Kerangka Teoritis KERANGKA PEMIKIRAN

15

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

Penghitungan nilai economic losses sumberdaya air dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan tahapan-tahapan proses penilaian kelangkaan. Seperti yang dikemukakan oleh Vecvagars 2006 bahwa penilaian economic losses sumberdaya air dapat dilakukan dengan melakukan tahapan-tahapan proses penilaian kelangkaan sebagai berikut: identification of the cultural asset, tahapan yang pertama ini adalah mengidentifikasi aset dari budaya yang terkandung di dalamnya. Permasalahan yang dapat muncul dari identifikasi ini yaitu banyaknya karakteristik dari budaya yang diidentifikasi. Tahap yang kedua adalah determining the level of significance, yaitu menentukan tingkat signifikansi dari nilai asset yang hilang atau rusak. Tahap yang ketiga adalah identification of beneficiaries, yaitu mengidentifikasi penerimaan atau manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut sebelum terjadi kelangkaan. Tahap yang keempat adalah identification of benefits, yaitu mengidentifikasi manfaat dari aset tersebut. Tahapan ini dapat berjalan secara simultan dengan tahapan yang ketiga. Tahapan ini tidak hanya mengidentifikasi manfaat langsung dan tidak langsung tetapi juga mengidentifikasi tingkat signifikansi dari manfaat yang didapat. Tahapan yang kelima adalah identification of valuation method, yaitu mengidentifikasi metode valuasi yang digunakan untuk menilai aset yang mengalami kelangkaan. Tahapan yang terakhir adalah valuation and compilation of the result. Tahapan yang terakhir ini lebih menekankan pada pemilihan metode 16 valuasi yang sesuai. Selain itu, terdapat pula tahapan-tahapan dalam melakukan penilaian economic losses sumber mata air. Menurut Ando et al, 2004, tahapan atau proses dalam melakukan penilaian economic losses diawali dengan penentuan kerusakan, yaitu mengidentifikasi tipe sumberdaya yang berpotensi terkena dampak serta menentukan apakah kerusakan telah terjadi. Tahapan yang kedua, kuantifikasi kerusakan yaitu menentukan layanan sumber mata air yang terkena dampak. Tahapan yang terakhir yaitu melakukan penilaian kerusakan dengan metode yang sesuai. Vecvagars 2006 juga menyatakan bahwa estimasi besarnya economic losses dapat dilakukan melalui pendekatan biaya. Pertama, replacement cost method yaitu mengestimasi biaya pengganti dari barang atau jasa, yang dipakai sebagai proxy untuk menilai economic losses dari barang atau jasa yang dinilai. Metode kedua, restoration cost method yaitu menilai barang atau jasa yang mengalami economic losses dengan mengestimasi biaya-biaya pemulihan ke keadaan sebelum mengalami economic losses. Perbedaan replacement cost method dengan restoration cost method adalah metode yang kedua dapat digunakan ketika barang atau jasa yang mengalami economic losses hanya sebagian atau secara parsial. Ketiga, substitute cost method yaitu metode yang fokus pada penetapan harga pasar dari suatu barang atau jasa yang dijadikan pengganti dari barang atau jasa yang mengalami economic losses. Keempat, preventive expenditure method yang juga dikenal sebagai mitigation or defensive expenditure method yaitu metode yang menilai economic losses dari barang atau jasa dari biaya atau pengeluaran yang digunakan untuk melakukan pencegahan economic losses dari barang atau jasa tersebut. 17 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Adverted Cost Method atau metode biaya tambahan. Ando et al, 2004 menyatakan bahwa Adverted Cost Method adalah salah satu metode dalam penilaian economic losses sumberdaya alam dan lingkungan dengan prinsip dasar bahwa hilangnya nilai ekonomi sumberdaya dapat menyebabkan penambahan biaya dari pemanfaatan SDAL yang terkena dampak. Penghitungan terhadap sumberdaya yang mengalami kelangkaan dapat diawali dengan melakukan klarifikasi proses terjadinya hal tersebut serta identifikasi lingkungan yang mengalami kelangkaan dan atau kerusakan KLH, 2006. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Klarifikasi proses terjadinya kelangkaan dan atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan. Verifikasi dugaan terjadinya kelangkaan dan atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan dilakukan melalui dua langkah : a. Identifikasi sumber kelangkaan dan atau kerusakan, b. Proses terjadinya kelangkaan dan atau kerusakan. 2. Identifikasi lingkungan yang terjadi kelangkaan dan atau kerusakan yang terdiri dari langkah-langkah: a. Identifikasi jenis media lingkungan yang terkena dampak, b. Penghitungan lamanya kelangkaan dan atau kerusakan berlangsung, c. Identifikasi kelangkaan dan atau kerusakan terjadi secara langsung atau tidak langsung, d. Pengukuran derajat kelangkaan dan atau kerusakan yang terjadi menyangkut skala spasial dan jumlah pihak yang terlibat, 18 e. Identifikasi status kepemilikan sumberdaya alam dan lingkungan yang terdiri dari: milik public dan milik perorangan kepemilikan, tipe hak kepemilikan, durasi kepemilikan dan intensitas pemanfaatan. Penelitian yang dilakukan oleh Acharya and Barbier 2000 di Nigeria mengenai besarnya kerugian yang diperoleh petani akibat kelangkaan sumberdaya air. Kelangkaan tersebut akibat pemanfaatan yang berlebihan terhadap sumber air. Kelangkaan sumberdaya air diakibatkan oleh pengelolaan serta pemanfaatan sumberdaya air yang tidak bersifat keberlanjutan, seperti pemanfaatan yang berlebihan untuk industri. Penentuan besarnya kerugian akibat kelangkaan sumberdaya air dilakukan dengan pendekatan fungsi produksi. Total biaya yang ditanggung oleh petani menjadi meningkat karena harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mendapatkan sumberdaya air untuk irigasi. Selisih biaya yang ditanggung oleh petani sebelum dan sesudah kelangkaan merupakan nilai kerugian akibat kelangkaan sumberdaya air. Berdasarkan teori di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemanfaatan secara berlebihan terhadap sumber mata air mengakibatkan kelangkaan sumberdaya air. 2. Pemanfaatan tersebut menjadikan debit mata air berkurang. 3. Keadaan debit mata air berhubungan negatif terhadap biaya pengambilan air oleh masyarakat. Apabila debit mata air semakin berkurang, biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk mengambil air akan semakin besar. 19 4. Keadaan debit mata air berhubungan positif terhadap irigasi persawahan. Apabila debit mata air berkurang, maka irigasi persawahan juga berkurang. Hal tersebut menyebabkan produktifitas pertanian menurun.

3.2. Kerangka Operasional