Profile Islam Indonesia Profile Islam Indonesia dan Pakistan

itu mereka yang bermazhab Syafi‟i. 11 Demikian juga dengan para Kyai sepertinya dengan “sengaja” lebih mengutamakan ajaran dan pendekatan tentang hukum Islam yang dikembangkan oleh Imam Syafi‟i bila dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya. 12 Indonesia dapat dikatagorikan sebagai negara muslim dalam kaitannya dengan hukum, khususnya terhadap hukum keluarga. 13 Di dalam perundang-undangan Indonesia khususnya mengenai hukum keluarga bagi masyarakat Islam dirangkum di dalam Kompilasi Hukum Islam. Kompilasi Hukum Islam yang bertujuan untuk mengkodifikasikan hukum Islam yang masih berserakan dalam berbagai kitab fiqih klasik, dan sebagai peraturan khusus yang menjelaskan secara rinci bagaimana hukum perkawinan, wakaf, dan warisan di Indonesia. 14 Menurut Cik Hasan Bisri Kompilasi Hukum Islam KHI merupakan upaya akomodatif dari madzhab fiqih klasik dan materi hukum yang terkandung di dalam KHI pun masih di dominasi oleh madzhab Syafi‟i. 15 Dikatakan demikan karena 38 kita b mu‟tabarah yang ditulis oleh ulama yang bermadzhabkan Syafi‟i dijadikan rujukan di dalam penyusunan KHI. Salah satu bab di dalam Kompilasi Hukum Islam KHI yang berkesinambungan dengan madzhab Syafi‟i yaitu pada Bab V tentang mahar tepatnya pada pasal 30-38 yang hampir keseluruhannya mengadopsi dari kitab fiqih menurut jumhur ulama. 16 11 Rumadi, Post Tradisionalisme Islam, Wacana Intelektualisme dalam Komunitas NU Seri Penerbitan Hasil Penelitian Kompetitip Depag RI, Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam –Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI 2007, h. 67-68. 12 Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta : LP3ES, 1985, h. 149. 13 M. Atho Mudzhar, Hukum Islam Di Dunia Modern Suatu Perbandingan dalam Mimbar Hukum No. 12, Jakarta: Ditbinpera Islam Depag RI, 1994, h. 25. 14 Zarkowi Soedjati, Sejarah Penyusunan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, cet.I Surabaya: Arkola, 1997,h. 16-17. 15 Cik Hasan Bisri ed, KHI dan PA dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 15. 16 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, Bandung, Nuansa Aulia, 2008, h. 10.

2. Profile Islam Pakistan

Pada tahun 1947 Pakistan memproklamirkan diri sebagai negara Islam. Pakistan terletak antara 20° LU – 37° LU dan 66° BT – 75° BT. Jumlah penduduk Pakistan pada tanggal 01 juli 2015 sebanyak 188. 925. 000 jiwa. 17 Pakistan terletak secara strategis diantara daerah-daerah penting di Asia Selatan, Asia Tengah dan Asia Timur. 18 Pakistan berbatasan dengan Iran di Barat, Afganistan di Barat Laut, di Tenggara dan Kashmir di Timur Laut. Pakistan merupakan negara federal dengan system parlamen yang terdiri dari 4 provinsi dan 4 daerah federal. Jumlah penduduk pakistan lebih dari 170 juta orang. Pakistan menjadi salah satu negara terpadat didunia dan memiliki penduduk muslim terbanyak setelah Indonesia. Pakistan adalah bangsa muslim terbesar kedua di dunia, meskipun mereka berasal dari lima kelompok etnis yang berbeda diantaranya yaitu: Pujanbi, Sindhi, Pathan, Baluch serta Muhajir Imigran berasal dari Urdu dan India sebelum perpecahan. Mayoritas masyarakat Pakistan 97 beragama Muslim, dan minoritas dari mereka beragama non muslim termasuk beragama Kristen, Hindu, dan Persi. Diantara masyarakat Pakistan yang beragama muslim 10-15 dari mereka menganut syiah Istn a „Asya‟ariah Dua Belas Imam. Minoritas sekte Syi‟ah termasuk Isma‟illiyah, kebanyakan terdapat di Karachi wilayah barat laut Gilgit, dan Bohoras. Sedangkan markas spiritualnya terletak di Bombay, India. Mayoritas masyarakat Pakistan kaum muslim Sunni. Pakistan menganut madzhab Hanafi meskipun minoritasnya sebagian pengikut madzhab Hambali. 19 17 http:id.m.wikipwdia.orgwiki Daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk, diakses pada tanggal 09 Agustus 2016, pukul 20.00 Wib. 18 Benazir Bhuto, Rekonsilasi, Islam Demokrasi Barat, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2008, h. 133 19 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno dan Geo Politik, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, h. 212. Mayoritas penduduk Pakistan 97 beragama Islam dari jumlah penduduk, sebagian besar dari mereka beraliran Sunni sedangkan sisanya pengikut Syiah dan Ahmadiyyah. 20 Mayoritas muslim di Pakistan adalah pengikut madzhab Hanafi, hal ini lebih jelas lagi dalam peraktek kehidupan beragama khususnya berhubungan dengan hukum Islam seperti dalam hukum keluarga dan warisan masih tetap mengikuti aliran madzhab tersebut. 21 Pada abad modern seperti ini, kecendrungan pada pembangunan dan pengkajian agama tetap berlanjut. Hal tersebut terlihat dalam pendirian perguruan- perguruan tinggi seperti Universitas Baluchistan, Universitas Pertanian Faisalabad, Government College Lahore. Di samping itu Pakistan juga memiliki lembaga pengkajian ilmu-ilmu Islam yang merupakan sumbangan yang amat besar dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam diantaranya: 22 1. Yayasan Ilmu Pengetahuan Pakistan. 2. Akademi Ilmu-ilmu Pengetahuan Pakistan. 3. Pakistan Philosophical Congrees. 4. Internasional Islamic Philosophical Association. 5. Internasional Iqbal Forum. 6. Academic Center. 7. Wes Pakistan Urdu Academy. Pengkajian ilmu-ilmu ke Islaman tersebut masih berlangsung sampai saat ini, dan Pakistan tercatat sebagai pengkaji paling aktif mengenai masalah ke Islaman dan filsafat. Pakistan juga berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan 20 https:id.m.wikipedia.orgwikiPakistan diakes pada 16-07-2016, 13.00 WIB. 21 Syariahalauddin, Sejarah Pemberlakuan Hukum Keluarga Di Pakistan, artikel diposkan pada tanggal 22 April 2012 dari http:www.scribd.comdoc90610937Makalah-HKI-DI-PAKISTAN .Diakses pada hari jum‟at 12 Agustus 2016, 16.31 WIB. 22 Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, Cet. IV Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1997, h. 74. filsafat serta berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian dan intelektual muslim, tokoh politik dan ilmuan terkenal yang telah memberikan kontribusi positif bukan saja bagi Pakistan, namun juga bagi dunia Islam. 23 Mayoritas muslim di Pakistan adalah pengikut madzhab Hanafi, hal ini lebih jelas lagi dalam peraktek kehidupan beragama khususnya berhubungan dengan hukum Islam seperti dalam hukum keluarga dan warisan masih tetap mengikuti aliran madzhab tersebut. 24 Salah satunya mengenai mahar yang diatur di dalam perundang- undangan Pakistan „‟Dowry and Bridal Gifts [Restriction] Act 1976‟‟ di mana di dalam perundang-undang tersebut Pakistan memberi batasan maksimal pemberian mahar dan ditetapkan mengenai sanksi bagi masyarakat yang melanggar aturan tersebut. Begitupun mengenai batsan mahar menurut madzhab hanafi menetapkan batas minimal mahar sebanyak 10 dirham perak dan bila kurang dari itu tidak memadai dan oleh karenanya diwajibkan mahar misil, dengan pertimbangan bahwa itu adalah batas minimal barang curian yang mewajibkan had terhadap pencurinya. Ulama Hanafiyah beralasan dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ad- Daruquthni dan Baihaqi sebagai berikut: َإ نهجوزي َو اؤفك َإ ءاسنلا حكني َ :م.ص ها لوسر لاق ,لاق هنع ها يضر ها دبع نب رباج نع مهارد ةرشع نود رهم َ و ءايلوِا Artinya: Dari Jabir ra. Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: ‘’ketahuilah, wanita itu tidak boleh dikawinkan kecuali oleh para wali, dan wali itu tidak boleh mengawinkan mereka wanita kecuali dengan lakilaki yang sekufu‟dengannya, dan tidak ada mahar kecuali paling sedikit sepuluh dirham.HR. Daruquthni dan Baihaqi. 25 23 Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, Cet. IV Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1997, h. 74. 24 Syariahalauddin, Sejarah Pemberlakuan Hukum Keluarga Di Pakistan, artikel diposkan pada tanggal 22 April 2012 dari http:www.scribd.comdoc90610937Makalah-HKI-DI-PAKISTAN .Diakses pada hari Senin 15 Agustus 2016, 16.45 WIB. 25 Ahmad bin al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakar al-Baihaqi, Sunnah al-Baihaqi al-Kubro, Juz VII Makkah: Dar al-Bazh, h. 240. Hadis tersebut menjelaskan penetapan bahwa syarat mahar menurut ukuran yang benar secara syara‟ adalah tidak kurang dari sepuluh dirham dan nash-nash yang lain yang menunjukkan persyaratan kewajiban melakukan, atau sahnya suatu akad atau segala sesuatu yang di syaratkan. 26 Perundang-undangan yang berlaku di Pakistan mengenai mahar diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 5, di mana pasal 2 menjelaskan mengenai definisi mahar, pasal 3 mengatur mengenai pembatasan maksimal mahar, hadiah, dan hadiah pengantin. Pada pasal 3 tepatnya ayat 1 menetapkan jumlah maksimal mahar 5000 Rupee atau setara dengan Rp980.055,94. 27 Serta dalam pasal 4 mengatur mengenai hadiah atau kado yang boleh diberikan tidak boleh lebih dari 100 Rupee atau setara dengan Rp 19.601,12. 28 Dan dalam pasal 5 perundang-undangan Pakistan menyebutkan bahwa semuah yang diberikan sebagai mahar, pemberian yang berkaitan dengan pernikahan atau hadiah maupun kado yang diberikan menjadi hak penuh milik istri. Dan pasal 9 menetapkan bahwa seseorang yang melanggar aturan yang ada dalam Undang-undang ini dapat di hukum dengan hukuman maksimal 6 bulan atau denda yang setara dengan batas maksimum yang diatur oleh Undang- undang. 29 Pelanggaran mengenai mahar atau mas kawin, biaya dan hadiah di dalam perundang-undang Pakistan Dowry and Bridal Gifts [Restriction] Act 1976 dapat di hukum penjara maksimal 6 bulan atau denda setara dengan batas maksimum yang diatur di dalam Undang-undang tersebut atau dapat di kenakan hukuman kedua- 26 Abdul Wahhab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqih, cet. Ke-2 Semarang: Toha Putra Group, 20014, h. 178. 27 http:in.coinmill.comIDR_INR.htmlINR=100 , translate mata uang Pakistan Rupee ke Indonesia Rupiah, diakses pada tanggal 22 Agustus 2016, 19.34 WIB. 28 http:in.coinmill.comIDR_INR.htmlINR=100 , translate mata uang Pakistan Rupee ke Indonesia Rupiah, diakses pada tanggal 22 Agustus 2016, 19.34 WIB. 29 Tahir Mahmood, FamilyLaw Reform in The Muslim World, Bombay: N.M Tripathi PVT, 1970,h. 249-251.