Jumlah telur maksimum ikan samgeh terbentuk ketika TKG I dan II, pada saat tersebut belum terjadi pembesaran sel, namun hanya sebatas pembentukan
jumlah telur saja. Fekunditas ikan samgeh pada ukuran yang sama setelah memasuki TKG III dan IV tidak bertambah lagi, namun terjadi pembesaran sel
sehingga pada TKG IV ukuran diameter telur ikan bertambah. Pembentukan jumlah telur pada saat TKG I dan II terjadi pada bulan-bulan sebelumnya
sehingga apabila pada saat pembentukan tersebut kondisi lingkungan buruk dan ketersediaan makanan sedikit akan berpengaruh terhadap pembentukan jumlah
telur. Jumlah fekunditas yang paling sedikit yakni pada bulan November, hal ini diduga ketika pembentukan jumlah telur pada saat TKG I dan II di bulan Agustus
ataupun November kondisi lingkungan tidak begitu baik dan ketersediaan makanan sedikit sehingga tidak begitu mendukung untuk pembentukan tersebut.
Fekunditas ikan yang terhitung di bulan November merupakan pembesaran dari sel telur yang telah dibentuk pada saat TKG I dan II bulan-bulan sebelumnya.
Bulan Oktober menunjukkan fekunditas dengan jumlah yang banyak, diduga pada saat pembentukan telur di bulan-bulan sebelumnya kondisi perairan dan
ketersediaan makanan mendukung untuk pembentukan jumlah telur tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan Moyle et al. 2004 yang menyatakan bahwa
pengurangan makanan menyebabkan pengurangan jumlah telur. Nikolsky 1963 menyatakan bahwa untuk ikan tertentu yang berukuran sama atau berbeda dapat
terjadi variasi fekunditas sehubungan dengan persediaan makanan tahunan.
4.8. Pola Pemijahan
Diameter telur ikan dapat mengindikasikan pola pemijahan total atau bertahap. Sebaran frekuensi diameter telur diamati untuk menduga sebaran
pemijahan yaitu pada TKG IV seperti yang terlihat pada Gambar 17. Pola pemijahan ikan samgeh adalah total total spawning, artinya pemijahan ikan
samgeh dilakukan dengan mengeluarkan telur masak secara keseluruhan pada satu waktu pemijahan.
Gambar 1
Be hanya me
normal. W mengeluar
Perkemba dilihat me
Hi menunjuk
memasuki jumlah rel
di sitopla granulose
awal prev pertumbuh
dinding oo berkemban
ootid dan dengan bu
menandak banyak ya
untuk diov
Frekuensi
7. Sebaran Teluk Ja
erdasarkan emiliki satu
Wootton 1 rkan seluru
angan TKG elalui perkem
istologis go kkan gonad
i TKG II oo latif banyak
sma muncu dan sel the
vitellogenes han awal da
osit serta m ng menjadi
banyak dit utiran telur
kan telur te ang menyeb
vulasikan se
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
diameter te akarta
Gambar 17 u puncak
984 meng uh telurny
ikan samg mbangan hi
onad ikan s yang belu
ogonia mem k, selain itu
ul dan mem eca terjadi
sis. Fase p an menghas
membuat lap i lebih besa
emui butira yang berw
elah matang bar dari se
etelah TKG elur TKG
7 terlihat g pemijahan
gatakan bah ya satu ka
geh dalam istologis gon
samgeh bet um matang
mbelah seca nukleus jug
mbentuk lap ketika oosi
pertumbuhan silkan cortic
pisan folikel ar pada TK
an kuning te warna kunin
g, butiran m ekitar inti s
G IV Cabrit
Selang ukur
IV ikan sa
grafik seba saja dan
hwa total s ali dalam
penentuan nad.
tina Gamb dan didom
ara mitosis m ga sudah ter
pisan folike it primer m
n kedua vi cal alveoli,
l semakin t KG III, sel
elur. Ootid g tua begit
minyak yan el sampai
ta et al. 20
ran diameter
amgeh P. a
aran diamet merupakan
spawner ad
setiap wa pola pemij
ar 18 yan minasi oleh
menjadi oo rlihat denga
el yang ter memasuki fa
itellogenesis lipid globul
ebal. Ukura telur berke
berkemban u memasuk
ng berwarna dengan tep
008. Histol
r telur
anea di per
ter ikan sa n grafik seb
dalah ikan aktu pemij
ahan dapat
ng masih TK oogonia, k
sit primer d an jelas. Ma
rdiri dari la ase pertumb
s terjadi se les, kuning
an diameter embang me
ng menjadi o ki TKG IV
a putih sem pi. Sel telur
logis gonad 33
rairan
mgeh baran
yang ahan.
t juga
KG I ketika
dalam aterial
apisan buhan
etelah telur,
r telur enjadi
ovum yang
makin r siap
yang
menunjukkan diameter ikan sama menjadi pendukung pola pemijahan ikan samgeh bersifat total. Wootton 1984 menyatakan bahwa tipe perkembangan
oosit synchronous artinya semua oosit yang mengalami kematangan pada waktu yang bersamaan sehingga dapat disimpulkan bahwa tipe perkembangan yang
demikian merupakan ciri dari pola pemijahan ikan yang bersifat total total spawning
.
Gambar 18. Perkembangan struktur histologis gonad ikan samgeh betina P. anea TKG I, II, III, dan IV
Keterangan : Og = oogenium ; Os = Oosit ; Ot = ootid ; N = nukleus; Bm = butiran minyak ; Bk = butir kuning telur
Histologis gonad jantan Gambar 19 pada TKG I menunjukkan spermatogonia dengan jaringan ikat yang kuat, kemudian ketika memasuki TKG
II jaringan ikat sudah mulai berkurang dan gonad juga lebih berkembang. Spermatocyst primer yang terletak di dalam kantung tubulus seminiferus dan
merupakan hasil pembelahan spermatogonia secara mitosis terlihat pada TKG II. Pembelahan terjadi dua kali ketika memasuki TKG III, pembelahan yang pertama
adalah spermatocyst primer membelah secara meiosis menjadi spermatocyst sekunder yang meliputi proses duplikasi DNA dan rekombinasi dari informasi
TKG I
Og
N Os
TKG II
TKG III
N
Ot
N
Ot
Bm Bk
TKG IV
genetik, dan yang kedua adalah pembelahan secara meiosis tanpa melibatkan duplikasi DNA menjadi benih sel yang disebut dengan spermatid. Spermatid
melakukan proses spermiogenesis menjadi spermatozoa pada saat TKG IV yang siap dikeluarkan untuk membuahi sel telur Cabrita et al. 2008. Spermatozoa
yang terbentuk dan siap membuahi sel telur mengindikasikan memasuki waktu pemijahan ikan samgeh.
Gambar 19. Perkembangan struktur histologis gonad ikan samgeh jantan P. anea
TKG I, II, III, dan IV Keterangan : Sg = Spermatogonia ; Sp = Spermatocyst primer
; Ss = Spermatocyst sekunder, Spt = Spermatid ; S = Spermatozoa
4.9. Implementasi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Samgeh