16
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organizational citizenship behavior dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor tersebut
adalah faktor individu, faktor kelompok, dan faktor organisasi.
3. Dimensi-Dimensi Organizational Citizenship Behavior
Leung 2008 menyatakan bahwa hal yang sangat penting dalam organizational citizenship behavior adalah perilaku tersebut dapat meningkatkan
efisiensi organisasi, serta sangat bermanfaat untuk meningkatkan inovasi serta tingkat kompetitif karyawan. Smith dalam Leung, 2008 melakukan penelitian
pertama mengenai organizational citizenship behavior. Dia menyebutkan dua dimensi awal dari organizational citizenship behavior, yaitu altruism dan
conscientiousness. Altruism adalah sikap membantu orang lain yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap organisasi, sedangkan conscientiousness
adalah sikap untuk berperilaku secara tepat dan pantas demi kepentingan individu tapi secara tidak langsung juga turut berpengaruh terhadap organisasi.
Penelitian ini terus berkembang, sehingga terjadilah beberapa modifikasi. Pertama, Organ 1988 mengenalkan beberapa variasi tambahan dari dimensi
organizational citizenship behavior seperti sportsmanship, courtesy, dan civic virtue. Dua tahun kemudian, Organ menambahkan dua dimensi lagi yaitu
peacekeeping dan cheerleading. Kedua, Podsakoff dan MacKenzie 1994 menyarankan untuk menghilangkan conscientiousness karena dianggap sudah
bukan merupakan perilaku yang bersifat sukarela lagi. Hasil itu didapat karena mereka menilai bahwa sepanjang atasan mempunyai perhatian yang cukup,
conscientiousness merupakan perilaku yang muncul secara pasti dalam suatu
17
organisasi dalam Paille, 2009. Novira 2009 menambahkan bahwa conscientiousness lebih merujuk pada norma organisasi yang mau tak mau harus
dipatuhi oleh keryawan. Kemudian, dari penelitian-penelitian berikutnya mengindikasikan bahwa
seorang atasan sering menemukan kesulitan dalam mengenali perbedaan dari beberapa dimensi tersebut, dan cenderung untuk menggabungkan altruism,
courtesy, cheerleading, dan peacekeeping ke dalam satu dimensi yaitu helping behavior. Hal ini karena keempat dimensi tersebut berkaitan dengan menolong
orang lain dalam hal mengatasi masalah-masalah kerja ataupun mencegah timbulnya masalah pada orang lain. Oleh karena itu helping behavior,
sportsmanship, dan civic virtue merupakan dimensi utama dalam organizational citizenship behavior Podsakoff et al., 1997.
a. Helping Behavior Helping behavior mengindikasikan keinginan individu untuk
membantu anggota kelompok untuk menghadapi kesulitan dalam tugas. Dimensi ini juga merupakan dimensi yang paling kompleks dalam dimensi
organizational citizenship behavior Paille, 2009. Perilaku yang meliputi dimensi ini antara lain, membantu seseorang untuk mencegah terjadinya suatu
permasalahan, membuat langkah-langkah untuk meredakan atau mengurangi berkembangnya suatu masalah Novliadi, 2007
b. Sportmanship Organ et.al 2006 mendefinisikannya sebagai hasrat individu untuk
tidak melakukan komplain saat mengalami kesulitan yang tidak mengenakkan
18
serta saat terjadi penyalahgunaan yang terjadi dalam aktivitas kerja. Sesuai dengan Podsakoff 2000 sportsmanship membuat karyawan untuk
berperilaku positif dengan lebih menghargai organisasinya, terutama dalam situasi yang mensyaratkan sebuah penolakan atau penundaan terhadap
kepentingan pribadi yang bertentangan dengan kepentingan organisasi dalam Paille, 2009. Perilaku nyata dari dimensi ini dapat ditunjukkan dengan tidak
membesar-besarkan masalah kecil atau sepele, serta tidak banyak mengeluh Novliadi, 2007
c. Civic virtue Civic virtue lebih mengarah kepada tingkat kepedulian karyawan dan
ketertarikan terhadap organisasi yang dapat disalurkan dalam sebuah perilaku yang tepat. Dimensi ini juga menekankan partisipasi aktif karyawan dalam
memikirkan kehidupan organisasi Paille, 2009. Perilaku dimensi ini dapat digambarkan dengan selalu mencari info-info terbaru yang mendukung
kemajuan organisasi, mempromosikan nilai lebih dari perusahaan, dan menjaga reputasi baik perusahaan Novliadi, 2007.
19
B. Adversity Intelligence 1. Pengertian Adversity Intelligence