48
sebaliknya, jika
jumlah input
yang diberikan
menghasilkan output
maksimum. Pengelolaan
pendidikan yang efisien dimaksudkan bahwa pemanfaatan uang, tenaga manusia, waktu, maupun
kesempatan yang terbatas dapat memberikan hasil yang bermutu, relevan dan bernilai ekonomi tinggi.
Penggabungan sekolah dapat menigkatkan efisien dana yang dimiliki sekolah baik yang diperoleh dari
dana BOS, orang tua atau sponsor, maupun dana- dana lain yang diperoleh sekolah. Efisiensi dana
tersebut tidak saja untuk pembiayaan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar tetapi juga untuk
pembiayaan-pembiayaan lainnya seperti pemeliharaan dan gaji. Kebijakan penggabungan sekolah paling tidak
dapat mengurangi
jumlah dana
yang harus
dialokasikan untuk pemeliharaan penyediaan sarana dan prasarana dan untuk pengeluaran gaji guru
sekolah dasar.
2.4.2. Efektivitas
Implementasi manajemen mutu pendidikan di sekolah memiliki harapan untuk perbaikan mutu
sekolah agar
semakin meningkat.
Selain itu,
pengimplementasian manajemen
mutu diarahkan
untuk mencapai status sekolah efektif. Sekolah efektif adalah sekolah yang dikelola dengan manajemen yang
fungsional oleh kepala sekolah dengan memfungsikan
49
secara bersama staf dan guru-guru dalam bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.
Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan bentuk pengendalian mutu quality assurance yang
disempurnakan. Filosofi dari manajemen mutu ini adalah terciptanya budaya kerja dari seluruh personel
pimpinan dan
pegawai yang
terlibat dalam
pengadaan dan penyajian jasa pendidikan yang dijiwai oleh motivasi dan sikap untuk memenuhi dan
memuaskan harapan
pelanggan. Dalam
rangka memenuhi harapan pelanggan pendidikan ini, pengelola
sekolah secara
bertahap dan
terus-menerus memperbaiki kualitas mutu lulusannya dengan
didukung oleh kepemimpinan yang kuat dari pihak pimpinan manajer, administrator, supervisor serta
pembagian tanggung jawab untuk mencapai mutu. Ada pun karakteristik sekolah efektif menurut
Rutter dkk Law dan Glover, 1994 dalam Syafruddin 2002: 91 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
i. Memiliki etos kerja yang baik,
j. Manajemen kelas yang baik,
k. Harapan guru yang tinggi,
l. Guru sebagai contoh teladan yang positif,
m. Umpan balik yang positif dan memberikan perlakuan
terhadap siswa, n.
Koordinasi kerja yang baik antara guru dan pelajar, o.
Tanggung jawab murid, dan p.
Staf membagi aktivitas antara staf dan pelajar.
50
Selanjutnya terdapat
tiga perspektif
yang menentukan keefektifan sekolah menurut Syafruddin
2002: 91-92, yaitu:
a. Organisasi keberadaan sekolah yang dipengaruhi faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yang ada di sekolah
adalah efektivitas
kepemimpinan kepala
sekolah, profesionalisme guru, dukungan staf yang baik, pembiayaan yang cukup, sarana dan fasilitas
pengajaran yang baik, dan iklim sekolah yang kondusif. Sedangkan faktor eksternal adalah dukungan dewan
sekolah
board of
school, dukungan
industri, pemerintah, ekonomi masyarakat, dan lingkungan
sosial. b.
Proses seluruh aktivitas atau interaksi mengajar guru dan belajar murid yang bermuara pada pencapaian
tujuan pendidikan. c.
Hasil, yaitu prestasi yang dapat diukur.
Sekolah efektif diidentifikasikan sebagai sekolah yang dapat menyelenggarakan proses belajar yang
efektif karena ciri khas dari lembaga sekolah adalah terjadinya proses belajar mengajar. Dengan demikian,
dalam sekolah yang efektif menurut Mortimore Aan Komariah Cepi Triatna, 2006:37 terdapat proses
belajar yang efektif, dengan ciri:
a. Aktif, bukan pasif,
b. Tidak kasat mata,
c. Rumit, bukan sederhana,
d. Dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual di antara
peserta didik, e.
Dipengaruhi oleh berbagai konteks
Pada dasarnya efektivitas menunjukkan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode
51
yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran di sekolah secara optimal. Efektivitas ini merujuk pada
pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai
hasil yang telah
ditetapkan, yaitu memiliki
kompetensi. Sebagai upaya peningkatan efektivitas, diperlukan
adanya eksperimen,
perubahan kesepakatan,
perumusan kebijakan
baru, serta
pengembangan norma tertulis dan lisan. Dengan upaya perbaikan efektivitas yang dilakukan, menuntut adanya
diskusi dan komitmen yang berkelanjutan dari kalangan guru, keluarga, siswa, unit-unit bisnis,
lembaga pendidikan di atasnya, organisasi bisnis, dan pelaku politik untuk memperluas dan memperkaya
kapasitas siswa.
2.5. Regrouping Penggabungan Sekolah