Pintu Masuk Wisatawan

Tabel 2. Pintu Masuk Wisatawan

PINTU MASUK

TARGET 2015

CAPAIAN

BALI (Ngurah Rai)

DKI JAKARTA

TANJUNG UBAN

SUMATERA UTARA (Kuala Namu)

SUMATERA BARAT

(Minangkabau) RIAU (Sultan Syarief Kasim II)

JAWA BARAT (Husein

Sastranegara) JAWA TENGAH (Adi Soemarmo)

D.I. YOGYAKARTA (Adi Soecipto)

JAWA TIMUR (Juanda)

NTB (BIL)

KALIMANTAN BARAT (Entikong)

KALIMANTAN TIMUR (Sepinggan)

SULAWESI UTARA (Sam

Ratulangi) SULAWESI SELATAN

(Hassanudin) OTHER PORT

10.406.759 Sumber : LAK Kementerian Pariwisata – 2015

TOTAL

Tabel 1 dan tabel 2 memasukkan data wisatawan dari Pos Lintas Batas (PLB) dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan pada orang asing pemegang Izin Tinggal Sementara. Menurut pasal 31 PP No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian (―PP No. 32/1994‖), Izin Tinggal Terbatas sendiri adalah salah

Mengutip LAK Kementerian Pariwisata tahun 2015 Pemasaran pariwisata Indonesia di kancah mancanegara memiliki strategi yang pertama adalah DOT (Destination, Origin, Time), yaitu:

1. Destination – melihat destinasi wisata mana sajakah yang diminati oleh masing-masing wisatawan, dengan cara melihat dashboard atau demografi dari masing-masing wisatawan.

2. Origin – merupakan strategi untuk melihat asal negara dari masing-masing wisatawan. Kemudian data ini akan dijabarkan menjadi sebuah data demografi atau dashboard mengenai ciri-ciri, kegemaran, tipe, waktu libur, hari raya, dsb.

3. Time – waktu merupakan strategi penting untuk mensikronisasikan waktu libur/Hari Libur dari masing-masing negara asal wisatawan dengan event/festival yang diselenggarakan di Indonesia.

Setelah DOT, BAS merupakan strategi pemasaran pariwisata Indonesia selanjutnya adalah:

1. Branding adalah upaya untuk mempromosikan pariwisata melalui penempatan iklan di Website, Media Ruang, TV, dan Media Cetak, mengadakan festival di mancanegara, dan mengadakan famtrip dengan mendatangkan sekelompok wisatawan asing sesuai dengan paket wisata yang ditawarkan.

2. Advertising adalah salah satu strategi pemasaran pariwisata mancanegara malalui pemasangan iklan di Media Cetak (koran dan majalah), di event-event mancanegara, blocking sale di televisi, pembuatan bahan-bahan promosi, dan kerja sama promosi dengan pelaku industri pariwisata.

3. Selling adalah memfasilitasi penjualan Paket Wisata yang dibuat oleh industry melalui Tradeshows dan Sales Mission.

Untuk mencapai target pemerintah pada tahun 2019 dengan asumsi mencapai pengunjung wisata 20 juta orang memang hal yang tidak mudah. Hal tersebut disadari pula oleh sejumlah stakeholders terkait target tersebut. Untuk memberi semangat yang berhubungan dengan target pemerintah maka seperti arahan presiden tanggal 24 Juni 2015 yang menyakan bahwa terkait masalah wisata di Indonesia, presiden menyampaikan apabila ada paket destinasi dan produk pariwisata yang belum menarik agar segera diperbaiki.Adapun sejumlah tempat-tempat pariwisata yang sudah ada, tetapi belum laku, perlu ada perbaikan dan ditingkatkan promosinya. Selanjutnya, dalam arahan Presiden

15 Oktober 2015 menginstruksikan fokus dan konsentrasi pada 10 destinasi wisata yang menjadi prioritas. Perlu sebuah langkah nyata di lapangan, sehingga 10 destinasi wisata tersebut benar –benar dapat terlihat perubahan, baik perubahan di bidang lingkungan, penataan pedagang, perbaikan manajemen promosi daerah, dan perbaikan infrastruktur, terutama air bersih, listrik, jalan dan kamar mandi dan lain-lain. Fokus terhadap 10 destinasi wisata. Apabila pengembangan 10 destinasi wisata berhasil, diharapkan mampu memancing daerah-daerah di sekitarnya untuk sukses Dikutip dari Penulis Mengikuti Seminar Digital Diplomasi, 28-29 September 2016 di Jakarta Ruang Auditorium CSIS).

Maksimalisasi upaya diplomasi BVK sebagai instrument memancing masuknya wisatwan asing bisa dilakukan hal-hal sebagi berikut yakni:

(1) pemerintah Indonesia harus fokus dalam mengembangkan pariwisata sebagai sektor industri ekonomi kreatif tertuang dalam paket kebijakan ekonomi nasional,

(2) pembangunan infrastruktur pariwisata yang menyangkut komponen: integrasi planning pembangunan infrastruktur, dan program pendukungnya,

(3) program institusi terkait dengan keterlibatan institusi dan stakeholders dalam implementasi dan eksekusi program,

(4) kebijakan finansial pemerintah terkait kolaborasi lembaga donor, investor dalam pengembangan industri wisata,

(5) kebijakan bebas visa singkat haarus terus di kuatkan inetrnasionalisasinya sebagai wadah promosi kebijakan dan

(6) kebijakan program ‗new bali‖, yakni Program 10 ―Bali Baru‖ Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo & Gunung Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara) atau beberapa tempat lainya yang selama ini belum

510

terekspose Namun ada beberapa tempat yang menjadi prioritas ekowisata bahari di Indonesia dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Dimulai dari pulau Nias yang merupakan sebuah pulau kecil di Sumatra Barat dengan tujuan wisata bahari Pantai Sorake, Pantai Fofola, Pantai Hoya, Pantai Onolimbu dll. Kemudian bergeser ke pulau Sabang dan sekitarnya dengan objek wisata Pulau Weh, Pantai Gapang, Pantai Iboih, Pulau Rubiah, Pantai Paradiso, Danau Aneuk Laot. Setelah itu ada Raja Empat dan sekitarnya dengan obejk wisata Pulau Kofiau, Misool, Waigeo Selatan dan Barat, Kepulauan Ayau. Kemudian Anambas, dengan objek wisata 19 pulau, di ikuti oleh Wakatobi dengan objek TN Wakatobi (Pulau Wangiwangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomea, Pulau Binongko). Masih daerah Sulawesi yakni di Bunaken dengan objek wisata TN Bunaken (Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Manado Tua, Pulau Montehage, Pulau Nain). Kemudian ada pulau Lombok dengan tujuan wisata TN Gunung Rinjani, Segenter, Desa Bayan, Senaru, Air terjun Sendang Gile, Gunung Rinjani, Tetebatu, Air terjun jukut dan yanag terakhir Pulau Flores dengan objek wisata Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Sabolo Besar, Danau Kelimutu.

(7) promosi berbasis digital diplomacy berhubungan dengan cara mempromosikan pariwisata melalui internet seperti media sosial dan media web masing-masing lembaga terkait.

Oleh sebab itulah, yang perlu diperhatikan adalah koordinasi di antara semua stakeholders , dalam hal ini yang harus ditekankan adalah korelasi antara actor yang bermain, kepentingan nasional dan teknologi informasi. Dalam kombinasi tersebut harus di utamakan bahwa kemajuan pariwisata Indonesia harus menjadi kepntingan bersama bukan tugas kelembagaan. Namun yang perlu deiperhatikan adalah walaupun pariwisata menjadikan ekowisata tetapi penjagaan dan perawatan wilayah harus terjaga, hal ini berkaitan dengan konservasi lingkungan, atau kehidupan fauna dan flora yang ada di wilayah tersebut terutama wisata bahari.