Matriks IFE Tabel 16. Pameran Ikan Hias Tahunan

74 VlI. ANALISIS STRTEGI PENGEMBANGAN POKDAKAN 7.1. Tahap Input Tahap input merupakan tahap awal dalam kerangka tiga tahap perumusan strategi dari David 2009. Tahap ini mengolah informasi dari kuesioner dan hasil analisis lingkungan untuk menjadi informasi input bagi tahapan perumusan strategi selanjutnya.

7.1.1. Matriks IFE Tabel 16.

Matriks Internal Factor Evaluation Pokdakan Curug Jaya Faktor Strategis Internal Rata-Rata Skor Kekuatan Bobot Rating A Sistem Penjualan Satu Pintu 0,104 3,5 0,365 B Anggota Saling Membantu Untuk Maju 0,113 3,5 0,395 C Produk Berkualitas, Berkesinambungan, dan Berkuantitas Besar 0,116 3,5 0,407 D Prestasi Kelompok 0,095 4 0,382 Kelemahan E Keterbatasan Modal 0,109 1,75 0,191 F Pencatatan Data dan Keuangan Belum Rapih 0,115 2 0,229 G Tidak Adanya Bagian RnD Secara Khusus 0,120 2 0,240 H Pengelolaan Sistem Penjualan Satu Pintu Terpusat Pada Ketua Kelompok 0,122 2 0,243 I Promosi Belum Optimal 0,106 2 0,212 Jumlah 1,000 2,664 Matrik IFE mengevaluasi berbagai kekuatan dan kelemahan yang diidentifikasi dari analisis lingkungan internal PCJ. Terdapat empat faktor kekuatan dan lima faktor kelemahan PCJ yang diidentifikasi dari analisis lingkungan internal dan dievaluasi dalam matriks IFE pada Tabel 16. Berdasarkan tabel matiks IFE di atas, total skor bobot IFE sebesar 2,664 mengindikasikan bahwa kemampuan PCJ dalam mengatasi kelemahan dan memanfaatkan kekuatan berada di atas rata-rata. Kekuatan utama PCJ adalah produk berkualitas, berkesinambungan, dan berkuantitas besar yang ditunjukkan dengan skor terbesar 0,407, sedangkan kelemahan utama PCJ adalah keterbatasan modal yang ditunjukkan dengan skor terkecil 0,191. Produk yang berkualitas, berkesinambungan, dan berkuantitas besar sebagai kekuatan utama PCJ merupakan hal yang diinginkan konsumen ikan hias. Hal tersebut sangat penting mengingat ikan hias yang dibudidayakan PCJ merupakan produk yang homogen. Pencapaian ketiga kriteria tersebut oleh PCJ saat ini membuat PCJ mempunyai pelanggan dan relatif unggul dibanding para pesaingnya. Kelemahan utama berupa keterbatasan modal membuat PCJ tidak dapat dengan leluasa melakukan perubahan yang membutuhkan modal dalam rangka mempertahankan maupun mengembangkan usahanya. Faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan usaha kelompok dalam industri budidaya ikan hias Neon Tetra, Cardinal Tetra, dan Red Nose adalah pengelolaan sistem penjualan satu pintu yang tidak terpusat pada satu orang saja seperti ketua dengan bobot 0,122. Keberlangsungan sistem penjualan satu pintu dapat terganggu apabila koordinasinya terpusat pada satu orang, sedangkan keberlangsungan sistem tersebut mempengaruhi faktor-faktor penting lainnya. Keberlangsungan sistem penjualan satu pintu mempengaruhi kesinambungan dan kuantitas produk yang besar. Hal tersebut akan mempengaruhi kesetiaan pelanggan dan daya tawar terhadap konsumen.

7.1.2. Matriks EFE