Nasabah dan Susunan Pengurus

1. Pengelolaan Sampah Organik

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan bapak Prakoso selaku penasihat bank sampah beserta staffnya, Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur juga mengolah sampah organik menjadi pupuk organik. Pengolahan sampah organik ini dilakukan tidak menentu, tergantung permintaan masyarakat serta lapak yang tersedia di bank sampah. Jika permintaan tinggi dan tempat untuk pembuatan pupuk kompos telah tersedia maka proses pengolahan sampah organik pun dapat dilakukan. Langkah pertama ialah mengumpulkan sampah-sampah organik, baik itu daun-daunan, buah, ataupun sisa makanan dan sayuran. Sampah-sampah tersebut biasanya diberikan oleh masyarakat sekitar secara sukarela dan tidak dimasukkan ke tabungan nasabah. Akan tetapi jumlah sampah yang dihimpun jika dari masyarakat dan lingkungan sekitar hanyalah sedikit. Minimal dalam sekali pembuatan pupuk organik dibutuhkan sampah organik sekitar 700 Kg. Nantinya setelah sampah tersebut sekiranya sudah cukup dan melampaui batas minimal, baru lah sampah itu siap untuk diolah menjadi pupuk kompos organik. 7 Setelah bahan baku telah tersedia, tahap pertama yang harus dilakukan ialah mencacah sampah organik tersebut menjadi potongan-potongan kecil. Pencacahan ini sangat diperlukan karena untuk mempercepat proses penguraian. Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur memiliki aset 7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Dedi, Jakarta, 10 September 2016. berupa mesin pencacah sampah organik yang diberikan oleh Lurah pada saat awal pembangunan bank sampah. Meskipun terhitung sudah cukup lama, namun mesin tersebut sampai saat ini masih mampu bekerja dengan baik. Setelah pencacahan bahan baku telah selesai, sediakan sampah cangkang telur yang sudah dikeringkan, lalu tumbuk hingga halus. Setelah ditumbuk, cangkang telur yang telah halus tersebut di campurkan ke dalam sampah yang telah dicacah lalu di aduk hingga merata. Tahap selanjutnya ialah memasukkan olahan sampah organik tersebut kedalam wadah atau tempat pemanas dan tuangkan bioaktivator sesuai takaran sampah organik yang akan dikelola. Di minggu pertama suhu didalam tempat tersebut kira-kira akan mencapai sekitar 50-70 derajat yang menandakan cairan tersebut mulai bereaksi. Setelah itu tunggu hingga minggu ke 4, maka sampah tersebut mulai berubah warna menjadi kehitaman. Selain itu, pada wadah khusus yang telah dibuat, di posisi paling bawah terdapat saluran untuk aliran cairan hasil olahan tersebut yang nantinya akan ditampung dengan botol lalu dijemur dan menjadi pupuk kompos organik cair. Sedangkan bagian padatnya akan dijemur dan menjadi pupuk kompos organik padat. 8 Pada tahap penjemuran, warga sekitar terkadang datang untuk meminta pupuk kompos tersebut serta diperbolehkan secara gratis. Namun ketika 8 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 10 September 2016. pupuk tersebut telah dikemas berupa kemasan plastik 1 Kg, maka pupuk tersebut sudah menjadi kas milik bank sampah dan akadnya sudah menjadi akad jual beli. 9

2. Pengelolaan Sampah Non-organik

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan. Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur melaksanakan tugas dan perannya berdasarkan panduan standar operasional Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 13 Tahun 2012. Dalam mekanisme pengelolaan sampah non-organik terdapat dua alur, yaitu sampah non-organik layak daur ulang, dan sampah non-organik layak jual. Pada sampah non-organik layak daur ulang nantinya sampah yang sudah dipilah akan dibeli oleh ibu-ibu PKK dan didaur ulang menjadi suatu produk baru. Sedangkan sampah non-organik layak jualnya, Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur akan menjual hasil sampah tersebut ke pengepul dengan keuntungan selisih dari harga jualbeli sampah tersebut. Dalam prakteiknya, bank ini memiliki mekanismenya, sebagai berikut 10 : 9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 10 September 2016. 10 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 24 Agustus 2016. Gambar 3. 2 : Mekanisme pengelolaan sampah non-Organik