li lebih efektif. Partisipasi di dalam perencanaan sosial dapat
dicirikan seperti yang disebutkan Arnstein sebagai informing atau placation. Akan tetapi juga mungkin bahwa partisipasi
berkembang ke dalam bentuk partnership atau perwakilan kekuasaan.
3. Aksi sosial social action. Tujuan utama dari tipe partisipasi ini
ialah memindahkan hubungan-hubungan kekuasaan dan pencapaian terhadap sumber-sumber. Perhatian utama ada satu
bagian dari masyarakat yang kurang beruntung. Seperti halnya dalam pembangunan lokalitas, peningkatan partisipasi diantara
kelompok sasaran adalah salah satu dari maksud-maksud yang penting.
8. Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Partisipatif Yang
Melibatkan Masyarakat Dan Swasta Serta Lembaga Lainnya.
Kebijakan–kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat akan sangat tergantung kepada siapa yang
menentukannya, bagaimana proses penentuannya, siapa yang dapat mempengaruhinya,
serta bagaimana
diimplementasikannya. Agar
masyarakat dapat membangun opini dan menentukan keberpihakan publik, maka diperlukan suatu mekanisme yang memberikan ruang
kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.
lii Strategi perencanaan bersama masyarakat yang dilakukan, adalah
untuk menjadikan partisipasi masyarakat bukan sebagai kesempatan yang diberikan oleh pemerintah daerah dengan alsan ”kebaikan hati”,
melainkan dimaksudkan sebagai suatu pelayanan dasar yang harus tersedia dan merupakan bagian yang menyatu dalam pengelolaan
pembangunan daerah diera desentralisasi. Adapun tujuan dari serangkaian aktivitas perencanaan bersama
masyarakat meliputi antara lain mengurangi berbagai hambatan yang memisahkan antara masyarakat dengan pemerintahnya, atau dengan
kata lain mengubah hubungan dari politik oposisi ke dialog dan pembagian kewenangan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak,
mendorong masyarakat dan aparat pemerintah lintas sektoral secara bersama-sama untuk mencari jalan keluar dari berbagai masalah umum
yang mereka hadapi, sekaligus berkontribusi dalam pembangunan demokratisasi, membangun kapasitas lokal untuk mendorong pengelolaan
pembangunan daerah secara partisipatif, sebagai hasil dari pendekatan yang diupayakan.
Beberapa output atau keluaran yang dihasilkan dari serangkaian aktivitas perencanaan bersama masyarakat meliputi pembutatan
dokumen identifikasi dan analisis pelaku pembangunan, kesepakatan para pelaku pembangunan terhadap agenda dan strategi pembangunan
tingkat kawasan area-wide need assessment, dokumen rencana pembangunan jangka menengah tingkat DesaKelurahanNagari dan
liii Kecamatan, dokumen Rencana Strategi Badan Perwakilan
Desalembaga sejenisnya community need assessment, dokumen Rencana Strategis Forum; hasil monitoring dan evalusi partisipatif.
Untuk mencapai keluaran-keluaran di atas, maka serangkaian aktifitas Perencanaan Bersama Masyarakat yang dilakukan meliputi
antara lain melakukan identifikasi dan analisis stakeholder, penentuan dan penguatan kapasitas Mitra Lokal, penyepakatan dengan NGS Non
Government Stakeholder tentang perencnaaan partisipatif, penjaringan dan perumusan aspirasi NGS tentang agenda dan strategi pembangunan
daerah; perumusan mekanisme keterlibatan publik dalam perencanaan dan penganggaran, ekspose hasil aspirasi NGS tentang agenda strategi
pembangunan daerah ke DPRD, pelaksanaan CNA Community need assessment penjajakan kebutuhan masyarakat desa kelurahan dan
penyusunan RPJMdk Rencana Pembangunan Jangka Menengah desakelurahan, forum konsultasi tingkat kecamatan UDKP
parsitipatif, forum Koordinasi Pembangunan Daerah FKPDRakorbang partisipatif perumusan strategi BPD dalam mengawal perencanaan
partisipatif, perumusan strategi NGS dalam mengawal aspirasi masyarakat dalam perencanaan, melakukan monitoring dan evaluasi.
9. Pengorganisasian masyarakat