Penelitian utama Tahapan Penelitian
                                                                                Babu et al. 2008 yang menyatakan kadar air Panaeus monodon yang hidup di alam memiliki  kadar  air  67,4;    kadar  abu  9,1;  kadar  lemak  1,2;  dan  kadar  protein
11,3 sedangkan Panaeus monodon yang dibudidayakan memiliki kadar air 77,00; kadar abu 6,0; kadar lemak 1,7; dan kadar protein 13,7.
Perbedaan  nilai  kadar  air  lebih  dipengaruhi  oleh  tingkat  kekeringan  sampel saat dipreparasi.  Perbedaan kadar lemak dipengaruhi oleh jenis udang dan fase hidup
udang saat dipanen.  Udang pada fase molting memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi  Cuzon    Guillaume  2001.    Abu  pada  kepala  udang  merupakan  makro  dan
mikro  mineral  yang  diserap  oleh  udang  melalui  insang,  kulit  dan  mulut  untuk pembentukan  jaringan  kulit  udang,  seperti  kalsium,  magnesium,  kalium  dan  fosfor
Kaushik 2001.
4.1.2  Pengaruh  demineralisasi  terhadap  kadar  air  kulit  kepala  udang  vanname Litopenaeus vannamei
Semua  bahan  mengandung  kadar  air  yang  berbeda-beda,  baik  hewani  maupun nabati.    Kadar  air  merupakan  karakteristik  yang  sangat  penting  pada  bahan  pangan,
karena  kadar  air  dalam  bahan  pangan  ikut  menentukan  kesegaran  dan  daya  awet bahan  pangan  tersebut.    Kadar  air  yang  tinggi  akan  mengakibatkan  bakteri,  kapang
dan  khamir  mudah  berkembang  biak  sehingga  akan  terjadi  perubahan  pada  bahan pangan  yang  mempercepat  proses  pembusukan.  Pada  analisis  kadar  air,  pemanasan
menggunakan  oven  akan  menguapkan  air  bebas  dan  air  terikat  secara  fisik, banyaknya  jumlah  air  yang  menguap  dihitung  sebagai  kadar  air  bahan
Winarno 2008.  Menurut Sudarmadji et al. 1989 air dalam bentuk hidrat memiliki kemampuan terikat kuat sehingga sulit untuk dihilangkan atau diuapkan.   Kadar air
kepala  udang  yang  mengalami  proses  demineralisasi  berkisar  antara  72,78-76,24, hasil analisis kadar air kepala udang dapat dilihat pada   Gambar 8.
Gambar 8  Nilai rata-rata kadar air kepala udang hasil demineralisasi.  Notasi huruf yang sama  pada histogram rata rata a menunjukkan tidak berbeda nyata
antar perlakuan p  0,05.
Hasil analisis ragam untuk pengaruh demineralisasi pada kadar air kepala udang Lampiran  1  menunjukkan  bahwa  perlakuan  demineralisasi  tidak  memberikan
pengaruh  yang nyata  p  0,05 terhadap kadar air.  Penggunaan konsentrasi larutan HCl  yang  masih  rendah  dan  waktu  perendaman  yang  singkat  selama  proses
demineralisasi,  belum  dapat  memutuskan  semua  ikatan  hidrogen  molekul  air  dalam membran  atau  jaringan  matriks  kepala  udang  sehingga  belum  dapat  menghilangkan
semua kandungan air terikat dalam kepala udang. Molekul air yang terikat pada molekul lain seperti atom O dan N memerlukan
energi yang besar untuk menghilangkannya.  Energi yang diperlukan ini dapat berasal dari  proses  pemanasan  biasa.    Pemanasan  akan  memutus  ikatan  van  der  walls  dan
kovalen  atom  hidrogen  sehingga  mengurangi  kemampuan  air  terikat  dalam  kepala udang untuk berikatan dengan senyawa lain Winarno 2008.
4.1.3  Pengaruh  demineralisasi  terhadap  kadar  abu  kulit  kepala  udang  vanname Litopenaeus vannamei
Kadar  abu  dapat  menunjukkan  kandungan  mineral  yang  terdapat  dalam  bahan baku.    Kadar  abu    kepala  udang  yang  mengalami  proses  demineralisasi  berkisar
                                            
                