Keterangan: PT = daerah PDRB sektor pertanian tinggi
PR = daerah PDRB sektor pertanian rendah Gambar 11. Rata-rata kapasitas fiskal daerah PDRB sektor pertanian tinggi dan
rendah tahun 2009 – 2013
Komponen pendapatan daerah terdiri dari pendapatn asli daerah PAD, dana perimbangan DAPER, dan lain-lain pendapatan yang sah PDLL.
Tabel 3 Rata-rata per tahun kontribusi unsur pendapatan daerah 2009-2013
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK
No. Provinsi Kontribusi
PAD DAPER
PDLL A.
PDRB pertanian tinggi
1 Aceh
7.23 60.17
32.60 2
Sumatera Utara 19.11
66.73 14.17
3 Sumatera Barat
13.44 73.95
12.60 4
Jambi 17.90
93.24 -11.14
5 Lampung
13.91 71.24
14.85 6
Kalimantan Barat 12.73
77.06 10.21
7 Kalimantan Tengah
10.83 80.53
8.64 8
Kalimantan Selatan 18.83
67.17 14.00
9 Sulawesi Tengah
9.48 79.55
10.97 10
Sulawesi Selatan 16.01
68.53 15.46
11 Nusa Tenggara Barat
13.79 74.14
12.06 Rata-rata
13.93 73.85
12.22
B. PDRB Pertanian rendah
12 Sumatera Selatan
14.09 75.59
10.33 13
Jawa Barat 26.67
56.00 17.33
14 Jawa Tengah
18.64 66.06
15.30 15
D.I Yogyakarta 23.16
61.68 15.16
16 Jawa Timur
25.19 59.90
14.91 17
Bali 36.70
48.65 14.66
18 Sulawesi Utara
10.21 78.52
11.27 19
Papua 4.69
65.31 30.01
Rata-rata 19.92 63.96
16.12
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
2009 2010
2011 2012
2013 Ju
ta
Tahun PR
PT
Kontribusi ketiga komponen unsur-unsur pendapatan daerah antara daerah pertanian tinggi dan rendah berbeda-beda, dimana daerah pertanian rendah
mempunyai PAD yang lebih besar 19.92 di bandingkan daerah pertanian tinggi 13.39, hal ini sejalan dengan penjelasan sebelumnya disebabkan karena
PAD merupakan komponen kapasitas fiskal. Sedangkan sebaliknya daerah pertanian tinggi mempunyaai porsi dana perimbangan lebih besar 73.85 di
bandingkan daerah pertanian rendah 63.95. Bagi daerah yang mempunyai kontribusi PAD rendah maka daerah tersebut mengandalkan pendanaan untuk
belanja kebutuhan daerah berasal dari dana perimbangan. Sementara provinsi dengan struktur ekonomi yang di dominasi oleh sektor non pertanian mempunyai
sumber daya lokal berupa PAD yang besar, artinya provinsi-provinsi tersebut cenderung lebih mampu membiayai pembangunan daerahnya dengan dana yang
diperoleh dari sumber daya lokal.
Tabel 4 Rata-rata per tahun kontribusi dana perimbangan daerah 2009-2013 di daerah pertanian tinggi dan rendah
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK Keterangan: DAK = dana alokasi khusus
DAU = dana alokasi umum DBH = dana bagi hasil
No. Provinsi Kontribusi
DAK DAU
DBH A.
PDRB pertanian tinggi