Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH NON PERFORMING LOAN, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

TAHUN 2011-2013

OLEH:

NETTY SURYANI 090503069

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Non-Performing Margin, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2015 Yang membuat pernyataan

Nim : 090503069 Netty Suryani


(3)

ABSTRAK

PENGARUH NON-PERFORMING LOAN, LOAN TO DPOSIT RATIO, DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh non-performing loan, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013.

Sampel Penelitian diambil secara purposive sampling dimana terdapat 13 (tiga belas) perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari tiga variabel independen yaitu non-performing loan, loan to deposit ratio, dan net interest margin, sedangkan variabel dependen yaitu rentabilitas modal sendiri. Rasio rentabilitas modal sendiri menggunakan Return On Equity.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Selain itu uji hipotesis yang dipakai adalah uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta uji F-statistik untuk menguji keberartian secara bersama-sama dengan level signifikansi 5%. Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi juga digunakan dalam penelitian ini. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial non performing loan berpengaruh signifikan negatif terhadap rentabilitas modal sendiri, loan to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri, dan

net interest margin berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Sedangkan secara simultan variabel non performing loan, loan to deposit ratio

dan net interest margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

return on equity.

Kata kunci : Non Performing Loans (NPL), Loans to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Return on Equity (ROE).


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF NON-PERFORMING LOANS, LOAN TO DEPOSIT RATIO, AND NET INTEREST MARGIN TO THE RETURN ON EQUITY OF THE BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE ON

2011-2013

The purpose of this study was to investigate the effect of non-performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin to the return on equity of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2011-2013.

This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on BEI during the period of 2011 to 2013.

The samples were taken with purposive sampling where there are 13 (thirteen) companies that meet the criteria for sample selection. The data used are secondary data obtained from the website of the Indonesian Stock Exchange Capital Market Directory 2011 to 2013. The variables used in this research consists of three independent variables such as non performing loans, loan to deposit ratio and net interest margin, while the dependent variable is rentability. rentability ratios used in Return on Equity.

The analysis technique used in this research is multiple linear regression to obtain a comprehensive picture of the relationship between variables that one with the other variables. In addition, the hypothesis test used was the t-test statistic for testing the partial regression coefficient and test F-statistic for testing significance together with the significance level of 5%. Classic assumption test covering normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test, and the autocorrelation test is also used in this research. Testing was performed with program SPSS 17.0.

From this research can be concluded that partial non performing loans have negative significant effect on return on equity, loan to deposit ratio have no significant effect on return on equity, and net interest margin have significant effect on return on equity. While simultaneously influence non performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin levels have a positive significant effect on profitability.

Keywords: Non Performing Loans (NPL), Loans to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Return on Equity (ROE).


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta karunia yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013“ sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menerima banyak doa, dukungan, dan bantuan dari banyak pihak, khususnya dari kedua orang tua penulis yang senantiasa mendokan, mengingatkan, dan mendukung penulis, penulis merasa sangat berterimakasih sebesar – besarnya atas doa dan dukungannya sehingga penulisan skripsi ini dapat terwujud. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapaselaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak

4. I

selaku Ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, waktu, dan dorongan bagi penulis. 5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak dan bapak

6. Adik penulis, Dwi Wanta Sacawijaya, yang telah memberikan doa , dukungan, dan dorongan selama proses penyusunan skripsi. Begitu juga dengan teman sekaligus keluarga juga sahabat-sahabat saya: Rosfaliza Novia, Fitria Dwi Wulandari, Syafrita Ridha Ginting, Nur Asma, Dana Alfi Anjani. Terima kasih banyak atas dukungan, perhatian, semangat, bantuan dan percakapan gila yang diberikan untuk penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat bersyukur memiliki kalian semua dan persahabatan yang indah hingga saat ini.

saran dan masukan bagi penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang memerlukan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Medan, Januari 2014 Penulis

Nim : 090503084 Netty Suryani


(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Perbankan ... 9

2.1.1.1 Pengertian Perbankan ... 9

2.1.1.2 Jenis-jenis Bank ... 10

2.1.1.3 Pengertian Kredit ... 13

2.1.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 14

2.2 Rentabilitas ... 16

2.2.1 Pengertian dan Konsep Rentabilitas...16

2.2.2 Hubungan Antara Rentabilitas Ekonomi Dan Rentabilitas Modal Sendiri ...25

2.3 Non Performing Loan ... 26

2.4 Loan To Deposit Ratio ... .. 27

2.5 Net Interest Margin...28

2.6 Penelitian Terdahulu...29

2.7 Kerangka Konseptual...31

2.8 Hipotesis Penelitian...32

BAB III METODE PENELITIAN ...33

3.1 Rancangan Penelitian ...33

3.1.1 Variabel Penelitian ...33

3.2 Jenis dan Sumber Data ...36

3.3 Metode Pengumpulan Data ...37


(8)

3.5 Metode Analisis Data ... 41

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ...41

3.5.1.1 Uji Normalitas ...41

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas ...43

3.5.1.3 Uji Heteroskedasitas ...44

3.5.1.4 Uji Autokorelasi ... 45

3.5.1.5 Uji Regresi Berganda ...46

3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 46

3.6.2.1 Uji Parsial (t-test) ... 47

3.6.2.2 Uji Pengaruh Simultan (F-Test) ... 48

3.6.2.3 Koefisien Determinasi R2... 49

3.6 Jadwal Penelitian ... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 51

4.2 Statistik deskriptif ... 51

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.4 Uji Hipotesis ... 59

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal

1.1 Daftar Sampel Perusahaan... 6

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 30

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 35

3.2 Daftar Perusahaan Perbankan BEI Yang Menjadi Sampel ... 39

3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 40

3.4 Jadwal Penelitian ... 50

4.1 Perhitungan Nilai Maksimum,Minimum, Mean, dan Standar Deviasi ... 52

4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55

4.3 Hasil Perhitungan VIF ... 56

4.4 Hasil Uji Glejser ... 57

4.5 Uji Autokorelasi ... 58

4.6 Uji T (Uji Pengaruh Secara Parsial) ... 60

4.7 Hasil Perhitungan Regresi Simultan ... 62


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Hal

2.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Grafik Histogram ... 53

4.2 Uji Normalitas ... 54


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Hal

1 Data Rasio Perbankan ... 71

2 Statistik Deskriptif ... 73

3 Uji Asumsi Klasik ... 74

4 Uji Hipotesis ... 76

5 Tabel Durbin-Watson (DW) ... 77

6 Tabel Titik Persentase Distribusi t ... 78

7 Tabel Titik Persentase Distribusi F ... 79


(12)

ABSTRAK

PENGARUH NON-PERFORMING LOAN, LOAN TO DPOSIT RATIO, DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh non-performing loan, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013.

Sampel Penelitian diambil secara purposive sampling dimana terdapat 13 (tiga belas) perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari tiga variabel independen yaitu non-performing loan, loan to deposit ratio, dan net interest margin, sedangkan variabel dependen yaitu rentabilitas modal sendiri. Rasio rentabilitas modal sendiri menggunakan Return On Equity.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Selain itu uji hipotesis yang dipakai adalah uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta uji F-statistik untuk menguji keberartian secara bersama-sama dengan level signifikansi 5%. Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi juga digunakan dalam penelitian ini. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial non performing loan berpengaruh signifikan negatif terhadap rentabilitas modal sendiri, loan to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri, dan

net interest margin berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Sedangkan secara simultan variabel non performing loan, loan to deposit ratio

dan net interest margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

return on equity.

Kata kunci : Non Performing Loans (NPL), Loans to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Return on Equity (ROE).


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF NON-PERFORMING LOANS, LOAN TO DEPOSIT RATIO, AND NET INTEREST MARGIN TO THE RETURN ON EQUITY OF THE BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE ON

2011-2013

The purpose of this study was to investigate the effect of non-performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin to the return on equity of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2011-2013.

This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on BEI during the period of 2011 to 2013.

The samples were taken with purposive sampling where there are 13 (thirteen) companies that meet the criteria for sample selection. The data used are secondary data obtained from the website of the Indonesian Stock Exchange Capital Market Directory 2011 to 2013. The variables used in this research consists of three independent variables such as non performing loans, loan to deposit ratio and net interest margin, while the dependent variable is rentability. rentability ratios used in Return on Equity.

The analysis technique used in this research is multiple linear regression to obtain a comprehensive picture of the relationship between variables that one with the other variables. In addition, the hypothesis test used was the t-test statistic for testing the partial regression coefficient and test F-statistic for testing significance together with the significance level of 5%. Classic assumption test covering normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test, and the autocorrelation test is also used in this research. Testing was performed with program SPSS 17.0.

From this research can be concluded that partial non performing loans have negative significant effect on return on equity, loan to deposit ratio have no significant effect on return on equity, and net interest margin have significant effect on return on equity. While simultaneously influence non performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin levels have a positive significant effect on profitability.

Keywords: Non Performing Loans (NPL), Loans to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Return on Equity (ROE).


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri perbankan merupakan salah satu industri yang sangat pesat perkembangannya. Perkembangan tersebut salah satunya bisa ditandai dengan laju kredit yang kerap naik pertahunnya dan dengan adanya persaingan ketat dalam industri perbankan di Indonesia dalam hal memberikan pinjaman pada debitur. Menurut Januarti (2002), hal ini disebabkan oleh deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan pada tahun 1983, deregulai ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi aktiva maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Dari fungsi bank, dapat dilihat bahwa dasar operasi bank adalah kepercayaan masyarakat terhadap bank. Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan masyarakat pada bank, manajemen bank perlu meningkatkan kinerjanya.

Menurut Kasmir (2008: 2), “Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang apa pun selalu tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Dana merupakan masalah pokok yang selalu ada dan selalu muncul dalam setiap usaha”.

Dana merupakan persoalan yang paling utama karena tanpa adanya dana, bank tidak akan berfungsi sebagaimana layaknya. Peran bank dalam menghimpun


(15)

dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk kredit maupun dalam bentuk lainnya, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit yang disalurkan oleh bank merupakan bagian terbesar dari asset yang dimiliki bank, sehingga kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung atau kegiatan utama bank. Dari neraca setiap bank umum dapat dilihat bahwa kredit merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank. Oleh karena itu, pemerintah dan dunia perbankan harus menetapkan kebijakan yang dapat mengatur keseimbangan perkreditan nasional.

Seiring peningkatan jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba menghimpun dana dari masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat bagi yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Fungsi intermediasi ini bukanlah hal yang mudah bagi perbankan, mulai dari aktivitas penghimpunan sampai penyaluran dana mengandung risiko sehingga perbankan diharuskan untuk dapat menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko yang dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Pemberian kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kembali kredit atau dengan kata lain Non Preformming Loan (NPL) yang akan mempengaruhi kinerja bank. Salah satu upaya pemerintah untuk menghidari risiko karena kualitas kredit yang semakin memburuk ialah melalui restrukturisasi kredit. Kualitas kredit dinilai berdasarkan kolektibilitas, yang pada prinsipnya berdasarkan pada kontinuitas pembayaran kembali oleh debitur. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005


(16)

tanggal 27 november 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif, kualitas kredit dapat digolongkan menjadi lancar (pass), perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss).

Dalam kegiatan operasionalnya sesuai dengan tujuan didirikannya bank, maka bank pastinya meminjamkan uang kepada masyarakat. Dalam hal ini, bank akan menghadapi risiko-risiko. Boston Conculting Group (BCG) merekomendasikan pengelompokkan risiko menjadi tiga, yaitu:

1. Risiko kredit, yang merupakan kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan (default) debitur yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit.

2. Risiko pasar, yang merupakan risiko kerugian dalam nilai portofolio yang diakibatkan oleh fluktuasi tingkat suku bunga, fluktuasi nilai tukar, fluktuasi harga komoditi, dan fluktuasi harga saham.

3. Risiko operasional, yang merupakan risiko kerugian yang langsung maupun tidak langsung diakibatkan oleh kegagalan atas proses-proses operasional yang kurang memadai.

Sesuai dengan risiko diatas, maka penulis membahas rasio hutang tentang

non-performing loan dan loan to deposit ratio yang merupakan bagian dari rasio perbankan yg berkaitan dengan hutang dan risiko yang jelas mempengaruhi pendanaan perusahaan. Dalam penggunaan hutang diperlukan kehati-hatian atas


(17)

risiko yang dapat terjadi. Hal tersebut dikarenakan penggunaan hutang mempunyai risiko tinggi yaitu biaya modal.

Penulis juga membahas rasio net interest margin yaitu rasio yang memiliki kegunaan untuk menilai kemampuan manajemen sebuah bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan bunga bersih. Berdasarkan Finance and Banking Journal (vol.13. No.1, Juni, 2011), “dari berbagai perdebatan pro dan kontra terhadap indikator inefisiensi perbankan Indonesia, pembahasan mengenai

net interest margin perbankan merupakan hal yang menarik untuk dianalisa”.

Dengan pesatnya kemajuan dan persaingan dalam perbankan maka untuk meningkatkan kegiatan operasional dan pendanaannya, bank pun memasuki pasar saham. Dengan masuknya bank kedalam pasar saham maka kewajiban bank pun meningkat. Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. Semakin besar ROE menandakan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan pemegang saham dan memberikan dampak positif bagi pasar ekuitas.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Pandu Mahardian (2008) meneliti tentang analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (studi kasus perusahan perbankan yang tercatat di BEJ periode Juni 2001-Juni 2007). Penelitian ini menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR), Efisiensi Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin


(18)

(NIM), dan Loan Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independen dan menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah variabel NIM dan LDR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif terhadap ROA tetapi tidak signifikan.

Fitria Dwi Wulandari (2013 ), Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2010. Penelitian ini menggunakan NPL dan LDR sebagai variabel independen dan menggunakan ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial resiko kredit (NPL) yang diberikan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas dan tingkat likuiditas (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.Sedangkan secara simultan, pengaruh resiko kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Dikarenakan hasil penelitian yang cenderung konsisten tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk mempelajari kembali pengaruh non-performing loan, loan to deposit ratio, net interest margin terhadap rentabilitas modal sendiri pada perbankan yang terdaftar di BEI. Dikarenakan pesatnya perkembangan dan ketatnya persaingan didalam industri perbankan yang memicu perubahan-perubahan khususnya untuk penelitian. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk kembali mempelajari, membahas, serta melakukan penelitian dengan judul:


(19)

“Pengaruh Non-Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013”.

Daftar perusahaan yang menjadi sample :

Tabel 1.1 Daftar Sample Perusahaan

No Kode Nama Bank

1 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

2 BBKP Bank Bukopin Tbk

3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

4 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk

5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

6 BBCA Bank Central Asia Tbk

7 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

9 MEGA Bank MEGA Tbk

10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

12 BNLI Bank Permata Tbk

13 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sumber : idx.co.id laporan kinerja perbankan

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh dari Non-Performing Loan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri ?


(20)

2. Apakah terdapat pengaruh dari Loan To Deposit Ratio terhadap Rentabilitas Modal Sendiri ?

3. Apakah terdapat pengaruh dari Net Interest Margin terhadap Rentabilitas Modal Sendiri?

4. Apakah Non-Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, dan Net Interest Margin secara simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) pada industri perbankan yang terdaftar di BEI ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji apakah Non-Performing Loan berpengaruh secara parsial terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).

2. Untuk menguji apakah Loan To Deposit Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).

3. Untuk menguji apakah Net Interest Margin berpengaruh secara parsial terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).

4. Untuk menguji apakah Non-Performing Loan, Loan To Deposit Ratio,

Net Interest Margin berpengaruh secara simultan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).


(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah pengunaan hutang dan peningkatan rentabilitas modal sendiri perusahaan. 2. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan

sebagai suatu kesempatan dalam menerapkan ilmu yang sudah didapat dan dipelajari dibangku perkuliahan sekaligus sebagai bahan perbandingan antara hal-hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan ilmu pengetahuan.

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi ataupun memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan mengembangkan variabel.

4. Bagi Investor, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh dari penilaian keuangan perusahaan terhadap harga saham yang diperdagangkan dipasar modal yang dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan

2.1.1.1 Pengertian Perbankan

Kata bank berasal dari bahasa Italia ‘banca’ yang berarti tempat penukaran uang. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang lebih dikenal sebagai banknote. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992) tentang perbankan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Dari pengertian diatas diketahui bahwa aktivitas perbankan adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dari aktivitas menghimpun


(23)

maupun dalam aktivitas menyalurkan dana tersebut, perbankan mendapatkan laba.

2.1.1.2 Jenis-jenis Bank

Menurut Kasmir (2008: 35), adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain:

1. Dilihat dari segi fungsinya a) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan prinsip-pinsip syariah mendasari kegiatan bank ini, dimana dalam aktivitasnya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakankegiatan usaha secara konvensional dan prinsip-pinsip syariah mendasari kegiatan bank ini, dimana dalam aktivitasnya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya a) Bank Milik Pemerintah


(24)

Bank milik pemerintah adalah bank yang akte pendiriannya dan juga modal usahanyadimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini sudah tentu dimiliki oleh pemerintah pula.

b) Bank Milik Swasta Nasional

Bank milik swasta nasional adalah bank yangseluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional dimana akte pendiriannya pun dimiliki oleh swasta, sehingga dengan begitu pembagian keuntungan usahanya untuk keuntungan swasta pula.

3. Dilihat dari segi status a) Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang dapat atau diizinkan melakukan transaksi ke luar negeri sertatransaksi-transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing. b) Bank Non Devisa

Bank non devisa adalah bank yang tidak dapat dan belum memiliki izin untuk melakukan transaksi seperti bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi ke luar negeri serta transaksi-transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing.


(25)

4. Dilihat dari segicara menentukan harga

a) Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional

Dalam kegiatannya mencari keuntungan serta menentukan harga kepada nasabahnya, bank yang berdasarkan konvensional menggunakan dua metode sebagai berikut:

1. Bunga ditetapkan sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Dan begitu juga harga untuk produk pinjamannya (kredit) ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga dengan cara ini dikenal sebagaispread based.

2. Untuk jasa-jasa dan kegiatan bank lainnya pihak perbankan menetapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Metode yang digunakan dalam pengenaan biaya ini dikenal sebagai fee based.

b) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah

Dalam kegiatannya mencari keuntungan serta menentukan harga kepada nasabahnya, bank yang berdasarkan syariah menggunakan lima metode sebagai berikut:


(26)

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).

3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).

4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

5) Adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

2.1.1.3 Sumber Dana Bank

Menurut Triandu (2008:96), pada dasarnya suatu bank mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu :

a. Dana sendiri

Dana sendiri ini dapat berupa modal disetor, dana dari penjualan saham di bursa efek ,akumulasi laba ditahan, cadangan – cadangan dan agio saham.


(27)

Dana dari deposan ini dapat berupa giro, tabungan dan deposito berjangka yang berasal dari nasabah perorangan atau badan.

c. Dana pinjaman

Dana pinjaman ini dapat berupa call money, pinjaman antar bank, kredit dan likuiditas Bank Indonesia

d. Sumber dana lain

Sumber – sumber tersebut berasal dari setoran jaminan, dana transfer, surat berharga pasar uang dan diskonto Bank Indonesia.

2.1.1.4 Alokasi Dana Bank

Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber perlu dikelolasecara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan danaberdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Siamat (2005:236), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva bank :

1. Prioritas penggunaan dana

Penggunaan dana bank berdasarkan prioritas penggunaan dana adalah sebagai berikut :


(28)

Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan keperluan operasi bank sehari-hari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah.

b. Cadangan sekunder (secondary reserve)

Cadangan sekunder dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang darisatu tahun.Cadangan sekunder ini semata-mata dimaksudkan untuk kebutuhan likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan.

c. Penyaluran kredit

Penyaluran kredit merupakan kegitan utama bank. Oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha ini.

2. Penggunaan dana menurut sifat aktiva

Penggunaan dana ini dapat dibedakan sebagai berikut : a. Akiva tidak produktif (non-earning assets)

Aktiva tidak produktif merupakan penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank.

b. Aktiva produktif (earning assets)

Aktiva produktif merupakan semua penanaman dana dalam rupiahdan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.


(29)

2.2 Rentabilitas

2.2.1 Pengertian Dan Konsep Rentabilitas

Salah satu ukuran utama keberhasilan perusahaan didalam mengelola usahanya adalah tingkat rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam semua modal yang bekerja didalamnya. Semua modal yang bekerja dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal pinjaman. Menurut para ahli menyatakan bahwa :

Sofyan Syafri Harahap (2001 : 66), Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya.

Agus Sartono (2001 : 125), “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupu n modal sendiri”.

Bambang Riyanto (2001 : 35), “Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.


(30)

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :

������������= L

M x 100%

Yang mana L adalah merupakan jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan ada bermacam-macam dan tergantung laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba netto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba netto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva “Tangible”, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba netto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.

Dalam hal mengenai konsep rentabilitas penulis hanya membahas mengenai dua penilaian rentabilitas perusahaan, yaitu :

1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Maka dirumskan sebagai berikut :


(31)

������������������� = Laba Usaha

Modal Sendiri + Modal Asing x 100%

Maka dari itu, pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan modal. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating Capital/ asset). Dengan demikian, maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Demikan pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Dengan demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan atau dari efek (misalnya dividen, coupont, dan lain-lain) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Pada umumnya masalah rentabilitas lebih penting dari pada masalah laba karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang baru diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang


(32)

menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya.

Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperoleh laba yang tinggi, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Maka agar tingkat rentabilitasnya dapat dipertinggi, kita harus mengetahui faktor-faktor rentabilitas ekonomi / Earning Power. Tinggi rendahnya earning power ditentukan oleh dua faktor, yaitu :

1. Profit Margin, yaitu perbandingan antara “Net Operating Income” dengan “Net Sales”, perbandingannya dinyatakan dengan persentase :

������������ = ������������������

�������� x 100%

Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin

ialah selisih antara net sales dengan “Operating Expense” ( harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum ), selisih yang mana dinyatakan dalam persentase dari net sales.

Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales


(33)

kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expense). Dengan jumlah operating expense tertentu profit margin

dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil operating expense. Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperkecil

profit margin, yaitu :

• Dengan menambah biaya usaha (operating expense) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expense. Perubahan besarnya

sales dapat disebabkan karena perubahan harga jual per unit produk sudah ditentukan. Dengan demikian dapatlah dikaitkan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales disini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan :

a) Memperbesar volume sales unit pada tingkat harga penjualan tertentu. Atau,

b) Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit tertentu.

• Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai pada tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expense

yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar dibandingkan dengan berkurangnya


(34)

pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya

operating expense yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa profit marginnya makin besar.

2. Turnover of operating asset (Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assetdalam suatu periode tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating asset.

������������������������ = �������� ��������������

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales, sedangkan “operating asset turnover” dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu. Maka dari itu percampuran kedua efisiensi profit margin dan

operating asset turnover menentukan tinggi rendahnya earning power. Semakin tinggi tingkat profit margin atau operating asset turnvover masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan


(35)

naiknya earning power. Hubungan antara profit margin dengan

operating asset turnover dapatlah digambarkan sebagai berikut :

������������ ���������������������� = ������������ ������������ ������

��� ����� ×

��� �����

��� ��������� ����� =

��� ��������� ������ ��� ��������� �����

Tinggi rendahnya operating Asset Turnover selama periode tertentu ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : net sales dan operating asset. Dengan jumlah operating asset tertentu, makin besarnya jumlah sales

selama periode tertentu mengakibatkan makin tingginya turnover nya. Demikian pula halnya luas sales tertentu dengan makin kecilnya

operating asset akan mengakibatkan makin tingginya turnover nya. Maka untuk mendampingi operating asset turnover terdapat 2 cara, yaitu :

a) Dengan menambah modal usaha (operating asset) sampai pada tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales

yang sebesar-besarnya.

b) Dengan mengurangi sales sampai pada tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan operating asset


(36)

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dilain sisi, adapun seorang ahli yang menyatakan bahwa :

Syamsudin ( 2001 : 64), “Rentabilitas modal sendiri (Return On Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan”.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT = Earning After Tax). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja didalam perusahaan.

Rentabilitas Modal Sendiri =Laba Setelah Pajak


(37)

Namun dalam penggunaan retabilitas modal sendiri disini penulis menggunakan variabel Return On Equity sebagai titik hitung untuk rentabilitas modal sendiri. Return On Equity dinyatakan dalam persentase, yaitu :

�������������� (���) =Laba Bersih Setelah Pajak

Pendapatan x 100%

Dimana hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi maka rasio ini akan semakin tinggi. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Menurut Hanafi dan Halim (2007 : 87), angka yang tingi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas atau rentabilitas usaha yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan pengukur return

yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998 : 74), Return On Investment menunjukkan seberapa banyak laba yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.


(38)

ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan utang. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan. Apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Rasio atau pedoman yang baik adalah antar 20%-40%.

Dengan memahami ROE secara mendalam, kita akan menemukan tiga hal penting diantaranya:

1) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability). 2) Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets

management).

3) Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage).

2.2.2 Hubungan Antara Rentabilitas Ekonomi Dengan Rentabilitas Modal Sendiri

Pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, secara teoritis dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya rentabilitas ekonomi (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dalam keadaan yang demikian suatu perusahaan yang menggunakan modal asing yang lebih besar akan memperoleh kenaikan


(39)

rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih kecil.

Sebaliknya, dalam situasi ekonomi yang memburuk dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun, perusahaan yang mempunyai modal asing yang besar akan mengalami penurunan rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih sedikit.

2.3 Non Performing Loan

Net Performing Loan adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank, dengan kata lain NPL adalah tingkat pengembalian kredit bermasalah atau kredit macet pada bank tersebut. NPL diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPL tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Peningkatan NPL yang terjadi pada masa krisis secara langsung berpengaruh terhadap menurunnya likuiditas bagi sektor perbankan karena tidak adanya uang masuk baik yang berupa pembayaran pokok maupun bunga pinjaman dari kredit-kredit yang macet. Sehingga bila dibiarkan terus maka akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat.


(40)

���

=

pembiayaan tidak lancar

total pembiayaan

x 100%

Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan.

Selamet Riyadi (2006:32), “semakin besar tingkat NPL menunjukkan bahwa ban ktersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank”.

2.4 Loan To Deposit Ratio

Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah “Loan to Deposit Ratio

(LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito)”.

Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Abra Puspa Ghani Talattov dan FX Sugiyanto (2008), “LDR menunujukkan rasio dana kredit terhadap pihak ketiga”.

Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Selamet Riyadi (2006 : 195) , “LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga (DPK) yanbg dapat dihimpun bank”.


(41)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan dengan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh bank tersebut. Kegunaan LDR adalah untuk menilai likuiditas sebuah bank, juga untuk menunjukkan bagaimana kemampuan bank dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kemasyarakat.

Rumus perhitungan Loan to Deposit Ratio menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah:

�����������

Total Dana Pihak KetigaX100%

2.5 Net Interest Margin

Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah “Net Interset Margin (NIM) merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya”.

Menurut Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, “NIM diukur dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif”.


(42)

Selamet Riyadi (2006:21), “Net Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antara presentase hasil bunga terhadap total asset atau terhadap total

earning assets”.

Abra Puspa Ghani Talattov dan FX Sugiyanto (2008), “NIM merupakan selisih bunga simpanan (dana pihak ketiga) dengan bunga pinjaman”.

Dengan demikian, Net Interest Margin pada dasarnya adalah rasio keuangan hasil dari perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aktiva, yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. Sementara itu, kegunaan Net Interest Margin (NIM) adalah untuk menilai kemampuan manajemen sebuah bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Nilai dari Net Interest Marginperusahaan perbankan dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :

NIM = Interest Income−Interest Expense

Total Asset × 100%

2.6 Penelitian Terdahulu

Dikarenakan sangat jarangnya penelitian yang berhubungan dengan rentabilitas modal sendiri maka penulis membandingkan penelitiannya dengan variabel dependen dari tingkat profitabilitas yang diwakilkan oleh ROA. Dikarenakan perbedaan yang ada secara garis umumnya adalah jika ROA menggambarkan tingkat pengembalian termasuk capital gain dan dividen pada pemegang saham maka ROE menggambarkan tingkat pengembalian modal yang


(43)

digunakan untuk kegiatan operasional perbankan namun tidak termasuk tingkat pengembalian capital gain dan dividen. Adapun beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang juga berkaitan dengan pengaruh loan to deposit ratio, non performing loan, dan net interest margin terhadap ROA perbankan tercantum pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian

Peneliti Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1. Analisis

Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002-Juni 2007) Pandu Mahardian, S.T (2008) Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio, Return On Assets

CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. NPL berpengaruh negatif terhadap ROA namun tidak signifikan.

2. Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan(Studi Anisa Nursatyani (2008) Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Net Interest BOPO, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing.

bank domestik dan bank asing. Risiko pasar (NIM) dan


(44)

Perbandingan pada Bank Domestik dan Bank Asing di Indonesia Periode 2004-2008)

Margin Modal (CAR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing.

. 3. Analisis

Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Restiyana (2008) Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio, Return On Assets.

CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

NPL (X1)

LDR (X2)

NIM (X3)

Rentabilitas Modal Sendiri

(ROE) (Y)


(45)

Dalam penelitian ini, variabel dependen atau variabel terikat adalah rentabilitas yang dilambangkan oleh Return On Equity (ROE) dan variabel independen atau variabel yang mempengaruhi terdiri dari Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, dan Net Interest Margin.

Secara teoritis, variabel NPL memiliki hubungan negatif terhadap rentabilitas, sedangkan variabel LDR memiliki hubungan positif terhadap rentabilitas. Dimana hal tersebut berarti apabila risiko kredit meningkat maka rentabilitas akan menurun, sedangkan apabila tingkat likuiditas meningkat maka rentabilitas juga akan meningkat. Sedangkan variabel NIM memiliki hubungan positif terhadap rentabilitas dimana jika semakin besar NIM maka hal tersebut menunjukkan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan dari penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Non Performing Loan berpengaruh terhadap Rentabilitas. H2 : Loan To Deposit Ratio berpengaruh terhadap Rentabilitas. H3 : Net Interest Margin berpengaruh terhadap Rentabilitas.

H4 : Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest

Margin (NIM) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Rentabilitas modal sendiri.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Erlina ( 2011 : 73), “ Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data akhir “.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal menurut ahli adalah :

Umar (2003 : 30), “ Adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain“.

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau objek yang berbeda. Dalam hal ini variabel yang akan digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen.


(47)

Menurut para ahli, variabel penelitian merupakan :

Arikunto. Suharsimi (1998 : 99), “Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik erhatian atau penelitian”.

Hadi. Sutrisno (1982 : 437), “Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen”.

1) Variabel Dependen

Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat atau variabel tidak bebas ini merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen.

2) Variabel Independen

Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse variable) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable). Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecendent variable) dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent variable). Variabel ini sering juga


(48)

disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus, dan prediktor. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan variasi bagi variabel tak bebas (variabel dependen) dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel

Definisi

Operasional Indikator Skala

Rentabilitas Modal Sendiri (Y)

. Rasio ini menunjukkan efisiensi

penggunaan modal sendiri semakin tinggi maka rasio ini akan semakin tinggi.

ROE = Net Income

Total Equity × 100%

Return On Equity (ROE) Loan To Deposit Ratio (X1) Kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan atau kebutuhan dana sesegera mungkin dan dengan biaya yang sesuai.

LDR =

Total Loans

Total Deposit × 100%

Loan To Deposit Ratio (LDR) Non Performing Loan (X2) nasabah mengembalikan jumlah pinjaman beserta bunganya yang diperoleh dari bank sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

NPL = Pembiayaan Non Lancar

Total Pembiayaan × 100%

Non

Performing Loan (NPL)


(49)

Net Interest Margin (X3)

Perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aktiva, yang juga merupakan selisih antara bunga

simpanan dan bunga pinjaman.

NIM =

Interest Income−Interest Expense Total Asset

× 100%

Net Interest Margin

(NIM)

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung didapat dari sumbernya, data tersebut diperoleh dari media perantara yang berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Menurut ahli :

“ Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. “

(Umar, 2003 : 36)

Data penelitian ini diperoleh darPeneliti menggunakan data tahun 2011, 2012 dan 2013 untuk variabel independen, sedangkan untuk memprediksi variabel dependen adalah data penutupan tahun 2011, 2012 dan 2013.


(50)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni me-review jurnal akuntansi, serta buku-buku berkaitan dengan masalah penelitian. Tahap kedua, yakni mendokumentasikan data sekunder berupa laporan keuangan audited yang dipublikasikan oleh BEI. Data ini diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan perbankan melalui situs

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang digunakan dalm penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang ada di BEI tahun 2010-2012 yang berjumlah 13 perusahaan.

Sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, Pengertian sampel menurut Erlina (2011:81), “adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative atau mewakili. Jika sampel kurang representatif, akan mengakibatkan nilai yang di hitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”.


(51)

Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011, 2012, dan 2013 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia selamaperiode 2011-2013.

b. Perusahaan perbankan yang tersedia laporan keuangan perusahaan tahunannya yang telah diaudit secara lengkap berturut-turut yaitu dari tahun 2011-2013.

c. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variable yang diteliti.

d. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah Indonesia.

e. Laporan keuangan sampel merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP.

Kemudian dari 31 perusahaan perbankan yang menjadi populasi, setelah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di atas maka didapatlah 13 perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini untuk 3 tahun pengamatan (2011-2013) dengan total observasi 39. Berikut adalah daftar seleksi sampel berdasarkan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia:


(52)

Tabel 3.2. Daftar perusahaan perbankan di BEI yang menjadi sampel

No. Kode Nama Perusahaan

Kriteria Penentuan Sampel

Sampel 1 2 3 4 5

1. AGRO Bank Agroniaga Tbk  X X

2. INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk      Sampel 1

3. BBKP Bank Bukopin Tbk      Sampel 2

4. BNBA Bank Bumi Arta Tbk      Sampel 3 5. BABP Bank ICB Bumiputera Tbk.      Sampel 4 6. BACA Bank Capital Indonesia Tbk      Sampel 5 7. BBCA Bank Central Asia Tbk      Sampel 6

8. BCIC Bank Mutiara Tbk.    X X

9. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk    X 10. BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.    X X 11. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk    X 12. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk      Sampel 7

13. BKSW Bank QNB Kesawan Tbk  X X

14. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk      Sampel 8

15. MAYA Bank Mayapada Tbk    X

16. MEGA Bank MEGA Tbk      Sampel9

17. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk     Sampel 10 18 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk     Sampel 11

19. NISP Bank OCBC NISP Tbk X   X

20. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk    X 21. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk    X 22. BNLI Bank Permata Tbk     Sampel 12 23. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk     Sampel 13 24.. BSWD Bank of India Indonesia Tbk.  X X

25 BVIC Bank Victoria International Tbk    X 26. MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk  X X 27. BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk X   X 28. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk    X  29. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.  X   30. BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. X   X


(53)

Dari tabel proses seleksi sampel di atas, terdapat 31 perusahaan perbankan yang menjadi populasi, maka didapatlah 13 perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel perusahaan perbankan yang menjadi sampel pada penelitian ini:

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Bank

1 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

2 BBKP Bank Bukopin Tbk

3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

4 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk

5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

6 BBCA Bank Central Asia Tbk

7 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

9 MEGA Bank MEGA Tbk

10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

12 BNLI Bank Permata Tbk


(54)

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, dengan menggunakan software SPSS 17. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat dalam melakukan analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi berganda maka harus dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik, dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan pada penelitian ini sudah memenuhi model regresi. Agar kemudian dapat dilakukan pengujian analisis selanjutnya untuk mengetahui apakah regresi berganda adalah model yang tepat digunakan pada penelitian ini.

3.5.1.1 Uji Normalitas

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Menurut Erlina (2011:100), ”Data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal”.

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk menguji variabel pengganggu ini adalah dengan melakukan Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Uji


(55)

normalitas ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

H0 : Data residual berdistribusi normal. Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Dengan kriteria nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 makaH0 ditolak dan Ha diterima.

Menurut Erlina (2011:100) apabila hasil pengujian data tidak normal,maka untuk membuat data menjadi bentuk yang normal dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Transformasi data

Yaitu dengan mentransformasikan data ke bentuk lain. Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (Ln), Log 10, maupun akar kuadrat. Data bernilai negatif dapat ditransformasidengan logaritma, yang mana akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel (n) akan berkurang.

2. Trimming

Yaitu dengan memangkas atau membuang observasi yang bersifat outlier. Kriteria data yang bersifat outlier nilainya lebih kecil dari µ - 2α atau lebih besar dari µ + 2α.


(56)

Winzorising mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya dapat berubah menjadi normal.

3.5.1.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Menurut Erlina (2011:102), “Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.” Jika terjadikorelasi diantara variabel independen, maka variabel independen tidak orthogonal. Yang dikatakan variabel independen yang bersifat orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Menurut Ghozali (2011:105), “Tolerancemengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya”. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan


(57)

adanya multikolinearitas adalah nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10.

3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139), “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatanyang lain.” Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan nilai residualnya. Menurut Ghozali (2011:139) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(58)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2011:105), “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya”. Uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Hipotesis yang akan diuji adalah:

• Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ).

• Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ).

Menurut Ghozali (2011:111)Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai d<dl, berarti terjadi autokorelasi positif. 2. Bila nilai dl<d<du, berarti tidak dapat disimpulkan.

3. Bila nilai 4 – dl<DW<4, berarti terjadi autokorelasi negatif. 4. Bila nilai 4 – du<d<4-dl, berarti tidak dapat disimpulkan. 5. Bila nilai du<d<4-du, berarti tidak ada autokorelasi.


(59)

3.5.1.5 Uji Regresi Berganda

Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian. Pada regresi berganda terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu varibel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah ROA, sedangkan yang menjadi variabel independen adalah NPL dan LDR.

Adapun model hubungan ROA dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam persamaan sebagai berikut:

ROA = a + b1 NPL + b2 LDR + e Dimana :

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi dari X1, X2 e = Error term

3.5.2 Pengujian Hipotesis

Pada uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Dalam pengujian hipotesis yang dapat digunakan meliputi; uji parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), uji koefisien determinasi (R²).


(60)

3.5.2.1 Uji Parsial (t-test )

Menurut Ghozali (2011:98) “Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependennya.”Adapun kriteria uji tersebut antara lain :

H0 = Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha = Variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika thitung< ttabelpada α 0.05, maka Ho diterima. Jika thitung> ttabelpada α 0.05, maka Ho ditolak. Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, artinya signifikan.

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak signifikan. Dalam pengujian hipotesis untuk menentukan t tabel derajat bebas (df) dapat ditentukan dengan rumus = n-k. Dimana n adalah banyak objek penelitian, sedangkan k adalah banyaknya variabel bebas.


(61)

3.5.2.2 Uji Pengaruh Simultan ( F-test )

Untuk menguji pengaruh secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2011:98), “Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.”Adapun kriteria uji tersebut antara lain :

H0 = Variabel independen secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha= Variabel independen secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika Fhitung< Ftabelpada α 0.05, maka Ho diterima. Jika Fhitung> Ftabel pada α 0.05, maka Ho ditolak. Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, artinya signifikan.


(62)

Untuk menentukan Ftabel, terlebih dahulu harus ditentukan N1 (pembilang) dan N2 (penyebut). Untuk menentukan N1 (df1) rumusnya adalah k-1, sedangkan untuk menentukan N2 (df2) rumusnya adalah n-k, dimana n adalah jumlah objek penelitian dan k adalah jumlah variabel.

3.5.2.3 Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi atau disebut juga uji R2digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen.. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0< R2<1).

Menurut Imam Ghozali (2011:97)

Nilai R2 dapat naik ataupun turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Nilai R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai R2 negatif, maka nilai R2 dianggap bernilai nol. Jika nilai R2 = 1, maka R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka R2 = (1 – k )/(n – k). Jika k > 1, maka R2 akan bernilai negatif.


(63)

3.6 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitan yang direncanakan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Tahapan penelitian D e se m b e r 2013 Jan u ar i 2 0 1 4 F e b ru a ri 2 0 1 4 M a re t 2014 A p ri l 2014 M e i 2014 Ju n i 201 4 Ju li 2014 A g u st u s 2014 S ep tem b er 2 0 1 4 O k tob e r 20 14 N o v e m be r 2 014 D e se m b e r 2014 Ja n u a ri 2015 Pengajuan judul Pengumpulan data Penyelesaian proposal Penyerahan proposal Penyelesaian skripsi


(64)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Objek Penelitian

Bab ini membahas sejumlah analisis berkaitan dengan data-data keuangan yang diperoleh dari penelitian. Pembahasan secara sistematis dilakukan dengan urutan sebagai berikut: 1. Statistik deskriptif, 2. Pengujian asumsi klasik, 3. Analisis data yang berupa hasil analisis regresi linier berganda, 4. Pengujian variabel independen baik secara parsial, simultan dan determinasi, 5. Pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dari seluruh perusahaan yang go publik dan terdaftar di BEI tidak semua yang dijadikan sampel penelitian. Dimana dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan perbankan yang terdaftar dari tahun 2011 - 2013 yang mempublikasikan data-data keuangan perusahaan dan yang memenuhi kriteria yang diajukan selama periode pengamatan 2011 - 2013. Teknik pengolahan yang digunakan dalam analisis ini adalah proporsive sampling sehingga dari 31 perusahaan perbankan yang menjadi populasi, hanya 13 perusahaan perbankan yang memenuhi semua syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.

4.2Statistik Deskriptif

Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2013) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi NPL, LDR, NIM dan ROE.


(65)

Dari data mentah yang telah diinput dapat dilihat nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviation dari masing-masing variabel penelitian pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Perhitungan Nilai Maksimum, Minimum, Mean, dan Standar Deviasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPL 39 .21 6.26 2.0433 1.34323

LDR 39 44.24 95.07 78.8392 12.59896

NIM 39 3.55 9.58 5.5851 1.24928

ROE 39 -18.96 42.49 17.3344 12.08478

Valid N (listwise) 39

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa dari 39 sampel bank, variabel ROE mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar

17.3344%, besarnya ROE sesuai dengan aturan BI yaitu ROE yang baik harus

diatas 1,5%. Rata-rata NPL sebesar 2.0433%, besarnya NPL sesuai dengan aturan BI yaitu NPL yang baik harus dibawah 5%. Sedangkan rata-rata LDR sebesar

78.8392%, besarnya LDR tidak sesuai dengan aturan BI yaitu LDR yang baik

antara 80% sampai dengan 110%. Untuk rata-rata NIM sebesar 5.5851, besarnya NIM tidak sesuai dengan peraturan BI yaitu NIM yang baik adalah 6% keatas.


(66)

4.3Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan sampel rata-rata rasio keuangan selama tiga tahun, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Uji normalitas

Pengujian apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik.Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram, membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1.berikut:

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(67)

Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal.Namun demikian dengan hanya melihat histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Uji Normalitas


(68)

Jika dilihat berdasarkan grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa grafik pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam uji normalitas residual dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, oleh karena itu untuk melengkapi uji grafik dilakukan juga uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diindikasikan bahwa data mempunyai distribusi normal, dimana berdasarkan nilai signifikansi Kolmogorov - Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 39

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 8.11714299

Most Extreme Differences Absolute .156

Positive .091

Negative -.156

Kolmogorov-Smirnov Z .974

Asymp. Sig. (2-tailed) .299

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(69)

menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 yang mempunyai nilai signifikan 0,299 maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Dalam mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model persamaan pertama digunakan variance inflation factor (VIF). Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan VIF

a. Dependent Variable: ROE

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari masing-masing variabel yaitu NPL, LDR, dan NIM dengan nilai 0.943, 0.951, dan 0.988 yang kesemuanya lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF 1.060, 1.052, 1.012< 10 maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen tersebut.

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

NPL .943 1.060

LDR .951 1.052


(70)

3. Uji Heteroskedastisitas

Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser dapat ditunjukkan dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedasitisitas

.Coefficientsa

a. Dependent Variable: ROE

Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.4 tersebut nampak bahwa variabel bebas NPL menunjukkan hasil yang tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPL tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas dalam varian kesalahan, dan variabel NPL yang digunakan tidak mempengaruhi residualnya. Sedangkan variabel LDR dan variabel NIM nampak mengalami heteroskedastisitas. Untuk menentukan heteroskedastisitas juga dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak , tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik Scatterplot, yang ditunjukkan pada gambar 4.3 dibawah ini :

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.152 10.522 -.014 .989

NPL -4.562 1.052 -.507 -4.338 .000

LDR .001 .112 .001 .008 .994


(71)

Gambar 4.3

Uji Heteroskedasitisitas

Dari grafik scatterplottersebut dapat dilihat bahwa penyebaran residual tidak teratur atau tidak membentuk pola. Hal tersebut dapat dilihat pada titik-titik atau plot yang menyebar. Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.Uji Auto Korelasi

Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian ini diuji dengan uji Durbin-Watson (DW-test). Hasil regresi dengan level of signifikan 0.05 (α=0.05) dengan variabel independen sejumlah 3 dan banyak data sejumlah 39( n = 39 ). Adapun hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

B

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .741a .549 .510 8.45787 1.810

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROE


(1)

Coefficientsa

UjiAutokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .741a .549 .510 8.45787 1.810

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, NPL Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

NPL .943 1.060

LDR .951 1.052

NIM .988 1.012


(2)

Uji Hipotesis

Hasil Perhitungan Regresi Simultan

Uji Koefisien Determinasi (

)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .741a .549 .510 8.45787

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROE

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.152 10.522 -.014 .989

NPL -4.562 1.052 -.507 -4.338 .000 .943 1.060

LDR .001 .112 .001 .008 .994 .951 1.052

NIM 4.787 1.105 .495 4.334 .000 .988 1.012 a. Dependent Variable: ROE

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3045.845 3 1015.282 14.193 .000a

Residual 2503.744 35 71.536

Total 5549.590 38

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROE


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Pengaruh Jumlah ATM, Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) Terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 115 92

PENGARUH RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN, LOAN TO DEPOSIT RATIO, DAN NON PERFOMING LOAN TERHADAP MODAL PERBANKAN DI BEI TAHUN 2009 �.

0 4 22

Analisis pengaruh non performing loan, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap profitabilitas perbankan : studi empiris di industri perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011.

0 0 166

Analisis pengaruh capital adequacy ratio, non performing loan, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap rentabilitas perbankan di Indonesia : studi empiris di bank umum yang terdaftar di BEI periode 2007-2010.

0 0 101

Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non Performing Loan, Operational Cost Ratio, Net Interest Margin dan Return On Assets Perusahaan Perbankan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan 2.1.1.1 Pengertian Perbankan - Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahu

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 0 8

ANALISIS PENGARUH NET INTEREST MARGIN, NON PERFORMING LOAN DAN RETURN ON ASSET TERHADAP LOAN TO DEPOSIT RATIO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

0 0 16

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi Empiris di Industri Perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011)

0 0 164