Model Arima dan Musiman Estimasi Parameter Model Verifikasi Parameter Model

Atau dengan operator penggerak mundur model ARIMA p,d,q dapat ditulis sebagai berikut: B1 − 0 − 0 − ⋯ − 0 C = ′ + B1 − 0 − 0 − ⋯ − 0 C 2.26 Dalam hal ini menyatakan bahwa deret waktu sudah di differencing. Dengan menotasikan ′ sebagai berikut: ′ = 1 − − − ⋯ − H ′ 2.27 Dengan H ′ adalah rata-rata dari data waktu yang sudah di differencing.

2.8 Model Arima dan Musiman

Musiman didefinisikan sebagai suatu pola data yang berulang-ulang dalam selang waktu tetap. Untuk data stasioner faktor musiman dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan koefisien autokorelasi pada dua atau tiga time-lag yang berbeda nyata dari nol. Autokorelasi secara signifikan berbeda dari nol menyatakan adanya satu pola dalam data. Untuk mengenali adanya faktor musiman, dapat dilihat dari autokorelasi yang tinggi. Secara umum notasi ARIMA faktor musiman adalah: ARIMA p,d,qP,D,Q I di mana: p,d,q = Bagian yang tidak musiman dari model P,D,Q = Bagian musiman dari model S = Jumlah periode per musim Model ARIMA 1,1,11,1,1 yang mengandung faktor musiman adalah sebagai berikut: 1 − 01 − 0 1 − 01 − 0 1 − 01 − Ɵ 0 2.28 di mana: 1 − 0 = AR1 tidak musiman 1 − 0 = AR1 musiman 1 − 0 = perbedaan tidak musiman 1 − 0 = perbedaan musiman Universitas Sumatera Utara 1 − 0 = MA1 tidak musiman 1 − Ɵ 0 = MA1 musiman

2.9 Estimasi Parameter Model

Tahap selanjutnya dilakukan estimasi parameter model untuk mencari parameter estimasi yang paling efisien untuk model. Estimasi parameter dilakukan dengan menetapkan model awal parameter koefisien model denganbantuan analisis regresi linier untuk mencari nilai konstanta dan koefisien regresi dari model. Dalam mencari nilai etimasi model ARIMA ini sangat rumit sehingga digunakan bantuan program komputer software Minitab.

2.10 Verifikasi Parameter Model

Langkah ini dilakukan untuk memeriksa apakah model ARIMA yang dipilih cukup cocok untuk data. Verifikasi dilakukan dengan menggunakan uji distribusi t. Adapun verifikasi yang dilakukan terhadap parameter-parameter model ARIMA sebagai berikut: G J- K L = I -MI- M;M ; I I -MI- M;M ; 2.29 Dengan kriteria keputusan H ditolak jika: NG J- K L N G P + , 2.30 1. Q R : ∅ = 0 nilai parameter ∅ tidak signifikan Q : ∅ ≠ 0 nilai parameter ∅ signifikan Selanjutnya adalah menghitung nilai G J- K L dengan rumus sebagai berikut: G J- K L = ∅ 9 V WX∅ 9 2.31 di mana: ∅V = Koefisien parameter ∅ ∅ = Standard Error koefisien parameter ∅ Universitas Sumatera Utara Nilai parameter dikatakan signifikan apabila nilai NG J- K L N G MYZ . Artinya, Q R ditolak dan Q diterima. Sebaliknya, jika nilai NG J- K L N G MYZ maka Q R diterima dan Q ditolak. 2. Q R : ∅ = 0 nilai parameter ∅ tidak signifikan Q : ∅ ≠ 0 nilai parameter ∅ signifikan Selanjutnya adalah menghitung nilai G J- K L dengan rumus sebagai berikut: G J- K L = ∅ + V WX∅ + 2.32 di mana: ∅V = Koefisien parameter ∅ ∅ = Standard Error koefisien parameter ∅ Nilai parameter dikatakan signifikan apabila nilai NG J- K L N G MYZ . Artinya, Q R ditolak dan Q diterima. Sebaliknya, jika nilai NG J- K L N G MYZ maka Q R diterima dan Q ditolak. 3. Q R : ∅ \ = 0 nilai parameter ∅ \ tidak signifikan Q : ∅ \ ≠ 0 nilai parameter ∅ \ signifikan Selanjutnya adalah menghitung nilai G J- K L dengan rumus sebagai berikut: G J- K L = ∅ ] V WX∅ ] 2.33 di mana: ∅ \ V = Koefisien parameter ∅ \ ∅ \ = Standard Error koefisien parameter ∅ \ Nilai parameter dikatakan signifikan apabila nilai NG J- K L N G MYZ . Artinya, Q R ditolak dan Q diterima. Sebaliknya, jika nilaiNG J- K L N G MYZ maka Q R diterima dan Q ditolak. Setelah model ditemukan, maka parameter dari model harus diestimasi. Terdapat dua cara mendasarkan yang dapat digunakan untuk pendugaan terhadap parameter-parameter tersebut, yaitu: 1. Trial and error yaitu dengan menguji beberapa nilai yang berbeda dan memilih diantaranya dengan syarat yang meminimumkan jumlah kuadrat nilai galat sum square of residuals Universitas Sumatera Utara 2. Perbaikan secar iteratif yaitu dengan cara memilih taksiran awal dan kemudian membiarkan program komputer untuk memperhalus penaksiran tersebut secara iteratif. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemulusan Smoothing Eksponensial Ganda Linier Satu Perameter dari Brown 3.1.1 Plot Time Series Curah Hujan Kota Medan Adapun data yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah data curah hujan pada tahun 2010-2014 di Kota Medan. Tabel 3.1 Curah Hujan Kota Medan mm Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 171 183 181 158 20 Februari 84 64 102 267 29 Maret 269 376 202 116 129 April 80 205 172 174 140 Mei 302 219 470 157 326 Juni 164 105 88 125 62 Juli 196 205 317 91 161 Agustus 329 233 185 421 233 September 166 164 288 374 266 Oktober 194 475 432 509 322 November 442 211 275 243 184 Desember 152 235 222 499 222 Sumber: BMKG Sampali Medan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Implementasi dan Penggunaan Metode Exponential Smoothing untuk Meramalkan Penjualan Pakaian (Studi Kasus: Toko Pakaian P. Tarigan)

3 119 200

Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Satu Parameter Terhadap Peramalan Jumlah Guru & Jumlah Murid Sekolah Menengah Atas Tahun 2012-2015 Di Kecamatan Galang

2 29 71

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial dan ARIMA (Box-Jenkins) sebagai Metode Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

7 55 68

Aplikasi Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Untuk Peramalan Produksi Karet PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para Tahun 2010 - 2012.

12 69 83

Aplikasi Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Untuk Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara III Tahun 2010 Dan 2011

0 23 65

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Dua Parameter Dari Holt Dan Metode Box-Jenkins Dalam Meramalkan Hasil Produksi Kernel Kelapa Sawit PT. Eka Dura Indonesia.

5 79 141

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Dua Parameter Dari Holt Dan Metode Box-Jenkins Dalam Meramalkan Hasil Produksi Kernel Kelapa Sawit PT. Eka Dura Indonesia.

2 15 141

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan - Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda (Linier Satu Parameter dari Brown) dan Metode Box-Jenkins dalam Meramalkan Curah Hujan di Kota Medan

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda (Linier Satu Parameter dari Brown) dan Metode Box-Jenkins dalam Meramalkan Curah Hujan di Kota Medan

0 0 9

METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA (LINIER SATU PARAMETER DARI BROWN) DAN METODE

0 0 12