39 d.
Kenyamanan ruang tunggu e.
Kebersihan ruang tunggu f.
Kelengkapan fasilitas ruang tunggu g.
Kedisiplinan petugas LPDB h.
Keramahan petugas ketika menerima pertanyaan atau keluhan
4.4 Posisi Pelayanan LPDB-KUMKM
Nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kepuasan masing-masing atribut dipergunakan selanjutnya untuk menghitung CSI. Berdasarkan perhitungan yang
dapat dilihat pada Tabel 13, diperoleh hasil bahwa CSI pelayanan LPDB- KUMKM sebesar 0,742 atau 74,2 persen. Hal ini berarti bahwa tingkat indeks
kepuasan mitra LPDB-KUMKM terletak diantara rentang 0,66 - 0,80, yang berarti pelanggan merasa puas terhadap kinerja pelayanan LPDB-KUMKM.
Tabel 13. Perhitungan CSI pelayanan LPDB-KUMKM, 2014
Kode Atribut Skor rataan
tingkat kepentingan
MIS WF
Skor rataan tingkat
kinerja WS
1A 4,14
0,045 0,028
3,8 0,105
1B 4,03
0,043 0,027
3,72 0,100
1C 4,12
0,044 0,028
3,77 0,104
1D 4,03
0,043 0,027
3,59 0,097
2A 3,89
0,042 0,026
3,59 0,094
2B 4,13
0,044 0,028
3,66 0,101
3 4,10
0,044 0,027
3,66 0,101
4A 4,03
0,043 0,027
3,81 0,103
4B 4,04
0,043 0,027
3,87 0,105
4C 4,02
0,043 0,027
3,81 0,103
5A 4,08
0,044 0,027
3,62 0,099
5B 4,1
0,044 0,027
3,45 0,095
6A 4,23
0,045 0,028
3,7 0,105
6B 4,2
0,045 0,028
3,49 0,098
7A 4,24
0,046 0,028
3,75 0,107
7B 4,2
0,045 0,028
3,74 0,105
7C 4,25
0,046 0,028
3,82 0,109
8A 4,22
0,045 0,028
3,71 0,105
8B 4,22
0,045 0,028
3,74 0,106
8C 4,24
0,046 0,028
3,68 0,105
9A 4,17
0,045 0,028
3,54 0,099
9B 4,13
0,044 0,028
3,45 0,095
10 4,32
0,046 0,029
3,89 0,113
11 4,21
0,045 0,028
3,87 0,109
12A 4,1
0,044 0,027
3,78 0,104
12B 4,17
0,045 0,028
3,83 0,107
12C 4,2
0,045 0,028
3,9 0,110
12D 4,18
0,045 0,028
3,76 0,105
12E 4,2
0,045 0,028
3,96 0,111
12F 4,2
0,045 0,028
3,93 0,111
40 12G
4,18 0,045
0,028 3,81
0,107 13A
4,11 0,044
0,028 3,42
0,094 13B
4,16 0,045
0,028 3,52
0,098 13C
4,14 0,045
0,028 3,74
0,104 13D
4,1 0,044
0,027 3,59
0,099 13E
4,15 0,045
0,028 3,6
0,100 Total
149,23 1
Weighted total 3,711
Satisfaction index 0,742
4.5 Posisi Pelayanan LPDB-KUMKM
a. Evaluasi faktor internal
Dalam melakukan evaluasi terhadap faktor internal, penetapan faktor dominan dilakukan berdasarkan informasi awal dari responden mitra LPDB-
KUMKM melalui kuesioner IPA. Hal ini kemudian dikonfirmasikan kepada responden dari LPDB-KUMKM melalui kuesioner SWOT. Penetapan faktor
dominan dilakukan melalui pemeringkatan terhadap bobot peubah. Semakin besar bobot maka dinilai peubah tersebut adalah faktor yang paling berpengaruh
terhadap penyusunan strategi. Untuk menentukan apakah faktor dominan termasuk kekuatan atau kelemahan dapat diketahui dari hasil perkalian rating
dengan bobot, dimana nilai tertinggi menjadi kekuatan untuk faktor internal, dan nilai terendah menjadi kelemahan untuk faktor internal.
Tabel 14. Evaluasi faktor internal pelayanan LPDB-KUMKM No
Faktor Internal Bobot
Rating Skor
Peringkat Faktor Kekuatan
1 Bunga pinjaman yang rendah 0,129
3,000 0,386
1 2 Petugas LPDB yang tanggap
dan profesional 0,122
2,750 0,336
2 3 Proses peminjaman yang mudah
0,122 2,667
0,325 3
4 Pemanfaatan teknologi
informasi 0,108
2,333 0,253
4 5 Fasilitas LPDB yang nyaman
dan representatif 0,105
2,333 0,245
5 Faktor Kelemahan
1 Kecepatan waktu tidak sesuai dengan
standard yang
ditetapkan 0,085
2,167 0,184
1
2 Pelayanan terhadap
keluhan mitra kurang memadai
0,085 2,167
0,184 2
3 Biaya peminjaman yang tidak wajar
0,088 1,833
0,162 3
4 Pengajuan keluhan yang tidak tertanggapi
0,081 1,667
0,136 4
5 Lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta
0,075 1,667
0,124 5
Jumlah 1,000
2,334
41 Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan faktor-faktor internal yang
mempengaruhi pelayanan LPDB-KUMKM dibedakan atas faktor yang mendukung faktor kekuatan dan faktor yang tidak mendukung faktor
kelemahan. Faktor kekuatan yang berkaitan dengan pelayanan LPDB-KUMKM adalah: 1 Bunga pinjaman yang rendah, 2 Petugas LPDB yang tanggap dan
profesional, 3 Proses peminjaman yang mudah, 4 Pemanfaatan teknologi informasi, dan 5 Fasilitas LPDB yang nyaman dan representatif. Sedangkan
faktor kelemahan yang dinilai berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM adalah: 1 Kecepatan waktu tidak sesuai dengan standard
yang ditetapkan, 2 Pelayanan terhadap keluhan mitra kurang memadai, 3 Biaya peminjaman yang tidak wajar, 4 Pengajuan keluhan yang tidak tertanggapi, dan
5 Lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta.
1 Bunga Pinjaman Yang Rendah
Kebijakan bunga pada LPDB-KUMKM diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75PMK.052011 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah. Dalam lampirannya terdapat tiga strata penyaluran dana bergulir yang dikelompokkan dalam enam program penyaluran. Dalam
peraturan tersebut, tingkat suku bunga dari LPDB disesuaikan dengan SBI yang berlaku per tahun. Dalam penyaluran dana bergulir dari LPDB kepada
mitra-mitranya, penetapan suku bunga yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan dinilai kompetitif bila dibandingkan dengan lembaga keuangan
lainnya. Sebagai contoh, penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM ke koperasi sekunder yang belum bersifat bankable strata 1 dikenakan suku
bunga sebesar SBI minus 2 persen. Adapun bagi koperasi sekunder yang bersifat bankable dikenakan suku bunga sebesar SBI ditambah 2 persen per
tahun. Secara umum, tingkat suku bunga tertinggi LPDB-KUMKM adalah SBI ditambah 3 persen per tahun yang dibebankan kepada Lembaga
Permodalan Ventura dan perusahaan pembiayaan.
2 Petugas LPDB Yang Tanggap dan Profesional
Ketanggapan dan profesionalitas petugas LPDB dapat dilihat dari penilaian responden mitra LPDB pada pengisian kuesioner IPA, khususnya pada butir
12a hingga 12f tentang pelayanan petugas LPDB-KUMKM serta 13c tentang keramahan petugas LPDB-KUMKM ketika menerima pertanyaan
atau keluhan. Berdasarkan isian tersebut, dapat diketahui bahwa penilaian mitra secara umum memberikan penilaian kinerja yang tinggi. Hal ini dapat
disebabkan
budaya kinerja
yang ditanamkan
manajemen untuk
meningkatkan mutu kualitas petugasnya atau melalui pelatihan-pelatihan internal yang diadakan.
Meskipun demikian masih terdapat kekurangan pada atribut 13b tentang kejelasan petugas dalam memberikan jawaban atas pertanyaan atau keluhan.
Hal ini bisa disebabkan karena masih belum dipahminya mekanisme penangnan keluhan, sehingga penanganan keluhan yang dilakukan dirasakan
belum memiliki kinerja yang baik.
42
3 Proses Peminjaman Yang Mudah
LPDB-KUMKM telah memiliki standar minimum pelayanan yang menjelaskan tahapan penilaian peminjaman yang dilakukan terhadap
permohonan aplikasi peminjaman dari calon mitranya. Pada standar tersebut, telihat LPDB-KUMKM melakukan penyederhanaan proses
peminjaman, termasuk dengan menetapkan waktu maksimal dari satu tahapan ke tahapan lainnya. Proses penyederhanaan ini diupayakan tetap
mengedepankan aspek kehati-hatian prudent dalam pemberian pinjaman.
4 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi penting untuk dilakukan pada institusi keuangan. Sebagai lembaga yang menyalurkan dana bergulir dengan mitra
yang tersebar di Indonesia, LPDB-KUMKM telah melakukan upaya pemanfaatan teknologi informasi. Salah satu penggunaan teknologi
informasi yang sudah dilakukan adalah pembuatan sistem informasi pemetaan mitra LPDB-KUMKM serta aplikasi pengajuan pinjaman yang
dilakukan secara online. Dengan aplikasi ini, calon mitra LPDB dapat melakukan pengajuan aplikasi pinjaman tanpa harus mendatangi LPDB-
KUMKM terlebih dulu.
5 Fasilitas LPDB Yang Nyaman Dan Representatif
Fasilitas yang dimiliki oleh LPDB-KUMKM merupakan komponen tangible yang dapat dinikmati oleh mitra LPDB-KUMKM saat berada di lingkungan
kantor LPDB-KUMKM. Fasilitas yang dinilai saat ini masih terbatas pada kenyamanan, kebersihan, dan kelengkapan fasilitas ruang tunggu.
Berdasarkan penilaian mitra LPDB, umumnya mitra memberikan penilaian kinerja yang tinggi pada atribut ini, yang berarti LPDB-KUMKM telah
memberikan upaya yang terbaik dalam penyediaan fasilitas.
6 Kecepatan waktu tidak sesuai dengan standard yang ditetapkan
Kecepatan waktu pelayanan pada beberapa tahapan dinilai masih belum dapat memenuhi standar yang telah dimiliki oleh LPDB-KUMKM. Hal ini
dapat disebabkan karena terlalu ketatnya standar waktu yang ditetapkan pada masing-masing proses, sedangkan aktivitas persetujuan terkadang
memerlukan koordinasi dua divisi atau lebih. Berdasarkan penilaian mitra LPDB-KUMKM, beberapa atribut yang berhubungan dengan waktu
pelayanan dengan nilai kinerja yang rendah adalah kejelasan waktu penerbitan SP3, kecepatan waktu dari OTS ke penerbitan SP3, dan
kesesuaian waktu pencairan pinjaman. Kurangnya kinerja pada ketiga atribut ini dapat membuat persepsi mitra terhadap proses pengajuan
pinjamannya menjadi turun dan mengalami kekecewaan.
7 Pelayanan terhadap keluhan mitra kurang memadai
Meskipun LPDB-KUMKM telah memiliki saluran penanganan keluhan, namun umumnya mitra masih belum mengetahui adanya saluran ini. Hal ini
disebabkan kurangnya sosialisasi, baik kepada mitra maupun kepada petugas LPDB itu sendiri. Disisi lain, berdasarkan kuesioner IPA diketahui
bahwa mitra menganggap kinerja LPDB-KUMKM untuk menangani
43 keluhan dinilai kurang. Hal ini memerlukan perbaikan dari LPDB-
KUMKM.
8 Biaya peminjaman yang tidak wajar
Umumnya mitra LPDB-KUMKM masih beranggapan biaya peminjaman yang dibebankan pada pengajuan aplikasi peminjaman diluar kewajaran.
Hal ini dirasakan anatra lain pada biaya notaris maupun biaya lainnya yang harus dikeluarkan oleh mitra pada kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
pengajuan aplikasi pinjaman.
9 Pengajuan keluhan yang tidak tertanggapi
Pengajuan keluhan ini masih berhubungan dengan rendahnya pelayanan terhadap keluhan mitra. Umumnya mitra masih berpendapat bahwa
tanggapan LPDB-KUMKM terhadap keluhan yang diajukan tidak tertanggapi dengan baik. Hal ini dapat disebabkan karena pengajuan keluhan
tidak dilakukan pada saluran yang disediakan, atau respon LPDB-KUMKM yang masih lemah. Hal ini perlu diperhatikan oleh LPDB-KUMKM dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pelayanan.
10 Lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta
Meskipun LPDB-KUMKM telah memiliki mitra yang tersebar di Indonesia, lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta. Pengajuan untuk mendirikan
kantor perwakilan di tingkat provinsi atau regional tidak disetujui oleh Kementerian Keuangan. Meskipun aplikasi pengajuan pinjaman dari mitra
bisa dilakukan secara online, namun pada beberapa aktivitas, seperti penandatanganan akad harus dilakukan di Jakarta. Hal ini tentunya menjadi
kelemahan, khususnya pada mitra-mitra yang berlokasi jauh dari Jakarta.
b. Evaluasi faktor eksternal
Penetapan faktor ekternal yang dominan dilakukan berdasarkan konfirmasikan kepada responden dari LPDB-KUMKM melalui kuesioner SWOT.
Penetapan faktor dominan dilakukan melalui pemeringkatan terhadap bobot peubah. Semakin besar bobot maka dinilai peubah tersebut adalah faktor yang
paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pelayanan LPDB-KUMKM dibedakan atas faktor peluang dan
ancaman. Faktor peluang yang berkaitan dengan pelayanan LPDB-KUMKM adalah: 1 Dukungan pemerintah bagi pembiayaan KUMKM yang mudah dan
berbiaya rendah, 2 Pangsa pasar pembiayaan Koperasi dan UMKM yang masih luas, dan 3 Loyalitas nasabah yang tinggi. Sedangkan faktor kelemahan yang
dinilai berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM adalah: 1 Kemungkinan perubahan regulasi pemerintah, 2 Menurunnya minat
masyarakat untuk berkoperasi, dan 3 Kemudahan akses pinjaman kredit mikro dari lembaga keuangan lainnya.
44 Tabel 15. Evaluasi faktor eksternal pelayanan LPDB-KUMKM, 2014
No Faktor Internal
Bobot Rating Skor
Peringkat Faktor Kekuatan
1 Dukungan pemerintah
bagi pembiayaan
KUMKM yang
mudah dan berbiaya rendah 0,220
3,000 0,659
1
2 Pangsa pasar
pembiayaan Koperasi dan UMKM yang
masih luas 0,195
2,833 0,553
2
3 Loyalitas nasabah yang tinggi 0,171
2,500 0,427
3 Faktor Kelemahan
1 Kemungkinan perubahan
regulasi pemerintah 0,165
1,333 0,220
1 2 Menurunnya minat masyarakat
untuk berkoperasi 0,152
1,167 0,178
2 3 Kemudahan akses pinjaman
kredit mikro dari lembaga keuangan lainnya
0,098 1,167
0,114 3
Jumlah 1,000
2,149
1 Dukungan pemerintah bagi pembiayaan KUMKM yang mudah dan
berbiaya rendah Adanya LPDB-KUMKM merupakan salah satu bentuk dukungan
pemerintah dalam menyediakan pembiayaan yang mudah dan berbiaya rendah. Proses pengajuan pinjaman dengan persyaratan yang mudah serta
ketentuan bunga yang diatur oleh Menteri Keuangan membuat LPDB- KUMKM sebagai salah penyedia pinjaman yang dapat memberikan
keuntungan bagi pelaku KUMKM. LPDB-KUMKM juga diamanatkan untuk dapat menyediakan pinjaman bagi KUMKM yang dapat
mengahasilkan keuntungan, namun belum bersifat bankable.
2 Pangsa pasar pembiayaan Koperasi dan UMKM yang masih luas
Pengembangan KUMKM masih memiliki potensi yang besar dan strategis dalam meningkatkan aktivitas perekonomian nasional. Keberadaan
KUMKM dan koperasi yang tersebar luas di seluruh provinsi berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Dukungan pemerintah yang bersifat pro
terhadap KUMKM ikut memancing pertumbuhan KUMKM. Dengan jumlah KUMKM yang ada saat ini, baru sebagian saja yang telah disentuh
pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Jumlah KUMKM serta pertumbuhannya di masa mendatang merupakan pangsa pasar potensial bagi LPDB-
KUMKM.
3 Loyalitas nasabah yang tinggi
Dengan tingkat pelayanan yang diberikan saat ini serta biaya pembiayaan dari LPDB-KUMKM yang relatif lebih murah, membuat KUMKM yang
telah menjadi mitra tetap berkeinginan untuk dapat melakukan peminjaman di LPDB-KUMKM. Hal ini didapatkan dari hasil pengisian kuesioner IPA
45 oleh mitra LPDB-KUMKM. Tingginya minat mitra untuk melakukan
peminjaman kembali merupakan potensi yang perlu dipelihara oleh LPDB- KUMKM. Dengan memanfaatkan potensi ini, LPDB-KUMKM dapat
menyebarkan peluang pemasaran produknya kepada KUMKM lainnya.
4 Kemungkinan perubahan regulasi pemerintah
Perubahan kepemimpinan Indonesia pada saat ini dapat menimbulkan kemungkinan perubahan regulasi pemerintah terkait peran LPDB-KUMKM
kedepannya. Meskipun hal ini masih belum bisa dipastikan, namun LPDB- KUMKM hendaknya dapat mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi.
5 Menurunnya minat masyarakat untuk berkoperasi
Meskipun koperasi berperan dalam mensejahterakan anggotanya, minat masyarakat untuk berkoperasi dinilai mengalami penurunan. Kurangnya
promosi dan sosialisasi menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak memiliki kesadaran dalam berkoperasi. Selain itu kurang dirasakannya
peran dan manfaat koperasi bagi masyarakat membuat masyarakat, khususnya di perkotaan, tidak terlalu berminat untuk berkoperasi.
6 Kemudahan akses pinjaman kredit mikro dari lembaga keuangan lainnya
Dukungan lembaga keuangan lain dalam penyediaan kredit mikro mulai dirasakan pada satu dekade terakhir. Sebagai contoh perbankan milik
pemerintah yang dapat menyalurkan Kredit Usaha Rakyat KUR membuat masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan pembiayaan perbankan pada
plafon dana tertentu, khususnya bagi kegiatan usaha dan modal kerja. Tidak ketinggalan, perbankan swasta juga mulai melirik pembiayaan usaha mikro
dengan menyediakan unit-unit yang langsung bersentuhan dengan usaha mikro. Hal ini tentunya dapat menjadi pesaing bagi LPDB-KUMKM dalam
menyalurkan dana bergulir, dimana umumnya pelaku usaha sektor riil umumnya
lebih menyukai
pembiayaan dari
perbankan karena
pengalamannya yang lebih memadai. c.
Analisis matriks I-E Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan kondisi eksternal
organisasi yang berpengaruh terhadap pelayanan LPDB-KUMKM, maka selanjutnya diidentifikasi posisi pelayanan LPDB-KUMKMdengan menggunakan
Matriks Internal Eksternal Matriks IE. Melalui matriks ini, dapat dipetakan posisi pelayanan LPDB-KUMKM yang selanjutnya dapat digunakan untuk
merumuskan alternatif strategi bisnisnya ke dalam Matriks SWOT.
Berdasarkan hasil perhitungan skor pada IFE-EFE, didapatkan bahwa nilai rataan IFE pelayanan LPDB-KUMKM 2,334 dan nilai EFE 2,149. Hasil ini
kemudian dimasukkan pada matriks IE sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.
46
Gambar 7. Hasil matriks IE pelayanan LPDB-KUMKM Dari hasil matriks IE tersebut, terlihat posisi LPDB-KUMKM berada pada
kotak kuadran V, yaitu tumbuh dan pertahankan. Strategi yang disarankan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan
pengembangan pasar. Hal ini berarti LPDB-KUMKM diharapkan terus melakukan strategi pemasaran yang telah ada dan tetap menjaga mutu pelayanan
yang dihasilkan.
4.5 Analisis Matriks SWOT