Perumusan Masalah Batasan Masalah Tinjauan Pustaka

model, dan bila nilai observasi baru tersedia maka dapat menghitung nilai kesalahan forcasting error. Autoregressive Integrated Moving Average ARIMA merupakan metode yang secara intensif dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins. ARIMA adalah teknik untuk mencari pola yang paling cocok dari sekelompok data. Metode ini merupakan gabungan dari metode regresi dan metode dekomposisi. Dari uraian di atas, penulis ingin menguraikan penelitian terhadap data curah hujan pada masa lalu, untuk meramalkan curah hujan pada masa yang akan datang. Untuk itu penulis mengambil judul “Metode Pemulusan Smoothing Eksponensial Ganda Linier Satu Parameter dari Brown dan Metode Box- Jenkins Dalam Meramalkan Curah Hujan di Kota Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Yang menjadi perumusan masalah adalah curah hujan yang tinggi di Kota Medan seringkali mengganggu kegiatan masyarakat Kota Medan. Oleh karena itu, diperlukan hasil ramalan curah hujan untuk periode mendatang dan memilih salah satu metode peramalan yang lebih baik dengan menggunakan metode pemulusan smoothing eksponensial ganda linier satu parameter dari Brown dan metode Box-Jenkins berdasarkan hasil nilai error peramalan curah hujan di periode mendatang.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pembuatan model peramalan curah hujan di Kota Medan dengan menggunakan metode pemulusan smoothing eksponensial ganda linier satu parameter dari Brown dan metode Box-Jenkins. Universitas Sumatera Utara 2. Data yang diambil adalah dari BMKG Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 3. Data yang diolah adalah data curah hujan tahun 2010-2014 di Kota Medan. 4. Hasil ramalan dalam penelitian ini diarahkan untuk satu tahun mendatang.

1.4 Tinjauan Pustaka

Lerbin R. Aritonang R dalam bukunya “Peramalan Bisnis” 2002 menyatakan eksponensial ganda linier satu parameter Brown adalah teknik yang digunakan untuk data runtut waktu yang memiliki komponen trend yang linier, jika parameternya ∝ tidak mendekati nol, pengaruh proses awalnya secara cepat menjadi kurang berarti begitu waktu berlalu. Jika parameternya mendekati nol, proses awalnya dapat berperan penting untuk beberapa periode. Sedangkan Metode ARIMA Box-Jenkins mengemukakan bahwa data yang dianalisa dalam model ARIMA Box-Jenkins adalah data yang bersifat stasioner, yaitu data yang mempunyai rata-rata dan variansi yang konstan dari periode ke periode. Spyros Makridakis dalam bukunya berjudul “Metode Dan Aplikasi Peramalan” 1992 menyatakan bahwa metode pemulusan smoothing eksponensial dijelaskan sekelompok metode yang menunjukkan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai observasi yang lebih tua. ARIMA Box-Jenkins mengemukakan bahwa hal yang penting dalam analisa deret berkala adalah koefisien autokorelasi yang menunjukkan hubungan antara suatu data deret berkala dengan deret berkala itu sendiri pada suatu keterlambatan waktu time lag k periode. Autokorelasi untuk time lag dapat dicari dengan notasi sebagai berikut: = ∑ − − ∑ − dimana: = nilai koefisien korelasi pada saat k, k = 1, 2, 3, ... , k = data aktual periode ke t Universitas Sumatera Utara = meandari data aktual = dataaktualpadaperiodet dengan lag k Model Box-Jenkins ARIMA dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu model Autoregressive AR, Moving Average MA, dan model campuran Autoregressive Moving Average ARIMA yang mempunyai karakteristik dari dua model pertama. 1. Model Autoregressive AR Bentuk umum model Autoregressive dengan ordo p AR p atau model ARIMA p,0,0 dinyatakan sebagai berikut: = ′ + + + ⋯ + + di mana: ′ = suatu konstanta = nilaipengamatanperiode ke-p = parameter Autoregressiveke-p = nilaikesalahanpadasaat t 2. Model Moving Average MA Bentu kumum model Moving Averageordoq MAq atau ARIMA 0,0,q dinyatakan sebagai berikut: = ′ + − + + ⋯ + di mana: ′ = suatu konstanta , = parameter-parameter moving average = nilai kesalahan pada saat t-q 3. Model Campuran a. Proses ARMA Model umum untuk campuran proses AR p murni dan MA q murni, misalnya ARMA p,q dinyatakan sebagai berikut: = ′ + + + ⋯ + − − − ⋯ − + b. Proses ARIMA Apabila non stasioneritas ditambah pada campuran proses ARMA, maka model umum ARIMA p,d,q terpenuhi. Persamaan untuk kasus sederhana ARIMA p,d,q adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara = ′ + + + ⋯ + + − − − ⋯ − Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kebanyakan deret berkala bersifat nonstasioner dan bahwa aspek-aspek AR dan MA dari model ARIMA hanya berkenaan dengan deret berkala yang stasioner. Stasioneritas berarti tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data.Data secara kasarnya harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Suatu deret waktu yang tidak stasioner harus diubah menjadi data stasioner dengan melakukan differencing. Yang dimaksud dengan differencing adalah menghitung perubahan atau selisih nilai observasi. Nilai selisih yang diperoleh dicek lagi apakah stasioner atau tidak. Jika belum stasioner maka dilakukan differencing lagi. Jika varians tidak stasioner, maka dilakukan transformasi logaritma. Sedangkan dengan metode peramalan pemulusan smoothing eksponensial ganda linier satu parameter dari Brown persamaan yang digunakan sebagai berikut: ′ = ∝ + 1−∝ ′ = ∝ ′ + 1−∝ ′ di mana: ′ = nilai pemulusan eksponensial tunggal = nilai pemulusan eksponensial ganda ∝ = parameter pemulusan eksponensial yang besarnya 0 α 1 = ′ + ′ − = 2 ′ − = ∝ ∝ ′ − = + di mana: , = konstanta pemulusan = hasil peramalan untuk periode ke depan yang diramalkan Universitas Sumatera Utara

1.5 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Implementasi dan Penggunaan Metode Exponential Smoothing untuk Meramalkan Penjualan Pakaian (Studi Kasus: Toko Pakaian P. Tarigan)

3 119 200

Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Satu Parameter Terhadap Peramalan Jumlah Guru & Jumlah Murid Sekolah Menengah Atas Tahun 2012-2015 Di Kecamatan Galang

2 29 71

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial dan ARIMA (Box-Jenkins) sebagai Metode Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

7 55 68

Aplikasi Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Untuk Peramalan Produksi Karet PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para Tahun 2010 - 2012.

12 69 83

Aplikasi Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Untuk Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara III Tahun 2010 Dan 2011

0 23 65

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Dua Parameter Dari Holt Dan Metode Box-Jenkins Dalam Meramalkan Hasil Produksi Kernel Kelapa Sawit PT. Eka Dura Indonesia.

5 79 141

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Dua Parameter Dari Holt Dan Metode Box-Jenkins Dalam Meramalkan Hasil Produksi Kernel Kelapa Sawit PT. Eka Dura Indonesia.

2 15 141

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan - Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda (Linier Satu Parameter dari Brown) dan Metode Box-Jenkins dalam Meramalkan Curah Hujan di Kota Medan

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda (Linier Satu Parameter dari Brown) dan Metode Box-Jenkins dalam Meramalkan Curah Hujan di Kota Medan

0 0 9

METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA (LINIER SATU PARAMETER DARI BROWN) DAN METODE

0 0 12