ganteng.
2 Segmen Pemilih Psikologis Pemilih psikologis merupakan pemilih yang menentukan pilihannya
berdasarkan penilaian terhadap ideologi, program kerja dan kebijakan sebuah
20
David Marsh Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik Bandung: Nusa Media, 2011, hal 77
21
David Marsh Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik Bandung: Nusa Media, 2011, hal 76
partai, setelah menilai dan ia merasakan ada keterkaitan antara dirinya dengan partai, maka pemilih ini akan memutuskan untuk bergabung. Pemilih model ini
disebut juga sebagai partisanship.
22
Partisanship membentuk sebuah identitas politik individu untuk mengidentikkannya dengan sebuah partai. Pemilih model ini tidak akan segan-
segan mengatakan kalau dirinya berasal dari partai A, dan pemilih model ini akan memperjuangkan partainya untuk menjadi pemenang di pemilu. Pemilih dalam
model psikologis tidak akan mudah untuk berpaling ke partai lain. Pemilih model ini lebih cendrung menggunakan hak pilihnya di pemilu karena memiliki energi
psikologis untuk memenangkan partainya dibandingkan model lain.
23
PKS selaku partai pendukung pasangan ini merupakan partai yang memiliki pemilih model ini. Kader-kader partai akan selalu mendukung dan berupaya untuk
memenangkan pasangan Ganteng. Dukungan itu bisa langsung dibuktikan dengan memilih pasangan Ganteng ketika hari pencoblosan dan ikut serta membantu
pasangan Ganteng dalam mensosialisasikan pasangan ini kemasyarakat dan memilihnya pada hari pemilihan.
3 Segmen Pemilih Sosiologis pemilih sosiologis merupakan tipe pemilih yang menekankan kepada
karekteristik seorang calon kandidat melalui kedekatan kelas sosial, agama, dan kelompok etnik atau kedaerahan dan bahasa. Selain unsur kedekatan kelas sosial,
22
Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012, 22
23
Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012, 25
unsur kedekatan agama tampaknya menjadi hal yang paling berpengaruh pada pendekatan pemilih model sosiologis ini.
24
Biasanya masyarakat dengan pendidikan yang rendah akan memilih partai atau kandidat yang memiliki
kedekatan agama sekalipun partai atau kandidat tersebut kurang berkompeten dibandingkan harus memilih partai atau kandidat yang beragama lain sekalipun
lebih baik dari pada partai atau kandidat yang seagama dengannya.
25
Dalam masyarakat agraris faktor sosiologis selalu lebih dominan. bila datang kesuatu
pemilihan, mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan dasar komunitas lokal dan wilayah sekitar. ini bisa disebabkan karena adanya sejumlah kepentingan
politik bersama antar sesama warga.
26
Tipe pemilih model ini harus kita akui masih gampang kita dapati. Dalam kasus Pilkada Sumut, tampaknya model ini tidak begitu menonjol, walaupun
masih ada beberapa kasus. Ini dibuktikan dengan kemenangan beberapa calon dikampung halamannya. Untuk pasangan Ganteng yang bersuku Jawa-Melayu,
pasangan ini menang didaerah pesisir pantai yang notabene bersuku melayu dan daerah-daerah yang merupakan basis dari suku jawa.
Dalam segmentasi perilaku pemilih diPilkada Sumut. Penulis berkesimpulan bahwa perilaku pemilih psikologis dan sosiologis masih berlaku. Tetapi, tidak
sedikit juga masyarakat Sumut yang termasuk kedalam kategori pemilih rasional.
24
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT Grasindo, 2010, 186
25
Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012, 14
26
Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1996, 86
Dan ini juga dibuktikan dengan menangnya pasangan Ganteng di 3 kabupaten yang telah penulis sebutkan sebelumnya.
6. Positioning Politik
Image politic politik pencitraan adalah hal yang mungkin sudah sering kita dengar disaat pemilihan akan dilaksanakan, baik itu Pemilihan kepala daerah,
Caleg maupun Pilpres. Hal ini dilakukan untuk menanamkan kesan dihati masyarakat dengan tujuan masyarakat akan simpati dan memilih partai atau
kandidat tertentu disaat pemilihan. Image politik cenderung terbentuk dari komunikasi politik yang dibangun melalui pembentukan opini publik yang secara
tidak langsung menimbulkan pendapat atau perilaku tertentu dari pemilih.
27
Banyak hal yang akan dilakukan partai atau kandidat untuk membentuk image positif kepada masyarakat. Kandidat akan melakukan hal-hal yang mungkin
belum pernah dilakukan sebelumnya, misalnya mendatangi pedagang pasar, mengadakan pengobatan gratis, mengadakan bazar sembako murah dan lain-lain
yang tujuannya hanya untuk membentuk citra positif didepan pemilih. Pencitraan politik merupakan hal wajar-wajar saja dilakukan selama itu
dalam penyampaianya dilakukan dengan jujur dan tanpa dibuat-buat. Pasangan Ganteng yang dikenal dengan citra religius dimasyarakat semakin dikedepankan
oleh tim pemenang. Sebagaimana disampaikan oleh Ikrimah Hamidy bahwa Pasangan ini dikenal dengan pasangan yang riligius, jadi citra ini yang kuatkan.
Penguatannya itu dilakukan melalui media, bahkan Gatot itu beberapa kali
27
Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, 177
menjadi khatib jumat, mengisi ceramah subuh dan menjadi imam di sholat berjamaah.
28
Selain itu, reputasi yang pasangan ini dimasyarakat juga sangat baik. Keberhasilan Gatot dalam membenahi insfrastruktur terutama jalan lintas yang
menghubungkan antar provinsi memberikan kesan yang baik dihati masyarakat karena menunjang perekonomian.
7. Bentuk Kampanye Pasangan Ganteng
Kampanye menurut Kotler dan Roberto dalam Hafied Cangara 2009 menyatakan bahwa kampanye merupakan upaya yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang bertujuan untuk mengubah gaya berfikir dalam menerima, memodifikasi atau membuang ide serta bersikap terhadap suatu perilaku.
29
kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik yang merupakan ajang penyampaian visi misi dan mempengaruhi opini publik untuk menarik sebanyak
mungkin dukungan dari masyarakat. kampanye dalam hal ini dilihat sebagai aktifitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut seperti
spanduk, umbul-umbul, poster dan pengiklanan. Kampanye pasangan Ganteng ini dilakukan dengan beragam, sebagaimana
disampaikan oleh Junaidi Parapat selaku ketua bidang penggalangan massa, ada beberapa cara kampanye yang dilakukan, mulai dari pemasangan poster, spanduk,
dan tanda gambar lainnya, selain itu ada juga kampanye yang dilakukan melalui dialog dengan masyarakat dan komunitas. Kemudian kampanye terbuka atau rapat
28
Wawancara dengan Ikrimah Hamidy pada 2 Januari 2014 di Medan
29
Prof.Dr. Hafied Cangara, M.Sc, Komunikasi Politik, Jakarta: Rajawali Pres,2009, 284
umum yang mengundang beberaapa tokoh nasional seperti pak wiranto, ustazd Hidayat Nur Wahid, Pak Annis Matta dan ustazd Maulana
30
. Media komunikasi dan media massa yang masuk ke suatu daerah dapat
mempengaruhi gaya berfikir masyarakat. Selain media massa, pemikiran suatu masyarakat dapat berubah juga dengan penyebaran ide-ide atau pemikiran-
pemikiran baru melalui pembicaraan, diskusi-diskusi secara langsung antara orang-orang mengenai hal-hal baru itu.
31
Hal ini dilakukan pasangan Ganteng dengan memasang poster-poster yang diikuti dengan slogan atau jargon yang
dikemukakan oleh pasangan calon juga sangat banyak didapati dan memang musti dilakukan menjelang pemilihan. pada masa kampanye ini kawasan Sumut berubah
tampilan dengan banyaknya spanduk dan baliho dari pasangan yang bertarung dari yang berukuran kecil hingga besar. Penggunaan papan reklame spanduk
maupun poster-poster ini mengundang perhatian dari masyarakat Sumut. Selain menggunakan Billboard raksasa yang terpasang dipusat kota ataupun jalan-jalan
protokol, alat transportasi umum juga tidak lepas sebagai alat kampanye. Ini terlihat dengan banyaknya spanduk-spanduk dari pasangan Ganteng yang
bertempelan dibecak-becak yang ada di Sumut. Pasangan Ganteng pada Pilkada ini mengusung slogan “merakyat dan
melayani” dan beberapa slogan yang langsung ditambahkan oleh pasangan ini. Pemasangan slogan ini juga dapat diartikan sebagai sebuah sarana promisi tentang
program kerja yang akan dilakukan pasangan Ganteng. Dalam menentukan istilah
30
Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan
31
Gan Kadir, Pembangunan Politik, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2003, 4.26
Ganteng untuk pasangan ini, tim sukses memilih istilah yang gampang diingat oleh masyarakat. Junaidi Parapat menyebutkan bahwa dalam memilih istilah harus
yang gampang diingat. Karena masyarakat Sumut penuh dengan anonim dan singkatan-singkatan. Ganteng sendiri diambil dari singkatan Gatot-Tengku Ery.
istilah Ganteng itu sendiri juga istilah yang dianggapan familiar dan kebetulan wajah dari Gatot-Tengku Ery terbilang ganteng atau tampan dan istilah ini mudah
diingat
32
. Kemenangan pasangan Ganteng satu putaran pada Pilkada Sumut
dipengaruhi oleh kesolidan kader PKS. Bagaimana tidak, banyak kalangan yang beranggapan bahwa PKS sebagai partai pengusung pasangan ini tidak akan
mendapatkan dukungan masyarakat karena sebelum pelaksanaan Pilkada ini pimpinan tertinggi dari PKS menjadi tersangka kasus korupsi Kouta impor sapi.
Kemenangan pasangan ini melengkapi kemenangan pasangan Ahmad Heryawan- Dedi Mizwar yang bertarung dalam Pilkada Jabar. Anis Matta mengatakan
kemenangan ini adalah kemenangan ditengah badai.
B. ASPEK DOMINAN KEMENANGAN PASANGAN GANTENG
1. Kekuatan Sosok Pasangan Ganteng Person
Person merupakan kualitas diri dari kandidat yang akan bersaing dalam sebuah pemilihan, baik itu pemilihan eksekutif maupun legeslatif. Kualitas dari
seorang kandidat dapat diketahui dari penilaian masyarakat tentang integritas, keterbukaan, kesederhanaan, ketulusan, kerelaan berkorban, kepedulian sesama
dan lain-lain.
32
Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan
Kekuatan sosok pasangan Ganteng tidak terlepas dari keberhasilan yang telah dilakukan. Gatot Pujo Nugroho yang maju sebagai gubernur merupakan
seseorang yang dekat dengan masyarakat. keberhasilannya selama menjadi Plt gubernur bisa dijadikan modal untuk mencari dukungan masyarakat. Walaupun
selama 2 tahun menjabat sebagi Plt gubernur tidak banyak yang telah dilakukannya. Tetapi setidaknya ada beberapa hal yang bisa dijadikan
pertimbangan masyarakat untuk memilihnya. Program kerja yang dilakukannya sedikit banyaknya langsung bersentuhan dengan rakyat. Gatot juga dikenal
dengan pribadi yang santun. Kepribadiannya tersebut ditunjukkannya saat diadakannya debat kandidat disalah satu statiun televisi swasta ketika diserang
dengan pernyataan-pernyataan oleh kandidat lain, Gatot menjawab dengan santun dan setelah selesai menjawab dia langsung mendatangi dan memeluk kandidat
yang menyerangnya. Hal ini bisa dijadikan salah satu daya tarik Gatot untuk mendapatkan dukungan dari pemilih.
Tengku Erry Nuradi yang menjadi pendamping Gatot Pujo Nugroho pada pilkada ini merupakan bupati Serdang Bedagai yang berhasil memberikan
pemerataan pembangunan di daerahnya. Pada awal kepemimpinannya di kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten ini masih teramat muda hasil dari
pemekaran kabupaten Deli Serdang. Keprihatinannya melihat keadaan masyarakat yang jauh dari kesejahteraan yang menggugah hatinya untuk menjadi pemimpin
sekaligus pelayan bagi masyarakat. Banyak terobosan-terobasan baru yang dilakukannya saat menjadi bupati termasuk didalamnya memperkuat ketahanan
pangan dengan memaksimalkan lahan persawahan dan palawija. Tengku Erry