kerja sektor non pertanian lebih besar di daerah PDRB sektor pertanian rendah di bandingkan di daerah PDRB sektor pertanian tinggi. Sedangkan jika dilihat
terhadap masing-masing provinsi menunjukkan bahwa porsi TKA lebih kecil di bandingkan porsi TKNA baik di daerah pertanian tinggi maupun rendah kecuali
provinsi Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua. Provinsi-provinsi tersebut merupakan
daerah pertanian tinggi yang diduga belum mengalami transformasi tenaga kerja. Padahal daerah-daerah tersebut sudah mengalami transformasi produksi dari
sektor pertanian sektor tradisional ke non pertanian sektor modern. Sehingga kondisi demikian yang menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi yang akan
menyebabkan ketimpangan dan kemiskinan.
Tabel 10 Rata-rata per tahun total tenaga kerja dan proporsi tenaga kerja sektor pertanian dan non pertanian 2009
– 2013 di derah pertanian tinggi dan rendah
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Keterangan: TKNA = Tenaga kerja non pertanian
TKA = Tenaga kerja sektor pertanian No. Provinsi
Kontribusi Total Tenaga Keja
Rp. Juta TKA
TKNA A.
PDRB pertanian tinggi
1 Aceh
1.80 47.27
52.73 2
Sumatera Utara 5.89
44.90 55.10
3 Sumatera Barat
2.03 41.74
58.26 4
Jambi 1.39
54.35 45.65
5 Lampung
3.49 51.97
48.03 6
Kalimantan Barat 2.10
60.19 39.81
7 Kalimantan Tengah
1.05 55.51
44.49 8
Kalimantan Selatan 1.78
41.49 58.51
9 Sulawesi Tengah
1.14 55.31
44.69 10
Sulawesi Selatan 3.61
46.92 53.08
11 Nusa Tenggara Barat
2.00 45.19
54.81 Rata-rata
2.39 48.42
51.58
B. PDRB Pertanian rendah
12 Sumatera Selatan
3.67 55.34
44.66 13
Jawa Barat 20.17
21.45 78.55
14 Jawa Tengah
15.93 33.71
66.29 15
D.I Yogyakarta 1.84
27.86 72.14
16 Jawa Timur
19.06 38.50
61.50 17
Bali 2.20
28.80 71.20
18 Sulawesi Utara
1.21 35.72
64.28 19
Papua 1.63
71.08 28.92
Rata-rata 8.21
33.18 66.82
Tabel 11 Rata-rata proporsi upah sektor pertanian dan non pertanian di daerah pertanian tinggi dan rendah tahun 2009-2013 di daerah pertanian tinggi
dan rendah
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Keterangan: GKK = Garis kemiskinan perkotaan
GKD = Garis kemiskinan pedesaan
Kemiskinan Daerah
Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata upah sektor pertanian jauh lebih kecil di bandingkan upah sektor non pertanian baik di daerah pertanian tinggi
maupun rendah. Sedangkan berdasarkan klasifikasi daerah menunjukkan bahwa proporsi rata-rata upah di daerah pertanian rendah lebih besar di bandingkan
daerah pertanian tinggi. Namun jika dilihat pada rata-rata proporsi pertahun masing-masing provinsi menunjukkan bahwa sebagian besar provinsi di daerah
pertanian rendah mempunyai rata-rata proporsi upah per tahun lebih kecil di bandingkan rata-rata proporsi per tahun provinsi di daerah pertanian tinggi kecuali
provinsi Papua dan Sumatera Selatan. Rata-rata proporsi upah sektor pertanian terbesar terdapat pada provinsi Papua, sedangkan yang terendah terdapat pada
provinsi Jawa Barat.
Pengeluaran per kapita menjadi salah satu indikator dalam mengukur kemiskinan. Menurut Ravallion 1995 pengeluaran konsumsi per kapita lebih
mencerminkan kesejahteraan dari pada pendapatan meskipun keduanya berasal No. Provinsi
UPHA UPHNA
A. PDRB pertanian tinggi
1 Aceh
6.80 11.56
2 Sumatera Utara
9.53 12.95
3 Sumatera Barat
7.97 13.50
4 Jambi
8.32 12.19
5 Lampung
5.97 9.25
6 Kalimantan Barat
9.87 12.50
7 Kalimantan Tengah
11.24 14.70
8 Kalimantan Selatan
8.47 13.59
9 Sulawesi Tengah
6.87 12.28
10 Sulawesi Selatan
7.24 13.32
11 Nusa Tenggara Barat
5.06 9.80
Rata-rata 7.94
12.33
B. PDRB Pertanian rendah