xxi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembangunan Masyarakat
Pembangunan masyarakat merupakan pembangunan perubahan sosial yang direncanakan planned social change yang terwujud dalam
berbagai program dan kegiatan-kegiatan yang ditunjukan untuk masyarakat. Hakekat pembangunan masyarakat adalah community base
development atau pembangunan masyarakat dari bawah bottom up. Ditinjau dari sisi pemerintah government, pembangunan masyarakat
merupakan hasil dari perencanaan sistematis dari tas yang menempatkan masyarakat sebagai pelaksana subyek pembangunan Hikmat, 2001: 66.
Pembangunan tidak hanya melakukan pendekatan yang bersifat top down, tetapi bottom up, dua pendekatan ini menuntut partisipasi aktif dari
masyarakat. Menurut Sulistyani 2004: 37 ada dua pendekatan dalam
pembangunan yang dilakukan selama ini, yaitu pendekatan top down dan bottom up. Pendekatan top down merupakan pendekatan yang bersumber
pada pemerintah dan masyarakat sebagai sasaran atau obyek pembangunan. Sebaliknya pendekatan bottom up adalah pembangunan
atau pusat perubahan sehingga terlibat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan bukan lagi sebagai hanya sebagai obyek
pembangunan yang bersifat pasif.
xxii Pembangunan dari bawah bottom up planning merupakan
pendekatan perencanaan pembangunan yang patriotis. Yaitu, sesuatu perencanaan pembangunan yang bukan sekedar didasarkan atas usulan
lembaga birokrasi pemerintahan dan tingkat yang terbawah atau yang didasarkan pada hasil konsultasi antara aparat-aparat perencanaan pada
dua atau lebih tingkatan birokrasi pemerintahan yang berbeda sebagaimana yang dikemukakan oleh suparno 1981, melainkan suatu
perencanaan yang memiliki ciri-ciri Soetrisno, 1981 menyatakan: a.
Melibatkan ide-ide atau inisiatif yang tumbuh dari bawah sektor non pemerintahan dan meluas masuk ke atas ke dalam birokrasi
pemerintahan. b.
Adanya bargaining power masyarakat dalam perencanaan pembangunan jika perlu menolak proyek-proyek yang direncanakan
pemerintah, jika tidak cocok atau memerlukan pengorbanan masyarakat yang terlalu besar
c. Adanya sikap para perencana untuk melihat proses perencanaan
sebagai learning process atau belajar dari pengalaman masyarakat setempat.
2. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat