Konsep Mahar dalam Fiqih

ia berkata “demi Allah tidak ada ya Rasulullah walaupun hanya sebuah cincin besi akan tetapi ini saya mempunyai sarung, Rasulullah berkata apa yang bisa kau lakukan dengan sarungmu ? jika kamu memakainya maka tak ada satu pun untuk dia, dan jika ia memakainya maka tak akan ada satu pun untukmu, maka duduklah laki-laki itu pada majelis tersebut dalam waktu yang lama kemudian ia berdiri. Dan Rasulullah saw. melihatnya kemudian memanggilnya dan ketika laki-laki itu datang, Rasulullah berkata “apa yang kamu tahu tentang al-Qur’an”? laki-laki itu menjawab “saya menghafal surat ini dan surat ini dan surat ini, kemudian Rasulullah berkata “apakah kamu membacakan untuk dia dari hatimu yang paling dalam ? laki- laki itu menjawab “ya” Rasulullah berkata “pergilah maka kamu telah menikahinya dengan apa yang kamu punya dari al- Qur’an”. 7 H.R Al-Bukhari Pada umumnya mahar biasanya berbentuk materi baik berupa uang atau barang berharga lainnya.N amun syari‟at Islam memungkinkan mahar dalam bentuk yang lainnya, seperti dalam bentuk jasa melakukan sesuatu. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Qasas ayat 27 yang berbunyi: ْنَأ ىَلَع َِْْ تاَه َََّنْ با ىَدْحِإ َكَحِكْنُأ ْنَأ ُديِرُأ ِِّإ َلاَق َكِدْنِع ْنِمَف اًرْشَع َتْمَََْأ ْنِإَف ٍجَجِح َ ِّاَََ َِّرُجْأَت َِِِْاّصلا َنِم ُهّللا َءاَش ْنِإ ُِّدِجَتَس َكْيَلَع ّقُشَأ ْنَأ ُديِرُأ اَمَو . Artinya :”Berkatalah Dia Syuaib: Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun. Maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu.Dankamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik. 8 Kewajiban membayarkan mahar pada hakikatnya tidak hanya untuk mendapatkan kesenangan, namun lebih kepada penghormatan dan 7 Al-Bukhari, Sahih Al-bukhari, Juz III, Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiyah, 2008, h. 440. 8 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2005, 388. pemberian dari calon suami kepada calon isteri sebagai awal dari sebuah pernikahan dan sebagai tanda bukti cinta kasih seorang laki-laki. 9 Adapun menurut Tihami dan Sohari Sahrani dalam bukunya yang berjudul Fiqih Munakahat yang menjelaskan tentang syarat- syarat mahar dengan maksud yang serupa sebagai berikut: 10 1. Harta berharga, tidak sah mahar dengan barang dan harta yang tidak berharga meskipun tidak ada penentuan banyaknya mahar, sesuatu yang bernilai tetap sah disebut mahar. 2. Barangnya suci serta dapat diambil manfaat, tidak sah mahar dengan memberikan khamar, babi atau darah, karena semua itu haram dan tidak berharga. 3. Barang yang dijadikan mahar bukan barang ghasab. Ghasab artinya mengambil barang milik orang lain tanpa izinnya namun tidak bermaksud untuk memilikinya karena bermaksud akan mengembalikannya kelak. 4. Bukan barang yang tidak jelas keadaannya, tidak sah mahar dengan memberikan barang yang tidak jelas keadaannya atau tidak disebutkan jenisnya. Al- Qur‟an tidak menentukan jenis mahar harus berupa sebuah benda atau jasa tertentu yang harus dibayarkan seorang suami terhadap 9 Syaikh Muhammad Amin al-Kurdiy, Tanwir al-Qulub, Beirut: Dar al-Kutub al- „Ilmiyah, 1995, h. 384. 10 Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 39-40. istrinya. Jawwad Mugniyah menjelaskan bahwa jenis mahar boleh berupa uang, perhiasan, perabot rumah tangga, binatang, jasa, harta perdagangan atau benda-benda lainnya asalkan mahar tersebut adalah barang yang halal dan dinilai berharga. 11 Mahar merupakan kewajiban laki-laki bukan perempuan, selaras dengan prinsip syariat bahwa seorang perempuan sama sekali tidak dibebankan kewajiban nafkah, baik sebagai ibu, anak perempuan, ataupun seorang istri. Sesungguhnya yang dibebankan untuk memberi nafkah adalah orang laki-laki, baik yang berupa mahar maupun nafkah kehidupan, dan yang selainnya karena orang laki-laki lebih mampu untuk berusaha dan mencari rizeki.

B. Laporan Admistrasi Mahar di Pakistan dan di Indonesia

Mahar atau maskawin adalah harta pemberian dari mempelai laki- laki kepada mempelai perempuan yang merupakan hak si istri. 12 Mahar merupakan salah satu diantara hak istri yang didasarkan atas Kitabullah, Sunnah Rasul dan ijma‟ kaum muslimin. 13 Banyak dalil yang menjelaskan mengenai mahar, bahwa mahar menurut al- Qur‟an dan as-Sunnah tidak di tentukan menurut kadar dan jumlahnya yang diberikan kepada calon mempelai wanita dari calon mempelai laki-laki. Perintah untuk 11 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, h. 365. 12 Nasiri, Hebohnya Kawin Misyar, Surabaya: Al Nur, 2010, h. 13. 13 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab, Jakarta: Penerbit Lentera, 2007, h. 364. memberikan mahar juga tercantum dalam al- Qur‟an surah An-Nisa ayat 25 yang berbunyi: ُجُأ ّنُهوُتآَو ّنِهِلْهَأ ِنْذِإِب ّنُهوُحِكْناَف ِفوُرْعَمْلاِب ّنُهَرو Artinya : “Karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut”. 14 Selain dalam al- Qur‟an kewajiban mahar disebutkan pula di dalam hadits Rasulullah sebagai berikut: ّبَع ِنْبا ْنَع ْيَش اَهِطْعَا : َمّلَسَو ِهْيَلَع ُهّللا ىّلَص ِهّللا َلوُسَر َ ُهَل َلاَق َةَمِطاَف ّىِلَع َجّوَزَ ت اّمَل : َلاَق ٍسا ،اًئ دواد وبا اور ُةّيِمْطَْْا َكُعْرِد َنْيَا :َلاَق ،ٌئْيَش ىِدْنِعاَم :َلاَق . Artinya: “Dari Ibnu Abbas ia berkata: ketika Ali menikahi Fatimah, Rasulullah SAW berkata kepada Ali: berikanlah sesuatu kepada Fatimah, Ali berkata: saya tidak memiliki sesuatu”. Nabi berkata:” dimana baju besimu”. H.R Abu Dawud. Dalam hadits di atas menjelaskan bahwa Nabi sangat menekankan kepada Ali agar memberikan sesuatu apapun kepada Fatimah anak beliau sebagai mahar walau hanya dengan baju besi. Di Indonesia peraturan yang terkait mengenai mahar tidak dijumpai di dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 akan tetapi hal yang mengatur mahar secara jelas dan terperinci diatur di dalam Kompilasi Hukum Islam. Kompilasi Hukum Islam mengatur mahar secara jelas dan terperinci pada Bab V tepatnya pada Pasal 30, 31,32, 33, 34, 35, 14 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2005, h. 82. 36, 37, 38, yang hampir keseluruhannya mengadopsi dari kitab fiqh menurut jumhur ulama. 15

1. Persamaan Mahar di Indonesia dan Pakistan

a. Mahar dalam Pernikahan

Dalam peraturan Perundang-undangan di Indonesia dan Pakistan sama-sama memakai mahar di dalam sebuah pernikahan, seperti yang tercantum di dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 30 „‟Calon mempelai pria wajib membayar mahar kepada calon mempelai wanita yang jumlah, bentuk, dan jenisnya disepakati oleh kedua belah pihak’’. Sedangkan menurut peraturan Perundang-undangan di Pakistan mahar di perlukan juga untuk melangsungkan sebuah pernikahan, sebagaimana yang tercantum di dalam muslim Family Law Ordonansi dalam pembahasan Dowry and Bridal Gifts [Restriction] Act 1976 .

b. Yang berhak memberikan mahar

Di Indonesia mahar di berikan oleh Calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan sebagaimana yang tercantum di dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 30 Calon mempelai pria wajib membayar mahar kepada calon mempelai wanita yang jumlah, bentuk, dan jenisnya disepakati oleh kedua belah pihak. Begitupun mengenai mahar di Pakistan yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita. 15 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Nuansa Aulia, 2008, h.10.

c. Mahar Merupakan Hak Isteri

Di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia mengenai mahar diatur di dalam KHI tepatnya pada pasal 30-38. Mengenai mahar yang diberikan oleh suami kepada istri menjadikan mahar tersebut merupakan hak isteri sebagaimana yang tercantum di dalam KHI pasal 32 yang berbunyi ‘’mahar diberikan langsung kepada calon mempelai wanita dan sejak itu menjadi hak pribadinya’’. Begitupun mengenai peraturan perundang-undangan mengenai mahar di Pakistan. Dimana mahar diatur di dalam Undang-undang khusus yaitu Dowry and Bridal Gift [Restriction] Act 1976 tepatnya pada pasal 5 yang menyebutkan ‘’bahwa semua yang diberikan sebagai mahar, pemberian yang berkaitan dengan pernikahan atau hadiah maupun kado yang diberikan menjadi hak penuh milik isteri’‟. Dimana hal tersebut menyatakan bahwa mahar dan hal-hal yang di berikan pada saat pernikahan kado itu semua menjadi milik isteri.

2. Perbedaan Kedudukan dan Jumlah Mahar di Indonesia dan

Pakistan Perundang-undangan mengenai mahar di Pakistan berbeda dengan negara muslim lainnya. Di Pakistan ada semacam ketentuan maksimal