Risaalah Al Jaamiah di malam hari ini. Pembahasan kali ini kita awali dengan penjelasan kalimat ( ََ َو

Risaalah Al Jaamiah di malam hari ini. Pembahasan kali ini kita awali dengan penjelasan kalimat ( ََ َو

ِِ ) , namun hal ini akan saya sampaikan dengan penjelasan yang tidak terlalu mendalam, dimana dalam hal ini hanya untuk menyanggah atas hujatan-hujatan para kelompok tertentu terhadap Allah subhanahu wata’ala yang mengatakan bahwa Allah subhanahu wata’ala bertempat di atas ayaitu di ‘arsy, yang mana mereka menggunakan beberapa dalil yang diantaranya sebagian ayat-ayat yang terdapat dalam Al qur’an diantaranya firman Allah subhanahu wata’ala :

ِشْ?َ^ْا ََ ىَ;َZْ5ا .4ُv Perlu kita ketahui bahwa kata ( ََ ) yang secara bahasa berarti “diatas”, ini berasal dari kata (1;ُُ^ ا )

yang berarti “mulia”, sehingga kata ( ََ ) dalam susunan kalimat bahasa arab tidak selalu diartikan dengan makna “diatas”, karena kata “diatas” terkadang bermakna “dibawah”, sebagai contoh kita ketahui

seorang mentri jabatannya adalah dibawah presiden, namun jika si presiden berada di lantai 1, sedangkan si menteri berada di lantai 3 misalnya, maka kita akan mengatakan bahwa menteri “diatas” presiden?, betul karena memang presiden berada dibawah menteri, namun yang kenyataannya adalah tetap presiden berada “di atas”.

Sebagaimana lafadz shalawat yang kita ucapkan : ٍF.NَOُP KَSِFG6َ5 ََ G)َ* .4ُa. َا

“ Wahai Allah limpahkanlah shalawat atas (kepada) sayyidina Muhammad” Maka kata ( ََ ) dalam lafazh “ Wahai Allah limpahkanlah shalawat atas (kepada) sayyidina Muhammad” Maka kata ( ََ ) dalam lafazh

Bahasa Arab sehingga setiap satu kata dapat memiliki makna yang tidak terbatas. Kelompok tertentu yang mengatakan bahwa Allah subhanahu wata’ala bertempat di atas, kita ketahui bahwa bentuk bumi adalah bulat jika kelompok mereka mengatakan hal itu, dan jika yang berada di bumi bagian bawah mengatakan bahwa Allah subhanahu wata’ala bertempat diatas maka atas yang sebelah mana?!. Dan jika Allah berada di atas ‘arsy maka dimana Allah sebelum ‘arsy diciptakan, sedangkan ‘arsy adalah ciptaan Allah. Maka jawaban atas hal ini adalah bahwa Allah subhanahu wata’ala tidak membutuhkan tempat, karena Allah Yang menciptakan tempat, serta tidak juga seseorang bertanya “kapan Allah ada?!, karena Allah Ada sebelum kata “kapan” ada, dan kata “kapan” ada setelah diciptakannya waktu dan Allah lah yang menciptakan waktu. Dan juga diantara dalil mereka yang mengatakan bahwa Allah subhanahu wata’ala bertempat diatas adalah firman Allah subhanahu wata’ala dalam hadits qudsi riwayat Shahih Muslim :

ْTَP ؟ ُ َ َ26ِbَZْ5َxَ\ /ِS;ُ ْFَE ْTَP : ُل;ُ@َ6َ\ ، Kَ6ْS1F ا ِءKَN.p ا َإ KَB1>َر ُلِ{ْBَE ُل.وَxْا ِ)ْ6. ا ُ|ُُv َ2َهَذ اَذإ ُ َ َ?ِ}ْ~َxَ\ /ِSُ?ِ}ْ•َZْpَE ْTَP ؟ ُ َ6ِ€ْ ُxَ\ /ِBَُxْpَE

“ Jika tiba waktu sepertiga malam yang pertama, Tuhan kita (Allah) turun (anugerah dan rahmatnya) ke langit yang terdekat dengan bumi, dan Dia (Allah) berkata : “(adakah) siapakah yang berdoa kepadaKu kemudian Aku kabulkan (doa) untuknya, siapakah yang meminta kepadaKu kemudian Aku memberinya, dan siapakah yang meminta pengampunan kepadaKu dan Aku mengampuninya?”.

Adapun kelompok yang mengatakan bahwa Allah berada di atas ‘arsy, mereka juga mengatakan bahwa Allah subhanahu wata’ala turun ke langit pertama pada sepertiga malam terakhir. Sehingga keyakinan mereka ini menimbulkan banyak kerancuan, dimana jika Allah turun ke langit pertama pada seperti malam terakhir, maka di belahan bumi manakah Allah turun ke langit, sebab dalam setiap detik, waktu sepertiga malam terakhir tidak hanya terjadi sekali di muka bumi dalam setiap malamnya, namun waktu sepertiga malam terakhir silih berganti dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu negeri ke negeri yang lain di muka bumi. Sehingga keyakinan mereka menimbulkan kerancuan yaitu keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala naik dan turun ke langit di setiap tempat sepertiga malam terakhir, sungguh yang demikian bukanlah sifat sang Khaliq (pencipta) namun adalah sifat makhluk, dan Allah subhnahu wata’ala Maha suci dari segala sifat makhluk. Sebagaimana firman Allah subhnahu wat’ala:

11 : ىر;r ا ) ُ?6ِHَQْا ُq6ِN.p ا َ;ُهَو ٌءْ/َ‹ ِ ِْŒِNَآ َRْ6َ )

“ Tidak ada sesuatu pun yang menyamaiNya, dan Dia (Allah) Maha Mendengar lagi Maha Melihat”

Demikian penjelasan ringkas dari kata ( ) pada kalimat ( و ) . Adapun kata (keluarganya) mereka adalah bani Hasyim dan bani Abdul Mutthalib, namun sebagian ulama’ berpendapat

bahwa seluruh ummat Islam adalah keluarga nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan pendapat ini diperkuat dengan firman Allah subhanahu wata’ala :

157 : ة?@Q ا ) َنوُFَZْaُNْا ُ4ُه َkِ•َوُأَو ٌ=َNْ3َرَو ْ4ِaG>َر ْTِP ٌتاَ;ََ* ْ4ِaْ6ََ َkِ•َوُأ )

“Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. ( QS. Al Baqarah : 157 )

Namun pendapat yang terkuat bahwa keluarga nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Bani Hasyim dan Bani Abdul Mutthalib. Adapun Ahlulbait adalah sayyidah Fathimah Az Zahra’ dan sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw dan keturunan mereka. Sedangkan mereka yang menganggap bahwa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq, sayyidina Umar bin Khattab dan sayyidina Utsman bin Affan Radiyallahu ‘anhum, mereka itu merebut khilafah dari ahlu bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sungguh mereka berada dalam kekeliruan dan kegelapan yang nyata, namun tidakkah mereka mengetahui siapakah sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA, bukankah beliau adalah mertua rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sayyidina Umar bin Khattab Ra juga mertua Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan sayyidina Utsman bin Affan Ra Namun pendapat yang terkuat bahwa keluarga nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Bani Hasyim dan Bani Abdul Mutthalib. Adapun Ahlulbait adalah sayyidah Fathimah Az Zahra’ dan sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw dan keturunan mereka. Sedangkan mereka yang menganggap bahwa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq, sayyidina Umar bin Khattab dan sayyidina Utsman bin Affan Radiyallahu ‘anhum, mereka itu merebut khilafah dari ahlu bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sungguh mereka berada dalam kekeliruan dan kegelapan yang nyata, namun tidakkah mereka mengetahui siapakah sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA, bukankah beliau adalah mertua rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sayyidina Umar bin Khattab Ra juga mertua Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan sayyidina Utsman bin Affan Ra

Sungguh keluarga nabi dan ahlu bait Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sangat berlemah lembut. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw bukanlah seorang yang beringas atau selalu emosional, namun beliau adalah orang yang sangat penyabar, dimana ketika dalam peperangan sering kali pedang musuhnya terjatuh sehingga dengan mudah bagi beliau untuk membunuhnya, namun sayyidina Ali bin Abi Thalib meminta musuhnya itu untuk mengucapkan syahadat, namun justru wajah beliau diludahi dan kemudian beliau meninggalkannya, sehingga ketika itu para sahabat yang lain menyuruh beliau untuk mengahabisinya atau membunuhnya, namun sayyidina Ali menjawab : “aku tidak ingin jihadku ini dimasuki oleh keemosian atau kemarahan sedikitpun”. Sungguh sangat berbeda dengan cara dakwah atau jihad kelompok di zaman ini, dimana diantara mereka dengan mudahnya menggunakan emosi seperti membakar ban-ban, merobohkan pagar-pagar, menghancurkan diskotik atau tempat-tempat perjudian, dan lainnya.

Demikianlah masing-masing kelompok mempunyai cara sendiri dalam berjihad dan berdakwah. Dalam hal ini ingin saya sampaikan akan suatu hal, mungkin banyak yang menyangka bahwa Majelis Rasulullah tidak peduli dengan perkembangan Ahmadiyah, padahal tidak demikian adanya, sebagaimana MR telah mengeluarkan dana sebesar 60.000 USD untuk membantu perkembangan pesantren yang berlokasi paling dekat dengan markas Ahmadiyah. Siapa yang mengatakan bahwa MR tidak peduli dengan kedatangan Lady Gaga ke Indonesia, justru saya langsung yang menghubungi Habib Riziq dan saya sampaikan supaya saya diberi tempo waktu dalam 3 hari untuk bertindak dan jika kunjungan tersebut tidak juga dibatalkan maka silahkan Habib Riziq bertindak, Alhamdulillah yang akhirnya di hari ketiga dari tempo waktu yang saya minta, kunjungan Lady Gaga ke Indonesia dibatalkan. Maka tanpa perlu ribut dan bentrok dengan massa dan lainnya, namun cukup dengan menghubungi beberapa pejabat yang berkepentingan dan sampaikan kepada mereka secara baik-baik bahwa kunjungan orang tersebut akan menimbulkan kontra diantara masyarakat, dengan cara demikian permasalahan terselesaikan dengan baik tanpa harus menimbulkan percekcokan antara satu kelompok dan yang lainnya.

Muncul juga perkataan terhadap Majelis Rasulullah, yaitu mengapa MR menghadirkan Dubes Amerika pada acara Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bukankah dahulu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdakwah, belum ada diantara mereka yang beriman, hanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri yang beriman, namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ketika itu mengundang orang- orang non muslim dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga didatangi oleh orang-orang yahudi dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga mendatangi orang-orang yahudi untuk menyampaikan dakwah kepada mereka. Begitu juga kedatangan Duta Besar Amerika Serikat juga sudah disetujui oleh guru mulia Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad Al Hafizh, dan beliau berkata dan berdoa bahwa yang datang berkunjung dan para personilnya akan masuk Islam.

Oleh sebab itu jangan gegabah bersangka buruk atas langkah-langkah kita, karena itu semua bukanlah sembarang langkah namun langkah-langkah itu adalah mengikuti langkah guru mulia Al Habib Umar bin Salim Al Hafizh. Dan jika ada yang mengatakan bahwa dengan kunjungan Dubes Amerika itu berarti Habib Munzir ketumpahan dolar, maka saya jawab dengan “amin” saja, saya tidak akan meminta sumbangan kemana-mana untuk perkembangan dakwah MR ini, namun saya hanya mengharapakan kerjasama dan partisipasi para Jama’ah dalam moment-moment tertentu di Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan majelis-majelis ta’lim yang lainnya yang berada dibawah naungan Ahlu sunnah wal jama’ah agar bersama-sama melangkah maju dan tidak mudah terpancing dengan emosi, karena pancingan emosi itulah yang diinginkan oleh musuh-musuh Islam, sebab jika umat Islam telah dikuasai emosi maka akan muncul atau terjadi pertikaian antara umat Islam dengan pemerintah, sehingga mereka para musuh Islam gembira akan hal itu.

Disebutkan dalam riwayat bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib kw di masa khilafahnya terjadi perpecahan dan perbedaan antara ummat Islam, maka beliau berkata : “ Tentukanlah sendiri apa yang kalian inginkan, sungguh aku membenci pepecahan atau aku wafat menyusul sahabat-sahabatku”. Demikian akhlak mulia sayyidina Ali bin Abi Thalib, dimana suatu waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Disebutkan dalam riwayat bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib kw di masa khilafahnya terjadi perpecahan dan perbedaan antara ummat Islam, maka beliau berkata : “ Tentukanlah sendiri apa yang kalian inginkan, sungguh aku membenci pepecahan atau aku wafat menyusul sahabat-sahabatku”. Demikian akhlak mulia sayyidina Ali bin Abi Thalib, dimana suatu waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada

ِTْ6َZَNْ6ِoَ َTْ6ِNِْpُNْا َTِP ِTْ6َZَ•ِ\ َTْ6َ> ِ ِ> َXِْHُE ْنَأ 8ا َ)َ^ََو ٌFG6َ5 اَ_َه /ِBْ>ا .نِإ