Berat molekul didapatkan dengan menggunakan persamaan berikut: [
ɳ] = 2.0 x 10
-5
M di mana:
ɳ = viskositas intrinsik M = berat molekul
3.3.5 Pencegahan ulkus lambung
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah 2,5 ml sirup alginat yang diberikan 30 menit sebelum pemberian 1 ml asam klorida 0,6 N dapat mencegah terjadinya ulkus lambung
pada tikus yang diinduksi dengan asam.
3.3.5.1 Hewan percobaan
Hewan yang digunakan adalah tikus jantan sehat dengan berat badan 150-200 mg sebanyak 30 ekor dipelihara dalam kandang yang sesuai, diberi makanan dan minuman yang
sesuai, dipuasakan dari semua pemberian obat minimal 2 minggu sebelum diberi perlakuan.
3.3.5.2 Prosedur pecegahan ulkus
Prosedur pencegahan ulkus menggunakan metode yang dilakukan oleh Deshpande, et,al., 2003. Tikus dipuasakan selama 36 jam dengan tujuan mendapatkan lambung yang
relatif bersih dari makanan. Tikus dibagi 4 kelompok masing – masing 6 ekor, kelompok 1 diberi 2,5 ml aquades secara per oral, kelompok 2 diberikan 2,5 ml akuades setelah 30 menit
diberikan 1 ml asam klorida 0,6 N secara per oral, kelompok 3 diberikan 2,5 ml sirup alginat r.p. setelah 30 menit diberikan 1 ml asam klorida 0,6 N secara per oral, kelompok 4 diberikan
2,5 ml sirup alginat yang telah disimpan selama 12 minggu pada suhu kamar setelah 30 menit diberikan 1 ml asam klorida 0,6 N secara per oral. Setelah 1 jam pemberiaan HCl 0,6
N, tikus dibunuh dengan menggunakan eter. Lambung diambil kemudian dicuci dengan menggunakan larutan NaCl 0,9 setelah itu diamati mukosa lambung makroskopis
kemudian direndam dalam larutan formalin 10 untuk kemudian diproses secara histologi
Universitas Sumatera Utara
dengan pewarnaan haematoxylin-eosin dan diamati secara mikroskopis dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 10x10 dan 10x40.
3.3.5.3 Pembuatan Preparat Mikroskopik
Pembuatan preparat mikroskopik sampai siap untuk dilihat secara mikroskopik terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
1. Spesimen
dipotong sesuai dengan yang diinginkan setebal 1‐2 mm. 2.
Difiksasi dengan menggunakan larutan formalin 10 minimal 6‐7 jam.
3. Difiksasi
kembali dengan menggunakan larutan formalin 10 1 dan 2 masing‐ masing
selama 1 jam. 4.
Dehidrasi dengan merendam spesimen ke dalam alkohol 70, 80, dan 96 masing‐
masing selama 90 menit. Tahap dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dari
jaringan yang telah difiksasi agar nantinya mudah dilakukan parafinisasi.
5. Penjernihan
dengan merendam spesimen kedalam xilena 1, 2, dan 3 masing‐ masing
selama 2 jam. Tahap penjernihan bertujuan untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan.
6. Embending
dengan menggunakan paraffin cair 56°C 1 dan 2 masing‐masing selama
2 jam. 7.
Blocking pada cassete dan didinginkan pada suhu 4°C beberapa saat.
8. Spesimen
dipotong dengan menggunakan mikrotom Leica setebal 2‐3 µm kemudian
diletakkan di atas kaca objek yang telah diolesi gliserin. 9.
Dilakukan deparafinisasi dengan menggunakan xylol 1, 2, dan 3 masing‐masing
selama 15 menit.
10. Direhidrasi
dengan menggunakan alkohol 96, 80, dan 50 masing‐masing selama 15
menit.
Universitas Sumatera Utara
11. Dibersihkan
dengan menggunakan air mengalir kemudian diwarnai dengan pewarnaan
haematoxyline‐eosin rendam ke dalam zat warna Haematoxyline mayers selama
5 menit kemudian cuci dengan air mengalir, setelah itu direndam ke dalam larutan
eosin 1 selama 1 menit. 12.
Dihidrasi dengan etanol 80, 96, dan absolut masing‐masing 1 menit lalu
dikeringkan. 13.
Direndam dalam larutan xilena selama 1 menit, kemudian ditutup dengan kaca objek
yang telah diberi Canada balsem Entellan
®
. 14.
Diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Spesifikasi Sirup Alginat
4.1.1 Viskositas Sirup Alginat
Viskositas sirup alginat diukur dengan menggunakan Viskometer Brookfield. Dari hasil pengukuran viskositas sirup alginat diperoleh viskositas sebesar 150 cp.
4.1.2 pH Sirup Alginat
pH sirup alginat diukur dengan menggunakan pH meter Hanna. Dari hasil pengukuran pH diperoleh pH sirup alginat sebesar 6. Hal ini menunjukkan bahwa sirup alginat bersifat
sedikit asam.
4.1.3 Berat Jenis Sirup Alginat
Berat jenis sirup alginat diukur dengan menggunakan metode gravimetri. Dari hasil
pengukuran diperoleh berat jenis sirup alginat sebesar 1,2 gml.
4.1.4 Organoleptis Sirup Alginat
Organoleptis sirup alginat dilihat dari pengujian warna, bau dan rasa sirup alginat. Sirup alginat memiliki warna bening kekuningan, berbau alginat dan memiliki rasa manis.
4.2 Uji Stabilitas Sirup Alginat
4.2.1 Stabilitas Sirup Alginat pada Suhu Kamar 28°C
Pada pengujian stabilitas sirup alginat ditentukan setiap 1 minggu selama 24 minggu dengan melakukan pengujian viskositas, pH, berat jenis dan organoleptis diperoleh perubahan
yang terjadi selama 24 minggu pengujian. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dalam Lampiran 1 dan Tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Perubahan Viskositas, pH, Berat Jenis, dan Organoleptis Sirup Alginat pada
Penyimpanan Suhu Kamar 28°C
Universitas Sumatera Utara