beli dan barang yang dibeli masih dalam tanggungan penjual, di mana syaratnya ialah mendahulukan pembayaran pada waktu akad.
Bank Syariah dapat mengalami kerugian pada saat harga jual ketik barang diterima lebih rendah dibanding harga beli pada saat akad. Sebaliknya, bank
syariah akan memperoleh keuntungan pada saat harga jual barang yang diterima lebih tinggi dibanding harga beli ketika dilakukan pembayaran pada
saat awal akad pembiyaan salam.
11
4. Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik
Ijarah merupakan kontrak antara bank syariah sebagai pihak yang menyewakan barang dan nasabah sebagai penyewa. Barang-barang yang
dapat disewakan pada umumnya yaitu aset tetap, seperti gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, danasettetaplainya. Dalamtransaksiperbankan, bank
membeli aset tetap dari supplier kemudian disewakan kepada nasabah dengan biaya sewa yang tetap hingga jangka waktu tertentu.
Pemilik aset tetap objek sewa adalah lembaga keuangan yang bertanggung jawab atas biaya pemeliharaan aset tetap yang disewakan selama
masa sewa. Pada saat perjanjian sewa berakhir, maka pihak yang menyewakan aset tetap akan mengambil kembali objek sewa dan dapat menyewakan
kembali pada pihak lain atau memperpanjang sewa lagi dengan perjanjian baru.
IjarahMuntahiyyahBittamlik
11
Ibid, h. 161
Ijarah Muntahiyah Bittamlik disebut juga dengan ijarah waiqtina adalah perjanjian sewa antara pihak pemilik aset tetap dan penyewa, atas
barang yang disewakan, penyewa mendapat hak opsi untuk membeli objek sewa pada saat masa sewa berakhir. Ijarah Muntahiyah bittamlik dalam
perbankan dikenal dengan financial lease, yaitu gabungan antara transaksi sewa dan jual beli, karena pada akhir masa sewa, penyewa diberi hak opsi
untuk membeli objek sewa.
5. PembiayaanMudharabah
Pembiayaan mudharabah merupakan akad pembiayaan antara bank syariah sebagai shahibulmaal dan nasabah sebagai mudharib untuk
melaksanakan kegiatan usaha, dimana bank syariah memberikan modal sebanyak 100 dan nasabah menjalankan usahanya. Hasil usaha atas
pembiayaan mudharabah akan dibagi antara bank syariah dan nasabah dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati dalam akad.
Bank syariah memberikan pembiayaan mudharabah kepada nasabah atas dasar kepercayaan. Bank syariah percaya penuh kepada nasabah untuk
menjalankan usaha. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan mudharabah, bank syariah tidak ikut campur dalam
menjalankan proyek usaha nasabah yang telah diberi modal 100. Bank syariah hanya dapat memberikan saran tertentu kepada mudharib dalam
menjalankan usahanya untuk memperoleh hasil usaha yang optimal.
6. Pembiayaan Musyarakah
Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih dalam menjalankan usaha, dimana masing-masing pihak menyertakan
modalnya sesuai dengan kesepakatan, dan bagi hasil atas usaha bersama diberikan sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai kesepakatan bersama.
Musyarakah disebut juga syirkah. Dalam syirkah, dua orang atau lebih mitra menyumbang untuk memberikan modal guna menjalankan usaha atau
melakukan investasi untuk suatu usaha. Hasil usaha atas mitra usaha dalam syirkah akan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati oleh pihak-
pihak yang berserikat.
7. Qordhul Hasn
Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya hanya wajib membayar sebesar pokok utangnya, pinjamn uang seperti inilah yang sesuai
dengan ketentuan syariah tidak ada riba. Pinjaman qardh bertujuan untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan
atau tidak memilki kemampuan financial, untuk tujuan sosial dan kemanusiaan. Cara pelunasan dan waktu pelunasan pinjaman ditetapkan
bersama antara pemberi dan menerima pinjaman. Biaya administrasi dalam jumlah terbatas, diperkenankan untuk dibebankan
kepada peminjam. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena kelalaianya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman.
Sumberdana qarhdul hasan dapat berasal dari dari eksternal maupun internal. Sumber dana eksternal meliputi dana qard yang diterima entitas bisnis dari
pihak lain misalnya dari sumbangan , infak, shadqah, dan sebagainya, sedangkan contoh sumber dana Qordh yang disediakan para pemilik entitas
bisnis, hasil pendapatan non halal dan denda dan lain sebagainya.
12
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
1. Capital Adequacy RatioCAR
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka
semakin kuat kemampuan bank tersebut menanggung resiko dari setiap kreditaktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi sesuai ketentuan
BI 8 berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang meguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi profitabilitas.
13
Dengan Keuntungan yang sangat besar itu akan memberikan kontribusi bagi pembiyaan sehinggan pembiayaan semakin
meningkat. Dalam menelaah CAR bank syariah, terlebih dahulu harus mempertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat dibagi atas:
a. Aktiva yang di danai oleh modal sendirikewajiban atau hutang wadiah atau qard dan sejenisnya
b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil. Rumus CAR:
12
Sri Nurhayati-Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta: 2011 h.257
13
Mudrajat kuncoro dan Suharjo, manajemen Perbankan: teori dan Aplikasi, penerbit BPFE Yogyakarta; 2002 h. 573
Berdasarkan rumus diats dapat kita simpulakan secara teoritis, bahwa pencapaian sasaran CAR 8 dapat dikelola:
- Pada sisi pembilang, atau
- Pada sisi penyebutnya saja, atau
- Skaligus kedua sisi.
Untuk menjelaskan kesimpulan teoritis diatas, apabila kemampuan meningkatkan modal cukup, maka yang dikelola adalah sisi pembilang, yaitu
peningkatan aktiva dapat dilakukan sesuai dengan peningkatan modalnya. Pembanginya melalui penurunan. Sebaliknya apabila kemampuan
meningkatkan modal kurang atau kecil, maka yang dikelola adalah pembaginya melalui penurunan ATMR atau tetap mempertahankan ATMR
yang telah ada.
14
Sesuai dengan Konsep dan teori yang telah dijelaskan diatas Penelitian yang dilakukan oleh Wuri Arianti dan Harjum Muharam 2011
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh terhadap pembiayaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Rasio CAR berpengaruh terhadap volume
Pembiayaan.
14
Herman Darmawi. Manajemen Perbankan, bumi Aksara , Jakrta, 2011, h. 98
2. Return On Asset ROA
Return on Asset ROA merupakan suatu pengukuran kemampuan
manajemen bankdalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Jika ROA suatu bank semakin besar,maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baikposisi bank tersebut dari segi pengamanan asset. yang diperhitungkan. Dendawijaya, 2000.
Return On Asset ROA merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan manajemen dalam meghasilkan pendapatan dari pengeloan
aset.
15
Rasio profitabiltas menggambarkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan dari penjualan
dan pendapatan investasi. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Rumus ROA yaitu:
Sumber : Kasmir 2010: 115
15
Kasmir, pengantar manajemen keuangan, Kencana, jakrta ,2010, h. 115