46
dilakukan secara berlebihan. Hal ini menyebabkan rumahtangga merasa dirugikan dengan adanya perusahaan air minum. Hasil yang diperoleh selanjutnya didapat
bahwa seluruh responden rumahtangga menyatakan telah terjadi kerusakan sumber mata air yang ditandai dengan semakin menurunnya jumlah air sehingga
rumah tangga merasakan adanya kelangkaan air bersih. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bahwa responden rumahtangga sangat
tergantung dengan sumber mata air karena sumber mata air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Adanya pemanfaatan sumberdaya air oleh
perusahaan air minum, rumahtangga merasakan sumberdaya air menjadi sulit didapat. Hal ini disebabkan pemanfaatan yang berlebihan oleh perusahaan air
minum terhadap sumber mata air.
6.2 Pengelolaan Sumberdaya Air
Sumberdaya air di Desa Cijeruk sebagian besar berasal dari sumber mata air. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan
rumahtangga serta kebutuhan pertanian. Pemanfaatan sumber mata air dilakukan secara adil dan merata ke masyarakat berdasarkan musyawarah seluruh
masyarakat. Kepemilikan dari sumber mata air tersebut didasarkan pada kepemilikan tanah yang menjadi tempat sumber mata air. Kepemilikan sumber
mata air yang menjadi lokasi penelitian yaitu mata air Cikiara di RW 04 Desa Cijeruk dan mata air Legok Adung di RW 05 Desa Cijeruk dimiliki oleh
individupenduduk lokal yang juga pemilik lahan dari lokasi mata air tersebut. Masyarakat yang berada di RW 04 dan 05 Desa Cijeruk seluruhnya
memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan sehari-hari serta untuk irigasi
47 pertanian. Sebelum adanya perusahaan air minum yang memanfaatkan sumber
mata air tersebut, masyarakat tidak kesulitan dalam hal mendapatkan air. Air disalurkan secara merata ke setiap rumah tangga dan irigasi pertanian melalui pipa
langsung dari sumber mata air. Lokasi sumber mata air yang tidak jauh dari pemukiman warga, menjadikan masyarakat lebih mudah untuk memanfaatkan
serta mengelola sumber mata air tersebut. Pengelolaan terhadap sumber mata air sebelum adanya perusahaan air
minum di RW 04 dan 05 Desa Cijeruk dilakukan secara swadaya oleh masyarakat berdasarkan musyawarah bersama. Berdasarkan musyawarah yang dilakukan
masyarakat, dalam hal pendistribusian serta pemeliharaan sumber mata air, masyarakat dikenakan iuran setiap bulan untuk pemeliharaan. Pemerintah
Kecamatan Cijeruk pada saat itu memberikan bantuan instalasi pendistribusian air ke rumah warga, sehingga warga hanya dikenakan iuran setiap bulannya untuk
pemeliharaan saluran distribusi air. Besarnya iuran setiap bulan untuk pemeliharaan ditetapkan berdasarkan musyawarah bersama. Iuran tersebut
dikelola di setiap RT oleh aparat pengurus RT tersebut sedangkan pemeliharaannya dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh penduduk desa.
Pengelolaan sumber mata air yang diperuntukkan untuk irigasi pertanian dikelola oleh setiap kelompok tani. Pengelolaannya meliputi pembuatan serta
pemeliharaan saluran irigasi. Semenjak adanya perusahaan air yang mulai juga memanfaatkan sumber
mata air membuat masyarakat semakin sulit memperoleh air. Hal ini disebabkan jumlah debit air yang mengalir ke masyarakat serta ke saluran irigasi pertanian
semakin berkurang. Perusahaan air mangambil air dengan cara langsung
48
menyalurkan air dari sumber mata air ke tempat produksi perusahaan tersebut melalui pipa penyaluran. Oleh sebab itu masyarakat membuat bak penampungan.
Banyaknya perusahaan air yang memanfaatkan sumber mata air disebabkan oleh semakin banyaknya kepemilikan tanah yang awalnya dimiliki
oleh masyarakat lokal setempat kemudian berpindah ke pihak swasta dan individu di luar Desa Cijeruk. Pemerintah setempat hanya melakukan legalitas
terhadap pengelolaan sumberdaya air sehingga tidak ada aturan yang jelas mengenai pembagian serta pembayaran ganti rugi terhadap masyarakat. Hal ini
mencerminkan pemerintah belum dapat menerapkan isi dari UU nonor 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air yaitu mengenai adanya asas efisiensi dan keadilan
dalam mendapatkan sumberdaya air. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak terkait pengelolaan sumber mata air serta ganti rugi perusahaan air minum kepada
masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian serta dukungan dari pemerintah setempat. Musyawarah yang dilakukan antara pihak perusahaan
dengan masyarakat sudah sering dilakukan untuk menentukan penyaluran air secara merata serta mengenai bantuan terhadap masyarakat, tetapi pihak
perusahaan selalu tidak melaksanakan hasil dari musyawarah tersebut. Berikut tersaji pada Tabel 10 perbandingan pengelolaan sumber mata air sebelum dan
sesudah adanya pemanfaatan oleh perusahaan air minum.
49
Tabel 10. Perbandingan Pengelolaan Sumber Mata Air Sebelum dan Sesudah Adanya Pemanfaatan Oleh Perusahaan Air Minum di
Desa Cijeruk Tahun 2010. No. Keterangan Sebelum Sesudah
1. Hak kepemilikan penduduk lokal penduduk di luar Desa Cijeruk
dan pihak swasta 2. Pemanfaatan air seluruhnya dimanfaatkan sebagian besar
masyarakan dimanfaatkan perusahaan air
air minum 3. Biaya pemanfaatan air iuran bulanan untuk peningkatan iuran
pemeliharaan instalasi bulanan untuk pemeliharaan
instalasi serta pembuatan bak
penampungan 4. Kelembagaan dalam - RTRW = pengelola - RTRW =
pengelolaan sumber sumber mata air pengelola sumber mata air sumber mata air
- pemerintah desa = - pemerintah desa belum ada campur = pemberi izin
tangan pemanfaatan sumber mata air
- pemilik sumber mata - pemilik sumber air = belum ada cam mata air =
tangan penjual sumber mata air
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 10, adanya perusahaan air minum yang memanfaatkan sumber mata air disebabkan oleh semakin banyaknya kepemilikan tanah yang
awalnya dimiliki oleh masyarakat lokal setempat kemudian berpindah ke pihak swasta dan penduduk di luar Desa Cijeruk. Pemerintah setempat hanya melakukan
legalitas terhadap pengelolaan sumberdaya air sehingga tidak ada aturan yang jelas mengenai pembagian serta pembayaran ganti rugi terhadap masyarakat.
50
Masyarakat tidak bisa berbuat banyak terkait pengelolaan sumber mata air serta ganti rugi perusahaan air minum kepada masyarakat. Hal ini disebabkan
kurangnya perhatian serta dukungan dari pemerintah setempat. Musyawarah yang dilakukan antara pihak perusahaan dengan masyarakat sudah sering dilakukan
untuk menentukan penyaluran air secara merata serta mengenai bantuan terhadap masyarakat, tetapi pihak perusahaan selalu tidak melaksanakan hasil dari
musyawarah tersebut. Masyarakat Desa Cijeruk khususnya di RW 04 dan 05 berharap
pemerintah bersikap tegas terhadap perusahaan air minum dalam hal pembagian air serta ganti rugi perusahaan air kepada masyarakat. Masyarakat berharap sikap
tegas pemerintah dicerminkan dengan adanya aturan yang jelas mengenai pengelolaan serta pemanfaatan sumberdaya air. Aturan tersebut juga diharapkan
mengedepankan kepentingan masyarakat serta jangan hanya mengedepankan kepentingan pihak perusahaan.
6.3 Estimasi Nilai Economic Losses