CARA KERJA

CARA KERJA

Pengambilan sampel tidak ditentukan menurut waktu dikarenakan sampel yang diambil harus melalui proses onani terlebih dahulu. Semen yang dikeluarkan oleh pendonor ditampung dalam botol sampel dan kemudian dimasukkan ke dalam termos yang telah diberikan batu es.Semen tersebut dibawa ke labroratorium dengan selang waktu maksimal 1 jam. Kemudian diamati volume semen, gerak, bentuk dan jumlah spermatozoa. Dicatat hasilnya dan bandingkan kualitas spermatozoa yang meliputi volume semen, gerak, bentuk, dan jumlah spermatozoa pada keempat tipe perokok.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

a. Volume semen

Volume semen perokok pada berbagai perlakuan memiliki volume rata-rata yang berbeda antara berbagai tipe perokok. Pada perokok ringan (P 1 ) volume rata-rata 5,54 ml. Perokok sedang (P 2 ) volume rata-rata 3,9 ml. Perokok Berat (P 3 ) volume rata-rata 4 ml sedangkan perokok sangat berat (P 4 ) volume rata-rata 2,3 ml ( Lampiran Tabel 4.1) Hasil Analisis Sidik Ragam (Lampiaran Tabel 4.2) diperoleh

F hitung lebih besar dari F tabel, F hitung = 12,17 dan F tabel = 3,49 pada taraf signifikan 0,05, berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah volume semen pada masing-masing perlakuan.

Untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan yang satu dengan yang lain, maka selanjutnya dilakukan uji lanjutan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji BNJ (Lampiran Tabel 4.3), terlihat

perbedaan yang nyata diperoleh antara P 3 dengan perlakuan lainnya yaitu P 1 , P 2 , P 3 . Masing-masing perlakuan, P 2 (Perokok sedang), P 3 (Perokok berat) dan P 4 (Perokok sangat berat) memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah volume semen perokok.

b. Jumlah Spermatozoa

Jumlah spermatozoa perokok pada masing-masing perlakuan diperoleh rata-rata P1 = 65,6, P2 = 63,94, P3 = 38,46, dan P4 = 33( Lampiran Tabel 4.4). Hasil Analisis Sidik Ragam pada Tabel 4.5

lampiran diperoleh nilai F hitung = 4,24 > F tabel. = 3,26 pada taraf 0,05. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah spermatozoa yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan. Untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan, dilakukan uji lanjut dengan uji Beda

!"*.-"!"

Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji BNJ pada taraf 0,05 yaitu 34,5. Nilai selisih antar rata perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata pada beberapa perlakuan, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Berdasarkan uji BNJ, terlihat perbedaan yang nyata diperoleh antara P 4 dengan P 1 , P 2 , dan P 3 . Sedangkan P 3 menunjukkan perbedaan yang nyata dengan P 2 dan P 1 . Masing-masing perlakuan P 4 (perokok sangat berat) dan P 3 (perokok berat) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan terhadap jumlah spermatozoa perokok.

c. Gerak Spermatozoa

Gerak Spermatozoa pada berbagai tipe perokok diperoleh rata- rata rata-rata gerak spermatozoa perokok pada masing-masing perlakuan berbeda, yaitu pada perokok ringan (P 1 ) menghasilkan gerak rata-rata 72 % dibandingkan dengan perokok sedang (P 2 ) yaitu rata-rata 56%. Pada perokok berat (P 3 ) memiliki gerak spermatozoa dengan rata-rata 36% sedangkan perokok sangat berat (P 4 ) memiliki gerak spermatozoa yang lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu dengan rata- rata 24%.(Tabel 4.7 Lampiran).

Hasil Analisis Sidik Ragam pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Nilai F hitung yang diperoleh adalah 14,50 dan nilai F tabel 3,49 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang nyata terhadap gerak spermatozoa yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan.

Hasil uji BNJ pada taraf 0,05 adalah 23,44. Nilai selisih antar rata perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata pada beberapa perlakuan,selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 lampiran.

Pembahasan

A. Volume semen

Rokok berkaitan erat dengan kemampuan reproduksi. Salah satunya, adalah kemampuan seorang pria untuk menghasilkan spermatozoa yang berkualitas. Kualitas spermatozoa ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting adalah volume semen.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah volume semen perokok pada masing-masing perlakuan berbeda. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata volume semen yang diperoleh pada masing-masing

tipe perokok. Volume semen rata-rata perokok ringan (P 1 ) adalah 5,54 ml. Perokok sedang (P 2 ) memiliki rata-rata volume semen 3,9 ml. Perokok berat (P 3 ) dengan rata-rata volume semen 4 ml sedangkan perokok sangat berat (P 4 ) memiliki rata-rata volume semen 2,3 ml. Perokok ringan memiliki jumlah volume semen yang lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiga tipe perokok lainnya, sedangkan perokok sangat berat memiliki jumlah volume yang lebih sedikit dari ketiga tipe

" lainnya. Normalnya, dalam sekali keluar terdapat 2 sampai 6 mililiter semen. (Anonymous, 2007 : 1).

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh pengaruh nyata terhadap jumlah semen perokok yang dihasilkan pada masing-masing tipe perokok yaitu dengan F hitung sebesar 12,17 (Tabel 4.2 lampiran).

B. Jumlah Spermatozoa

Selain jumlah volume semen yang dihasilkan, jumlah spermatozoa juga penting untuk diketahui. Dalam satu ejakulat, terkandung minimal 20 juta ekor spermatozoa per mililiternya. (Anonymous, 2007 : 3). Dari hasil penelitian terdapat perbedaan antara jumlah spermatozoa perokok yang dihasilkan pada masing-masing tipe

perokok. Perokok ringan (P 1 ) memiliki rata-rata jumlah spermatozoa 65,6 juta/ml sedangkan perokok sedang (P 2 ) memiliki rata-rata 63,94 juta/ml. Bila dibandingkan dengan kedua tipe perokok sebelumnya, perokok berat hanya memiliki rata-rata jumlah spermatozoa yaitu 38,46 juta/ml

sedangkan pada tipe perokok sangat berat (P 4 ) memiliki rata-rata 33 juta/ml. Hasil penelitian terlihat bahwa rata-rata jumlah spermatozoa yang paling banyak dimiliki oleh perokok ringan, kemudian diikuti oleh perokok sedang, perokok berat dan perokok sangat berat. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah spermatozoa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata pada masing-masing perlakuan yaitu dengan F hitung sebesar 4,24 (Tabel 4.5 lampiran).

C. Gerak Spermatozoa

Selain jumlah spermatozoa, yang tidak kalah penting adalah gerak spermatozoa. Menurut standar WHO (Davinciisdead, 2008 : 1), gerakan spermatozoa yang sehat adalah spermatozoa yang bergerak cepat dan lurus. Minimal 60% harus merupakan spermatozoa yang mampu bergerak (motil).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata spermatozoa untuk perokok ringan (P 1 ) yaitu sebesar 72%. Perokok sedang (P 2 ) memiliki rata-rata gerak spermatozoa sebesar 56% . Perokok berat (P 3 ) memiliki rata-rata gerak spermatozoa yang lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata gerak spermatozoa perokok ringan dan perokok sedang yaitu sebesar 36% sedangkan perokok sangat berat (P 4 ) memiliki jumlah spermatozoa dengan rata-rata 24%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah persentase gerak spermatozoa antara keempat tipe perokok. Pada perokok ringan (P 1 ) terdapat gerak spermatozoa yang lebih cepat bila dibandingkan dengan ketiga perokok lainnya. Untuk gerak spermatozoa yang lebih lambat terlihat pada perokok sangat berat (P 4 ). Sedangkan pada perokok sedang (P 2 ) dan perokok berat (P 3 ) memiliki jumlah

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah spermatozoa perokok yang terdapat pada masing- masing perlakuan yaitu dengan F hitung sebesar 14,50 (Tabel 4.8 lampiran).

D. Bentuk Spermatozoa

Pada hasil penelitian diperoleh bentuk spermatozoa yang abnormal pada masing-masing perlakuan namun terdapat pula spermatozoa yang normal. Pada perokok ringan (P 1 ), bentuk spermatozoa abnormal yang terlihat adalah spermatozoa ekor panjang dan spermatozoa ekor pendek. Bentuk spermatozoa abnormal yang terlihat

pada perokok sedang (P 2 ) adalah spermatozoa kepala besar dan spermatozoa ekor panjang. Perokok berat (P 3 ) memiliki bentuk spermatozoa abnormal seperti spermatozoa kepala dua, spermatozoa ekor panjang dan spermatozoa ekor pendek Sedangkan pada perokok sangat

berat (P 4 ) bentuk spermatozoa abnormal yang tampak adalah spermatozoa ekor panjang, spermatozoa kepala besar, spermatozoa bagian tengah besar dan spermatozoa yang memiliki kepala dua.

Menurut Yatim (1990 : 51) spermatozoa dapat berbentuk lain dari biasa (spermatozoa abnormal). Bentuk abnormal terjadi karena berbagai macam gangguan dalam spermatogenesis. Contoh spermatozoa orang yang abnormal, misalnya kepala gepeng, kepala raksasa, kepala kecil, bagian tengah besar, kepala dua, ekor pendek, ada sisa sitoplasma yang melekat dan ekor berujung dua.

Bentuk spermatozoa abnormal yang sering dijumpai pada keempat tipe perokok adalah spermatozoa ekor panjang. Sesuai dengan namanya, Spermatozoa tersebut memiliki ekor yang lebih panjang dari bentuk spermatozoa lainnya. Bentuk spermatozoa abnormal lebih banyak

dijumpai pada tipe perokok sangat berat (P 4 ), dimana terdapat empat bentuk spermatozoa yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan untuk tipe perokok berat (P 3 ) memiliki tiga bentuk spermatozoa abnormal. Untuk perokok sedang (P 2 ) dan perokok ringan

(P 1 ) hanya memiliki dua bentuk spermatozoa abnormal seperti yang telah disebutkan sebelumnya.