Upah Tenaga Kerja Sektor Pertanian UPHA Upah Tenaga Kerja Sektor Non Pertanian UPHNA

teridentifikasi berlebih overidentified sehingga dapat diestimasi dengan metode 2SLS Two Stage Least Square. Validasi Model Untuk mengetahui apakah suatu model cukup valid untuk membuat suatu simulasi alternatif kebijakan dan non kebijakan, maka perlu dilakukan suatu validasi model dengan tujuan untuk menganalisis sejauh mana persamaan tersebut dapat mewakili dunia nyata. Kriteria statistika yang digunakan untuk validasi model nilai pendugaan model ekonometrika adalah Root Mean Square Error RMSE, Root Mean Square Percent Error RMSPE dan Theil’s Inequality Coefficient U. Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebagai berikut: ............................................................ 4.2 .......................................................... 4.3 .................................................................. 4.4 Keterangan : RMSE = Akar tengah kuadrat galat simulasi Root Mean Square Error RMSPE = Akar tengah kuadrat persen galat Root Mean Square Percent Error U = Koefisien ketidaksamaan Theil Theil’s Inequality Coefficient Y t s = Nilai pendugaan model stY Y t a = Nilai pengamatan contoh atY T = Jumlah pengamatan dalam simulasi Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai peubah endogen hasil pendugaan menyimpang dari nilai aktualnya dalam ukuran relatif persen atau seberapa dekat nilai dugaan tersebut mengikuti perkembangan nilai aktualnya. Sedangkan nilai statistik U bermanfaat untuk mengetahui kemampuan model dalam menganalisis simulasi peramalan. Nilai koefisien Theil U berkisar antara 0 dan 1. Jika U = 0 maka pendugaan model tersebut sempurna dan jika U = 1 maka pendugaan model naïf. Untuk melihat keeratan arah slope antara nilai aktual dengan hasil yang disimulasi, ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasinya R 2 . Pada dasarnya semakin kecil nilai RMSPE dan U- Theil’s serta makin besar R 2 , maka pendugaan model semakin baik. Simulasi Model Tahapan terakhir adalah simulasi model yang hasilnya nanti akan menjadi implikasi kebijakan yang bisa diterapkan dalam dunia nyata, skenario simulasi yang dibangun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Maka simulasi kebijakan yang dilakukan seperti berikut : 1. Simulasi kebijakan alokasi DAK bidang infrastrktur jalan 150 peren 2. Simulasi kebijakan alokasi DAK bidang infrastrktur irigasi 150 peren. 3. Simulasi kebijakan alokasi DAK bidang Pertanian 75 peren. 4. Simulasi kebijakan belanja modal 40 persen Simulasi tersebut dilakukan atas dasar bahwa pembiayaan infrastruktur khususnya di daerah masih rendah. Secara nasional idealnya adalah 5.0 persen dari PDB akan tetapi data saat ini menunjukkan masih kurang dari 5.0 persen. Karena data yang digunakan adalah data DAK, maka peningkatan 150 persen masih dapat diterima mengingat saat ini alokasi DAK dari APBN tidak sampai satu persen dari APBN sementara terhadap dana perimbangan hanya sekitar 7.0 persen. Sehingga besarannya perlu ditingkatkan secara signifikan, mengingat juga adanya rencana kebijakan pemerintah kedepanakan meningkatkan DAKdalam jumlah besar karena melihat dampaknya terhadap pembiayaan modal dan perekonomian daerah sangat signifikan. Akhir-akhir ini juga terdapat pengalihan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan ke dalam DAK sehingga anggaran dana untuk alokasi DAK masih memadai dan cukup besar. Selain itu berdasararkan penelitian yang dilakukan Bappenas 2011 simulasi peningkatan DAK yang cukup besar juga pernah dilakukan yaitu, dari mulai 10 persen hingga 80 persen, akan tetapi hasilnya tidak berdampak secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga dalam penelitian ini skenario simulasi yang dilakukan adalah meningkatkan DAK bidang infrastruktur jalan dan irigasi hingga 150 persen.