41 dirasakan oleh para petani yang sumber pengairannya berasal dari mata air Cikiara
dan mata air Legok Adung. Mengidentifikasi kelangkaan sumberdaya air dilakukan dengan cara
mewawancarai sebagian masyarakat yang ada di wilayah RW 04 dan RW 05 Desa Cijeruk. Terdapat 75 responden yang terdiri dari 45 responden rumahtangga dan
30 responden petani padi. Menurut survei langsung di lapangan, rumahtangga di wilayah RW 04 paling merasakan dampak dari kelangkaan sumberdaya air
dibandingkan rumahtangga di wilayah RW 05, sehingga semua responden rumahtangga berasal dari wilayah RW 04. Responden petani padi dibagi didua
wilayah tersebut, yaitu 15 responden di wilayah RW 04 dan 15 responden di wilayah RW 05.
6.1.1 Responden Petani Padi
Identifikasi kelangkaan sumberdaya air di Desa Cijeruk dilakukan berdasarkan persepsi dari responden petani padi pemilik lahan yang dilihat dari
tiga indikator yaitu:1. tingkat ketergantungan terhadap mata air, 2. pemanfaatan sumberdaya air oleh perusahaan air minum dan 3. kelangkaan sumberdaya air.
Berdasarkan ketiga indikator tersebut, persepsi responden petani padi pemilik lahan di Desa Cijeruk terhadap kelangkaan sumberdaya air untuk irigasi sawahnya
tersaji pada Tabel 8.
42
Tabel 8. Persepsi Responden Petani Padi Terhadap Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk Tahun 2010.
No. Indikator Ya Tidak Total Jml Jml Jml
I. Tingkat ketergantungan terhadap mata air:
1. Sumber air irigasi untuk sawah 30 100 0 0 30 100 berasal dari mata air.
2. Jumlah pasokan air mempengaruhi 30 100 0 0 30 100 produktifitas pertanian.
3. Bersedia membayar lebih untuk 17 56.7 13 43.3 30 100 mendapatkan air.
II. Pemanfaatan sumberdaya air oleh Perusahaan air:
1. Mengetahui adanya perusahaan air 30 100 0 0 30 100
minum yang mengambil air dari mata air.
2. Mengetahui pengambilan air yang 22 73.3 8 26.7 30 100 dilakukan perusahaan air minum
dilakukan secara berlebihan 3. Merasa dirugikan dengan adanya 30 100 0 0 30 100
kegiatan perusahaan air minum yang mengeksploitasi sumber mata air.
III. Kelangkaan sumberdaya air: 1.
Menurunnya jumlah air yang dapat 25 83.3 5 16.7 30 100 dimanfaatkan dari sumber mata air
2. Bersedia mengeluarkan biaya 17 56.7 13 43.3 30 100
tambahan untuk mendapatkan air.
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan pada Tabel 8, tingkat ketergantungan petani padi sangat tinggi yang dapat dibuktikan bahwa semua responden petani padi mendapatkan air
43 untuk irigasi sawahnya berasal dari mata air serta jumlah pasokan air sangat
mempengaruhi produktifitas pertanian dan lebih dari 50 bersedia membayar lebih untuk mendapatkan air. Hal ini mengindikasikan bahwa petani padi sangat
tergantung dengan sumber mata air untuk pengairan sawahnya. Indikator selanjutnya didapat bahwa seluruh responden petani padi mengetahui adanya
perusahaan air minum yang mengambil air dari mata air serta merasa dirugikan dengan adanya perusahaan air yang mengeksploitasi mata air. Lebih dari 70
responden padi menjawab pada indikator kedua bahwa petani mengetahui perusahaan air minum mengambil air secara berlebihan. Pada indikator kedua ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum secara berlebihan berdasarkan persepsi responden petani
padi. Kelangkaan sumberdaya air dinyatakan bahwa lebih dari 80 persepsi
responden petani padi menyatakan bahwa telah terjadi kelangkaan sumberdaya air yang ditandai dengan semakin menurunnya jumlah air yang dapat dimanfaatkan.
Selain itu, lebih dari 50 responden menyatakan bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air. Pada indikator ketiga ini mengindikasikan
bahwa telah terjadi kelangkaan sumberdaya air setelah adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum berdasarkan persepsi responden
petani padi. Hasil yang diperoleh tersebut mengindikasikan bahwa berdasarkan
persepsi petani padi telah terjadi kelangkaan sumberdaya air. Akibat dari adanya perusahaan air minum yang mengeksploitasi mata air. Petani padi merasa
44
dirugikan dengan kondisi kelangkaan sumberdaya air tersebut karena pengairan sawahnya 100 bergantung dari mata air tersebut.
6.1.2 Responden Rumahtangga