Pigmen Karotenoid TINJAUAN PUSTAKA
seperti dilauril tiodipropionat DLTP. Antioksidan ini bekerja dengan cara menangkap molekul-molekul hidroperoksida dalam sistem. Ketiga adalah
antioksidan yang dapat menginaktivasi logam yang bisa mempercepat terjadinya oksidasi.
Radikal bebas merupakan sekelompok zat kimia yang sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas adalah
oksidan, tetapi tidak semua oksidan merupakan radikal bebas. Oksidan merupakan senyawa yang dapat menerima elektron dan radikal bebas merupakan atom atau
gugus yang orbital luarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan Fessenden dan Fessenden 1994.
Tubuh mencerna makanan untuk menghasilkan energi, pada proses ini sejumlah radikal bebas juga terbentuk. Radikal bebas berfungsi untuk memberikan
perlindungan tubuh terhadap serangan bakteri dan parasit. Radikal bebas tidak menyerang sasaran spesifik, sehingga akan menyerang asam lemak tidak jenuh ganda
dari membran sel, struktur sel, dan DNA. Tahapan oksidasi lemak dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Mekanisasi oksidasi asam lemak Bragadóttir 2001. Mekanisme terjadinya oksidasi lemak diawali dengan terjadinya donor
hidrogen dari lemak LH ke radikal bebas X• yang terjadi pada tahap inisiasi.
Proses penyerangan radikat bebas akan membentuk radikal peroksidasi lipid LOO•
pada tahap propogasi. Peroksidasi lipid LOO• merupakan reaksi berantai yang
sangat berpotensi memiliki efek menghancurkan. Peroksidasi lipid dapat dikurangi atau dikontrol dengan menambahkan antioksidan AH yang akan menghentikan
proses oksidasi. Deshpande et al. 1996 menyatakan senyawa karotenoid dapat menangkap radikal bebas dan menonaktifkannya. Struktur molekul karotenoid
memiliki rantai karbon terkonjugasi yang sangat reaktif karena terdapat banyak elektron yang mampu bereaksi dengan radikal peroksil dan senyawa elektrofilik
lainnya. Senyawa karotenoid bereaksi dengan radikal peroksil membentuk radikal resonansi yang terstabilkan Burton dan Ingold 1984 atau terjadi transfer elektron
sehingga terbentuk anion peroksida alkil dan kation astaxanthin radikal Britton 1995. Terao 1989 menyatakan bahwa astaxanthin dan canthaxanthin lebih reaktif
terhadap hidroperoksida dibandingkan β-karoten dan zeaxanthin. Miki 1991
menyatakan bahwa astaxanthin dapat menangkap reactive oxygen species ROS 10 kali lebih kuat dibandingkan zeaxanthin, lutein, tunaxanthin, canthaxanthin, dan
β- karoten serta 100 kali lebih kuat dibandingkan dengan
α-tocopherol. Jørgensen dan Skibsted 1993 menyatakan tingkat keefektifan senyawa karotenoid sebagai
antioksidan adalah astaxanthin canthaxanthin β-carotene. Andersen et al. 1990
menyatakan astaxanthin memiliki dua gugus hidroksil pada atom C 3 dan 3´, yang membuatnya bersifat lebih hidrofobik dibandingkan senyawa karotenoid lainnya
sehingga semakin hidrofobik senyawa antioksidan itu semakin mudah bereaksi dengan hidrogenperoksida dalam lemak.